Pagi ini Adel dan Oniel baru saja selesai olahraga rutinan mereka, Freya yang berusaha mengikutin rutinitas pagi kedua gadis kekar ini, hanya bisa bertahan 1/4 jalan sebelum tertunduk lesu dengan nafas terengah-engah. Menu pemanasan dan latihan pagi mereka berdua memang tidak main-main.
"Mendingan?" tanya Oniel sembari memijit-mijit betis Freya.
"Ih, aku gapapa kok cuma ngos-ngosan, kak Oniel kan yang baru kelar olahraga, kenapa malah mijitin aku!" Freya menepis tangan Oniel halus.
"Haha, khawatir aja anak orang kram aku mah Fre" ucap Oniel terkekeh, lantas ia menegak air putih dalam botol, melepas dahaganya.
"Kak Oniel nanti yang jaga Ashel fitting terakhir sekaligus ngambil gaunnya ya?" tanya Adel.
"Kenapa? Mau tukeran?" tawar Oniel.
"Mmm, engga deh, ini Cepio, Ci Gre sama Si Ella mau ke Mall buat acara Xiaomi dan gue udah ikut briefingnya kemaren, pasti ribet kalau tuker-tuker" ucap Adel, sungguh hatinya ingin mengiyakan tawaran Oniel, tapi dia harus profesional.
Freya pun menepuk pundak Adel beberapa kali, semacam memberikan semangat.
"Segera dibilang Del, takut telat" ucap Freya.
"Hmmm, kayaknya udah telat deh, gue sama elu aja deh kak Fre" ucap Adel sembari memandang Freya lekat.
"Ihhhh takut" Freya bergidik ngeri lantas berlari menjauh. Oniel dan Adel terbahak saja melihat tingkah putri keraton itu.
---
"Ini kamu mau nikahan apa graduate Cel?" tanya Oniel takjub melihat gaun Ashel "Cantik banget sumpah" tambahnya sembari memberikan dua jari.
"Apaan sih kak, tapi makasih loh" jawab Ashel malu-malu.
"Ini boleh aku foto gak sih, aku kirim ke Adel haha" kekeh Oniel.
"Ih jangan, aku mau dia liat langsung" ucap Ashel sembari tersenyum.
"Siap deh tuan putri" balas Oniel sembari sedikit membungkuk.
Setelah itu Oniel pun membiarkan Ashel fokus pada kegiatan Chekica, yaitu foto Online bersama fans. Oniel hanya tersenyum saja melihat interaksi Ashel dengan para fans-nya. Banyak fans yang salah tingkah atau bahkan nge-reog sendiri melihat idolanya tampak begitu cantik dengan gaunnya. Oniel menghabiskan waktu dengan memanas-manasi Adel yang berkali-kali bertanya perihal Ashel kepada dirinya melalui whatsaap. Salah sendiri tidak berani jujur soal perasaan sendiri. Ah, mungkin Oniel lupa, bahwa dia sendiri terkadang masih menyimpan harap pada satu nama di masalalunya.
"Kak maaf lama, ini aku ganti baju dulu ya, sekalian balik" ucap Ashel.
"Aman shel" balas Oniel memberikan jempolnya.
Oniel memeriksa sarung pisau yang menyarung di bagian belakang ikat pingangganya. Dia harus waspada, mengingat pengalaman akhir-akhir ini, kejutan serangan bisa datang kapan saja.
"Yuk Kak!" ajak Ashel, saat ini dia sudah menggunakan kaos biasanya, dibalut hoodie berwarna cokelat muda, di tangannya ada tas besar berisi gaunnya.
Oniel meminta tas di tangan Ashel, agar dia saja yang pegang. Ashel terkekeh lantas menyerahkan tas itu ke Oniel, selepas itu dia mengalungkan tangannya ke lengan Oniel erat. "Mohon bantuannya sampai aku balik ya kak Onyil" bisik Ashel sembari terkekeh. Oniel pun tertawa saja, lantas mengangguk.
Saat ini Oniel dan Ashel sedang menyusuri lorong butik itu, entah kenapa rasanya terlalu sepi, Oniel was-was. Di ujung lorong dia melihat ada cleaning service wanita dengan topi yang sedang sibuk mengepel jalan. Mereka refleks berhenti, mencari apakah opsi jalan memutar dari lorong itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Beloved Bodyguards (TAMAT)
FanfictionDi suatu semesta lain, Adel dan Oniel adalah Kakak Beradik yang dibesarkan di panti asuhan, sampai suatu kejadian memaksa mereka untuk menjadi pelindung bagi-bagi member-member grup Idola ibukota. Bagaimanakah keseruan perjalanan mereka? - Sebenarn...