"Sol tau gak" *mukanya kayak serius banget*
"apaan?" Solar masih fokus dengan penelitian nya
"lo itu bagaikan cahaya matahari yang dapat menerangi hatiku"
"apaan gak jelas banget" ucap Solar gak peduli dengan sosok disebelahnya ini.
Yap ini hari Ahad pagi dimana mereka dirumah saja. tidak pergi kemanapun karena malas. dan banyak kerjaan dirumah
"alah lu gak asik Sol" ucapnya sebal, dia ikutan melihat apa yang sedang dilakukan oleh Solar sekarang.
"lu bikin apa sih?" *mendekat lebih dekat Solar*
"lo gak ada kerjaan apa gimana sih pan?" tanya Solar heran, ia juga menghentikan eksperimen nya. dan menatap Taufan yang sedari tadi mengoceh gak jelas di sebelahnya.
"hehehe"
"emang plafon Gempa udah lo benerin?" tanya Solar, mengingat kemarin Gempa menagih janji Taufan yang akan mencarikan tukang bangunan benerin plafon.
"belum hehehe, ini rencananya gue mau minta tolong sama lo. cariin tukangnya dong. ntar gue yang bayar" ucap Taufan sambil tersenyum manis, Solar hanya menatap datar Taufan disebelahnya
"ck katanya itu bagian lo cari dan gaji tukang plafon kok jadi gue?"
"cuma nyari doang Sol, nanti gue yang gaji" pinta Taufan memohon
"males"
"solarrrr"
"hm" *Solar jalan keluar kamar*
"kemana sol?" Taufan ngikutin Solar keluar kamar.
pas Solar sama Taufan keluar dari kamarnya si Solar, ada sosok lain yang masuk kedalam kamar si Solar sambil membawa 2 tangkai sunflower ditangannya.
"lah solar kemana?" monolog nya, tapi ia tetap masuk kedalam kamar si Solar. ia menatap vas bunga yang ia letakkan kemarin pagi, disana masih terlihat jelas 3 tangki tulip kuning yang masih terlihat segar padahal ia letakkan kemarin pagi.
"wahh kok masih segar" monolog nya sambil menatap berbinar tulip itu.
"pasti hasil eksperimen Solar" ucapnya menatap berbinar tulip itu, ia juga mengambil 1 tangkai tulip dari vasnya. mau di buang ceritanya. tapi sayang, masih cantik dan segar seperti baru saja dipetik.
"aku udah janji mau ganti bunganya setiap hari, tapi sayang banget kalo di buang" ucapnya menatap tulip ditangannya itu sendu. ngerawat nya susah bro, jadi kalo di buang kan sayang banget. jarang loh Thorn baik hati mau metik dan ngasih bunga yang ia rawat sepenuh hati seperti anak sendiri secara cuma-cuma tanpa bayaran apapun
"ahh aku kayaknya masih punya vas lagi" ucapnya lalu berjalan keluar dari kamar Solar, tak lupa ia membawa lagi 2 tangkai sunflower nya.
pas Thorn keluar kebetulan sekali Solar kembali ke kamarnya, tapi kali ini tidak bersama dengan Taufan.
"loh kok terbuka?" monolog nya pas ngeliat pintu kamarnya yang masih terbuka. tak peduli akhirnya ia memasuki kamarnya.
pas tadi Solar mengantar Taufan ke pawangnya. siapa? iya itu siapa lagi kalo bukan Gempa.
Gempa sekarang lagi masak sarapan. hooh masak sarapan pukul 7, katanya sih 'kalo hari libur ngapain masak pagi-pagi, lagipula kalian gak akan sarapan sepagi biasanya kan?' begitulah kira-kira ucapan Gempa kalo hari libur. dibawa santai aja.
"Sol lu beneran mau makan?" tanya Taufan yang masih mengekor i Solar
"Gempa, katanya Ufan mau bantuin lu- em kamu masak" ucap Solar pas udah masuk kedalam dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story! (Boboiboy Elemental)
Teen Fictionbaca aja. gak jelas tapi niatnya mau buat untuk diri sendiri sih. jadi maklum in aja kalo gak sesuai tema di awal. namanya juga gabut asal nulis doang. ingat Boboiboy dan kawan-kawan hanya milik Monsta. gue cuma pinjem nama mereka doang.