Adel memandangi kotak yang dilapisi kertas kado berwarna abu-abu dengan sedikit aksen biru itu. Dia mendesah pelan, sebenarnya untuk apa dia sampai melakukan ini. Toh, dia niatnya disini hanya bekerja, tapi mengapa hatinya lancang menumbuhkan perasaan lebih kepada salah satu gadis yang ia selamatkan secara tidak sengaja malam itu?
Adel pun perlahan berdiri, dia mendapat informasi dari Jessi bahwa gadis favoritnya itu akan berulangtahun dalam waktu dekat. Maka dari itu, dia yang terakhir membungkus kado beberapa tahun lalu karena Oniel genap 17 tahun, sekarang bingung harus membeli kado apa. Terdamparlah dirinya di toko aksesoris atas rekomendasi Freya, rasanya terakhir kesini ketika Mira mengajaknya untuk mencari tempat bedak yang lucu, Adel heran, kenapa juga tempat bedak harus lucu.
Di toko aksesoris itulah, Adel membelikan boneka panda dan sekaligus meminta petugasnya untuk membungkuskan. Kenapa boneka panda, entahlah, feeling saja. Ketika petugas menawarkan Adel untuk menulis pesan untuk ditaruh di dalam kadonya, Adel hanya menuliskan.
"Selamat ulang tahun, jangan jadi tua dan menyebalkan"
Pee Wee Gaskin juga a? mungkin itu arti tatapan petugas disana saat membaca pesan yang Adel tuliskan.
Jadi, lihatlah sekarang, Adel yang sedang merenung di kamarnya sembari memandangi kadonya terus seperti orang bodoh, karena dia baru sadar, bahwa lebih banyak momen canggung antara dia dan gadis itu daripada momen ketawanya. Rasa-rasanya dia lebih lepas jika bercengkrama dengan Olla atau Jessi, beda dengan gadis itu, bahkan ketika berpamitan daripada saling melambai, dia malah memberikan bro-fist. Kapan kalian mendengar ada orang memberikan bro-fist kepada gebetan? tidak ada, hanya Adel saja.
Adel bingung, bagaimana cara memberikan kado ini, dan kenapa juga tiap bersama dengan gadis itu, dia lebih banyak canggung. Aneh, dan dia juga lebih sering sok keren, sok cool, banyak diam, aneh.
Duk Duk! suara pintu diketuk.
"Siapa?"
"Gue del, masuk ya?" ucap suara di balik pintu.
"Masuk aja kak"
Oniel pun masuk, dia memperhatikan Adel yang sedang termenung memandangi kotak abu-abu itu.
"Itu apaan?" tanya Oniel setelah menghempaskan tubuhnya di kasur Adel.
"Kado" jawab Adel singkat.
"Buat?" Oniel heran.
"Ada deh" jawab Adel sekenanya.
Oniel tersenyum simpul, menarik nafas lalu menetralkan sedikit detak tak beraturan di dadanya.
"Jatuh cinta lu?""Entah"
"Aneh, baru kali ini gue liat elu jatuh cinta" ucap Oniel sembari terkekeh.
Adel hanya mendengus saja, malas menanggapi.
Oniel pun mengubah posisinya menjadi rebahan, tangannya yang terbalut perban dia letakan di atas perutnya.
"Cinta yang egois itu, cinta yang ga diungkapin, jadi siapapun itu, lu jujur aja" ucap Oniel menasehati.
"Kalau ditolak? kita kan ga selevel" ucap Adel dengan nada sedikit pasrah.
"Hmmm, sama anak-anak ya?" tebak Oniel.
Adel hanya mengangguk sebagai jawaban. Oniel terkekeh lalu meminta Adel untuk tidur di sebelahnya. Adel menurut.
"Del, menurut gue sih, ga ada salahnya lu jujur, toh anak-anak juga sayang banget sama elu" ucap Oniel.
"Hm, tapi entah kenapa gue ngerasa kita ga akan pernah selevel sama mereka Kak" ucap Adel getir.
"Yah, masalah itu, urus nanti aja" Oniel berkata enteng "yang gue tau, perasaan tulus, berbalas atau engga, endingnya pasti bikin tenang" tambahnya.
"Tai, kayak lu pernah jatuh cinta aja" ucap Adel dengan nada meremehkan.
"Kalau gue udah sembuh, gue jitak elu 10 kali ye!" ucap Oniel kesal. Sedang Adel hanya tertawa saja, sembari memikirkan kata-kata Oniel tadi.
---
Perayaan ulang tahun kali ini sedikit menyedihkan karena di akhir acara, sang gadis mengumumkan tanggal last show-nya yang kurang lebih satu bulan lagi. Hal itu tentu membuat Adel yang menonton dari FOH hanya bisa tersenyum getir, entah kenapa paper bag yang dia bawa terasa lebih berat.
