"Cepio dan Freya mending pulang sekarang" ucap Oniel galak."Tapi aku mau nyelametin kak Zee dan aku mau mastiin Freya dan kalian pulang hidup-hidup" ucap Fiony dengan muka yang menggemaskan. Jika situasinya bukan hidup dan mati, Adel sudah habis mencubiti pipi Fiony.
Oniel dan Adel saling pandang, mereka sungguh bingung harus seperti apa. Begundal Kroco Krisan Hitam ada sekitar 20-30an orang, ditambah 6 pasukan tempur inti dan Yori saja sudah cukup kewalahan. Apalagi ditambah harus menjaga Fiony.
"Kalian kok bisa lolos dari penjagaan anak-anak padepokan?" tanya Adel heran.
"Rata-rata anak padepokan kan fans Freya, diizinan lah bilangnya beli es krim di depan" kekeh Fiony.
"Lagian aku kan udah boleh tempur sama bang Boby" ucap Freya sembari mengeluarkan Baton yang bisa dilipat.
"Ga langsung ngelawan Krisan Hitam juga sih tapi" Adel mendesah pasrah. Sepertinya menyuruh mereka pulang akan lebih menyusahkan.
"Freya ikut Adel, Cepio Ikut aku, jangan jauh-jauh dari kami Oke?" ucap Oniel tegas lantas ia mengeluarkan pisau lipat dari sakunya dan memberikan kepada Fiony. Tangan Fiony bergetar karena takut, Oniel menghela nafas, ia sangat memahami hal itu.
Freya sendiri terlihat tegang. Oniel lantas menarik mereka berempat untuk membentuk lingkaran dan saling merangkul.
"Kita masuk berempat, keluar berlima sama Zee. Okay?" ucap Oniel. Ketiga gadis itu mengangguk.
Lantas Oniel menjelaskan rencana mereka sekali lagi dan menjadikan titik utama penyerbuan kali ini adalah penyelamatan Zee, bukan pertarungan.
---
"Kak Fre, siap bertarung ga?" tanya Adel saat mereka sudah tepat di depan pintu.
"Lah bukannya mau nyusup diem-diem?" tanya Freya sedikit takut.
"lah tadikan liat sendiri semua jendela dan pintu di jaga, sekalian aja kita dobrak dari depan" ucap Adel.
"Mmm, berani" Freya berkata sedikit gugup, Batonnya ia pegang erat.
Oniel memperkirakan ada sekitar 10 orang yang berjaga di ruang depan. Keroco-Keroco semua kecuali satu orang yang auranya cukup kuat.
"Knock-Knock Muthafucka" Adel menendang Kencang Pintu besar itu, sampai terlempar dan mengenai salah satu orang yang siaga menunggu. Orang itu lantas menendang pintu yang Adel lempar dengan sigap lantas memasang kuda-kuda.
"Bentengnya Krisan Hitam, Edo, lama ga ketemu Do" kekeh Oniel pada orang itu.
"Sayang sekali pertemuan kita sekarang dalam kondisi bersebrangan" kekeh Edo, pria kekar itu lantas menunjuk keempat gadis, para kroco yang ada disana mengerti dan langsung menerjang mereka.
"Fre Cobain!" ucap Adel sembari mendorong Freya ke depan.
Freya yang gugup lantas mengeluarkan energi berlebihnya dan mulai mengayunkan batonnya ke orang-orang itu. Gerakan gadis itu memang tidak rapih karena ketakutan, namun sepertinya cukup terasa karena berhasil mengenai 3 orang kroco yang maju paling depan.Adel dan Oniel tersenyum bangga, tak sia-sia latihan Freya selama ini. Mereka lantas melesat ke depan menghabisi sisa Kroco yang lain.
"Jagain Cepio kak Fre!" bisik Adel sebelum mengarahkan tendangannya ke Edo.
"Keras juga!" ucap Edo sembari menangkap kaki Adel yang mengincar mukanya.
"Kak Oniel, bawa yang lain maju ke depan aja, aku yang selesain disini!" ucap Adel.
"Oke, jangan lama-lama nyusulnya Del, Edo badannya doang gede, tititnya kecil, pukul aja tititnya!" ucap Oniel kencang. Edo mendengar itu mukanya memerah karena malu dan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Beloved Bodyguards (TAMAT)
FanfictionDi suatu semesta lain, Adel dan Oniel adalah Kakak Beradik yang dibesarkan di panti asuhan, sampai suatu kejadian memaksa mereka untuk menjadi pelindung bagi-bagi member-member grup Idola ibukota. Bagaimanakah keseruan perjalanan mereka? - Sebenarn...