"selamat pagiiii" sapa Thorn riang."PAGI EPRIONE!" teriak Taufan yang turun bersama dengan si Thorn
"pagi/ hn" jawab Gempa dan Halilintar.
dibawah sekarang cuma ada 3 anak. satu Gempa yang lagi nyiapin sarapan, dua Halilintar ia juga sedang membantu si Gempa, ke tiga ada Ice yang duduk manis sambil main hp di meja makan.
"Thorn mana Solar?" tanya Gempa heran. biasanya Thorn akan turun dengan Solar.
tapi saat ini, Thorn sudah rapi dengan seragam sekolah dilengkapi tas ranselnya. ia turun bersama Taufan tanpa adanya Solar.
"belum bangun" jawan Thorn santai.
"hm tumben. aku bangun in Solar dulu. Hali tolong ya" ucap Gempa. lalu ia melepas Appron yang ia kenakan.
di Halilintar cuma manggut-manggut doang.
"cehh kebo" ejek Taufan riang
"emang kebo suka bangun lambat ya?" tanya Thorn heran
"hahaha jelas dong, nanti kalo bangun pasti langsung makan. kayak situ tuh" ucap Taufan dengan tawa khasnya. yang di maksud di kata-kata terakhirnya adalah si Blaze yang baru saja turun dengan muka bantalnya. terlihat jelas belum mandi karena masih memakai baju tidurnya.
"heh kebo" panggil Thorn riang.
Blaze terdiam sejenak
"hah? lo manggil gue?" tanya Blaze heran. dia belum sadar.
"hehhh beneran dong. Blaze ngaku kalo lo itu kebo hahahaha" ucap Thorn disertai gelak tawanya yang candu.
Taufan juga ikut tertawa, yang terkesan mengejek si Blaze.
"hahaha lawak anjir" ucap Taufan
"ihhh Aze belum mandi ya? orang yang belum mandi gak boleh makan!" ucap Thorn menghalangi Blaze yang hendak mendekati Ice.
"maksud lo apaan anjing?" tanya Blaze yang udah mulai ngegas
"mulut lo bau anjir. jauh-jauh lo" ucap Ice sambil mengusir Blaze yang hendak duduk didekatnya.
"apaan sih wangi gini kok" ucapnya sambil mencium badannya dan juga bau mulut nya.
"bau njir, sono lo" ujar Ice sambil mendorong Blaze agar menjauhi dirinya
"jahat banget lo pada"
"Gem mana Solar?" tanya Taufan pas Gempa turun tapi seorang diri. dan dia dengar-dengar gak ada suara teriak-teriak kek biasanya. dan tunggu dulu.. kalo diperhatiin secara seksama si Gempa kayaknya lagi lari-lari panik gitu mukanya.
"Thorn mana?" tanya Gempa ketika dia sudah berada di depan pada saudara nya. ia melirik kesana-kemari tetapi ia tidak melihat anak hijau itu
"ngambil balado ikan tadi" ucap Blaze sambil menunjuk kearah dapur. ia sempat melihat adiknya tadi pergi kearah dapur.
"apaan?" tanyanya yang baru muncul dari dapur sambil membawa se mangkok balado ikan. ia meletakkan nya di meja dan sebelum menyentuh meja langsung diambil alih oleh Ice.
"Solar demam. dia nyariin kamu" ucap Gempa. semua menatap Gempa tak percaya. bahkan si Ice yang lagi ngambil balado ikan ke piringnya pun terhenti sejenak dan menatap si Gempa.
"Solar.. sakit? kocak anjir" ucap Taufan sambil tertawa kecil. dia tidak menduga jika sosok seperti Solar bisa demam
"lo serius Gem?" tanya Blaze setelah melihat raut serius si Gempa.
"nyari aku?" tanya Thorn heran. untuk apa Solar mencari dirinya.
"aku serius. aku mau buatin bubur sama nyiapin obat dulu. kalian sarapan duluan aja, dan Thorn kamu naik dulu gih" ucap Gempa tenang, ia kembali lagi ke dapur untuk memasakkan Solar bubur. entah kenapa perasaan nya tidak enak sekarang.
"emm" guman Thorn
"perasaan kemarin sehat-sehat aja deh" ucap Blaze heran
"orang sakit gak ada yang tau Blaze" jawab Hali, entah mengapa aura Halilintar hari ini sangat tenang dan positif.
"iya sih" ucap Blaze menyetujui nya, saat ia hendak duduk Halilintar menepuk pundak nya dengan centong nasi.
"WOY! apaan sih Lin?" tanya Blaze kesal, sungguh lama-kelamaan dia bisa meledak disini. masih pagi loh ini
"mandi dulu, bau" ucap Halilintar. singkat padat jelas hingga membuat hati kecil Blaze tersakiti.
Blaze mematung sejenak. tapi kemudian ia berdiri lagi lalu hendak ke atas untuk mandi.
"sialan" umpatnya
"Thorn gak keatas?" tanya Halilintar.
"e-eh ini mau ke atas" ucap Thorn, sungguh dia tidak menyangka jika Halilintar akan menjadi seperti ini.
hey siapa sangka sosok Halilintar bisa menjadi sosok yang hangat? sungguh ini momen langka.
"BLAZE TUNGGU" ucap Thorn berlari menyusul Blaze.
"kenapa lo?" sepeninggalan Thorn dan Blaze, Taufan tiba-tiba menanyakan hal tersebut. cukup aneh memang. Hali gak pernah begini
"kenapa?" tanya nya heran.
"lo beda. kenapa?"
Halilintar terdiam sejenak. kenapa? apa salah jika ingin memperbaiki diri? dia ingat semuanya setelah semalam. jadi semalaman penuh Halilintar tidak ada di rumah, dia pergi menjenguk seseorang dan berhasil mendapatkan pencerahan hidup. dia baru saja pulang tadi subuh, ada yang tau? ada Gempa udah di dapur subuh itu.
"paling berusaha menjadi kakak yang baik" Ice yang sedari tadi cuma diam menyimak pun tiba-tiba ikutan nimbrung. ia melirik Halilintar yang mukanya sulit untuk di jelaskan.
"maaf" ucap Hali penuh sesal, dia sungguh meminta maaf dengan tulus sekarang. semenjak dia menjadi berandalan dulu hingga hilangnya seluruh ingatannya, dia belum benar-benar meminta maaf dengan seluruh saudaranya. dia benar-benar sudah banyak berbuat dosa.
"oh jadi lo udah inget? bagus deh" ucap Ice sambil melirik tajam kearah Halilintar yang cuma diem dengan muka datarnya.
"hn, gue bener-bener minta maaf sama kalian" ucap Hali penuh sesal.
"jangan minta maaf sama kami Lin" ucap Taufan, Hali mendongakkan kepalanya menatap wajah Taufan yang menatapnya datar. kenapa? ekspresi Halilintar menanyakan hal tersebut
"kalo lo gak tau kenapa, artinya lo belum ngerti" imbuh Ice.
itu adalah kalimat terakhir pagi ini. setelah nya hanya keheningan saja yang ada di meja makan sebelum Gempa dan Blaze ikut join. mereka sibuk dengan ponselnya masing-masing, kecuali Halilintar yang masih memikirkan apa lagi yang perlu ia lakukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story! (Boboiboy Elemental)
Teen Fictionbaca aja. gak jelas tapi niatnya mau buat untuk diri sendiri sih. jadi maklum in aja kalo gak sesuai tema di awal. namanya juga gabut asal nulis doang. ingat Boboiboy dan kawan-kawan hanya milik Monsta. gue cuma pinjem nama mereka doang.