Selama pertunjukan tak ada henti-hentinya Adel terpana dengan visual dan senyum yang gadis itu berikan. Suaranya yang khas dan sedikit cadel, malah menjadi pesona sendiri, ditambah tingkahnya yang centil entah kenapa begitu menggemaskan. Sifatnya yang clingny dan suka bercerita tidak terasa menganggu bagi Adel. Dia suka ketika perutnya dipeluk oleh gadis itu, atau tiba-tiba malam-malam gadis itu ke kamar, minta ditemani tidur karena tidak ada teman cerita, atau bagaimana gadis itu kadang memanggilnya dengan 'Adelia'.
Adel termenung sendiri, sekali lagi dia merasa ada yang mengganjal di hatinya. Dia pernah menghabisi segerombolan bocah SMP tawuran sendirian, tapi untuk memberikan kado pada gadis terkasihnya saja terasa berat. Ah, mending mukulin preman kampung rambutan deh, daripada begini. Mungkin begitu pikir Adel sederhana.
Akhirnya dengan langkah yang diberani-beranikan, Adel perlahan mendekat ke arah backstage, ingin mengucapkan selamat sekaligus memberikan kado. Ketika hampir mendekati ruang ganti, Adel melihat gadis itu berbincang dengan seseorang yang juga dia kenal.
"Ahhh, lu bela-belain kesini buat gue Zee, aa senang banget" ucap gadis itu sembari memeluk erat Zee.
"Iya dong, demi kamu apa sih yang engga, nih kado, selamat 19 tahun ya sayangku" ucap Zee sembari mencubit halus pipi gadis yang ada di depannya.
"Ahhh, tas ini kan mahal Zee? Thanks banget ya!" Ashel memeluk Zee erat.
Entah mengapa langkah Adel melihat itu semua menjadi berat. Berat di hatinya makin terasa, ternyata dia sudah kalah sebelum berperang. Zee, gadis manis yang hampir menciumnya itu jelas lebih pantas untuk Ashel. Dibanding dirinya yang setengah berandal, Zee ibarat mutiara sedang ia hanya remah-remah. Namun, Boby tidak mengajarkan dirinya untuk mudah menyerah, setidaknya kado yang sudah ia siapkan harus sampai kepada yang berhak.
"Se-selamat ultah ya Shel, ga mahal tapi gue pilih sendiri, panjang umur ya" ucap Adel tiba-tiba sembari memberikan tinjunya. Ya, bro-fist lagi.
"Eh, Adel?" Ashel dan Zee kaget secara bersamaan.
Zee kaget karena dia takut Adel mendengar bercandaannya dengan Ashel dan menjadi salah paham. Sedangkan Ashel kaget karena tidak menyangka gadis yang sering canggung dengannya itu akan memberikan hadiah.
"Ini disambut dulu plis, tangan gue pegel" ucap Adel sedikit terkekeh dengan reaksi kedua orang itu.
Ashel pun langsung sadar dan membalas bro-fist Adel dengan tersenyum. Sedangkan Zee sedikit tidak suka, dia berfikir tidak akan memaafkan Adel kalau ulang tahunnya nanti tidak diberi kado apa-apa.
"Gue buka yaaa" ucap Ashel antusias "Aaaa, lucu banget, pandanya bawa bambu"
"Syukur kalau kamu suka" ucap Adel sembari tersenyum refleks, melihat gadis yang dia sukai bahagia, ternyata cukup memberikan ketenangan.
"Suka banget, sekali lagi makasih yaaa" Ashel pun menghambur memeluk Adel.
Adel membalas pelukan Ashel dengan kikuk. Muka tak suka Zee dia tafsirkan bahwa Zee tidak suka Adel memeluk kekasihnya lama-lama. Padahal jelas, Zee cemburu pada Ashel yang memeluk Adel. Dia saja belum pernah peluk-peluk.
Adel pun pamit, aura kebencian dari Zee membuat dia tidak nyaman. Ah, Adel tolol itu bukan benci, itu cemburu Del. Melihat Adel yang bersiap pergi, Zee menarik tangan Adel dan berbisik padanya.
"Gue ultah 16 Mei" lirih Zee.
"He?" Adel bingung.
"Pokoknya inget ultah gue, awas aja!" ucap Zee sambil berlalu, meninggalkan Adel dengan sejuta pertanyaan.
Bersumbang
Special Last Show si Aceng
Ah, sedih deh pokoknyaaaaaaaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Beloved Bodyguards (TAMAT)
FanfictionDi suatu semesta lain, Adel dan Oniel adalah Kakak Beradik yang dibesarkan di panti asuhan, sampai suatu kejadian memaksa mereka untuk menjadi pelindung bagi-bagi member-member grup Idola ibukota. Bagaimanakah keseruan perjalanan mereka? - Sebenarn...