61 : S2 - Yang Menenangkan Hati

1.5K 233 7
                                    

Leher dan wajah Alif membiru. Badannya terangkat beberapa sentimeter dari lantai. Tangannya berusaha melepaskan telapak tangan Oniel yang sedang mencekiknya. Teriakan Fiony di chapter sebelumnya ternyata memperingatkan Adel dan Alif karena Oniel tiba-tiba menerkam ke arah mereka. Adel sendiri mematung mengingat moment saat pertama kali jurus ini dipraktikan. Boby, Yana dan Yuvia sampai harus menahan Oniel agar nafas dinginnya tidak makin tersebar kemana-kemana.

Cekikan Oniel mengendur saat sudah tidak ada perlawanan dari Alif, bunyi benda besar terdengar efek jatuhnya badan Alif ke lantai. Tak lama Oniel ikut tersungkur, tubuhnya bergetar kedinginan. Adel langsung mendekap Oniel, memberikan pelukan hangat dengan sentuhan kulit secara langsung. Fiony yang awalnya masih kaget dengan kekuatan Oniel yang bisa mengangkat pria dewasa dengan satu tangan, langsung berlari cepat ke arah Adel yang sedang memeluk Oniel sembari mengusap-usap tubuh gadis itu dengan tangan. Memberikan kehangatan. Ia ingin membantu

"Eh, jangan Ce, nanti Cece biru-biru kalau bantuin kak Oniel, aku aja!" larang Adel, telapak tangannya ia rasakan mulai mendingin, tapi dihiraukan dan tetap mengusap dan memeluk Oniel.

"Ihh aku juga mau bantuin, aku anget kok!" ucap Fiony kukuh. Saat tubuhnya ingin memeluk Oniel tiba-tiba Fiony merasa dilempar sesuatu, tubuhnya terjatuh.

"Aduh! eh kak Fre!" Pekik Fiony saat menyadari yang dilempar ke arahnya adalah Freya yang sudah dalam keadaan payah. Beberapa bagian tubuhnya lebam karena bekas pukulan, bahkan bibirnya sedikit sobek dan mengucur darah.

"Dia emang jadi kuat dalam waktu singkat, tapi pengalamannya masih payah banget" ucap Yori tiba-tiba sudah ada di hadapan mereka sembari menyeret Zee. Gadis itu menangis dalam diam karena mulutnya yang masih ditutup lakban.

Menyadari tersisa dirinya yang masih bertarung Adel langsung berdiri diantara Yori dan teman-temannya.
"Serahin kak Zi atau pilih mati!" tegas Adel.

"Hahaha, dalam kondisi prima aja kamu belum tentu bisa ngalahin aku Del" kekeh Yori. Ia perlahan berjongkok dan melepas lakban yang ada di mulut Zee.

"Yoriiii, kenapa kamu tega giniin aku huhu" tangis Zee pecah "Adel tolongin aku Del!" isak Zee pada Adel.

"Hahahaha, kenapa aku tega?" Tawa Yori pecah, dia menarik rambut Zee dan mengarahkan pisaunya ke leher gadis itu "Yang ada harusnya aku tanya, kenapa kamu tega, ninggalin aku kamu lagi naik-naiknya? Sejak kamu sering jadi center dan main film, bahkan pesan dari aku ga pernah dibales" Yori tiba-tiba meneteskan airmatanya.

"Freya juga naik, aku ditinggal" Lalu Yori menatap tajam Fiony "Bahkan harapan terakhir ku juga sama. Kamu tau kan perasaanku ke kamu ga pernah ilang, bahkan sampai sekarang!" bentak Yori pada Fiony.

Semua yang ada disitu kaget, karena memang perasaan Yori kepada Fiony tidak pernah diceritakan kepada siapapun selain Fiony-nya sendiri.

"Yori, kamu selalu aku anggep adik aku" ucap Fiony yang sudah ikut menangis.

Yori menggeleng "Kamu sengaja ngejauh sejak sadar punya perasaan lebih ke Freya kan? karena kamu ga mau dia salah paham soal kedeketan kita!"

"Engga Yor, aku ngaku kalau kita jadi jarang komunikasi, tapi itu semua karena emang aku sibuk, ga ada sama sekali buat ninggalin kamu sendirian" Fiony perlahan mendekat ke arah Yori, namun di tahan oleh Adel.

"BOHONG!" Yori berteriak kencang lalu berlari menghindari Adel dan mengincar Fiony sembari menghunuskan pisaunya.

"YORIIIIIII!!!" Teriak Zee.

Adel dengan Sigap menarik Yori ke belakang, tinggal 3 senti lagi pisau itu akan menembus perut Fiony.

"Lawan lu itu gue!" hentak Adel kepada Yori sembari mengarahkan tinjunya ke wajah gadis mungil itu. Yori dengan sigap Menangkis.

Our Beloved Bodyguards (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang