-Gabriella Lexi Carter-
"Thanks" ujarku kepada Luke ketika mobilnya sudah berhenti didepan rumahku. Ya, dia mengantarku pulang setelah dia sudah menolongku dari preman-preman yang menggodaku dijalan tadi.
"Sama-sama" balasnya sambil tersenyum kearahku. Aku melihat sudut bibirnya berdarah, aku pun langsung mengambil tissue yang selalu ada didalam dompetku dan langsung membersihkan sudut bibirnya. Well, aku tahu pasti dia kaget atas perlakuanku. "I'm so sorry karena aku kau jadi seperti ini" lirihku ketika aku sudah membersihkan sudut bibirnya dan menatap mata birunya.
"It's okay, sekarang masuklah, besok harus kuliahkan?" Katanya sambil mengacak rambutku pelan dan dia masih tersenyum manis padaku. Astaga, aku merasa pipiku memerah. Semoga saja dia tidak melihat wajahku, tapi bisa-bisanya aku blushing karenanya?
Aku menangguk dan membalas senyumannya, lalu turun dari mobilnya. "Sekali lagi terima kasih" dia mengangguk dan kembali menjalankan mobilnya. Ketika mobilnya sudah tidak terlihat lagi dari mataku, aku pun langsung masuk kedalam rumahku, secara diam-diam. Ya, aku diam-diam keluar dari rumah tanpa sepengetahuan ibu dan ayah.
Aku tadi sudah sangat lapar sekali dan ingin sekali memakan cemilan dan dengan terpaksa aku nekat keluar dari rumah, tetapi ketika dijalan aku malah diganggu oleh dua orang preman tapi untung saja ada Luke yang menolongku. Entahlah apa yang akan terjadi kalau dia tidak ada dan ini sungguh sangat kebetulan bertemu dengannya terus.
Aku langsung masuk kekamarku dan menutup pintu dengan cepat. Aku bernafas lega karena tidak ada yang tahu. Aku pun mengganti celana jeans ku menjadi celana kaos pendek biasa yang sering kugunakan, lalu aku langsung rebahan diatas kasurku. Aku memandang langit-langit kamarku dan tiba-tiba aku memikirkan aku dan Luke yang terus-terusan bertemu.
Astaga, kenapa ini sungguh kebetulan? Apa memang Tuhan sengaja mempertemukanku dan Luke karena errr... Luke jodohku? Ah, ya Tuhan masa jodohku duda beranak satu? Apalagi dia dosenku.
Ah, kenapa aku memikirkan ini? Seperti senetron saja. Aku pun langsung menggelengkan kepalaku dan melupakan pikiran ngacoku itu dan kembali untuk tidur.
@#$%&*-+()
"Gabby, bangunlah."
Seseorang tiba-tiba mengguncang tubuhku, tetapi tetap saja aku malas sekali membuka mataku dan melihat orang itu. Aku benar-benar sangat mengantuk.
"Gabby! Bangunlah! Kau akan terlambat ke kampus kalau kau tidak bangun!!"
Apa? Terlambat kekampus? Aku tidak ingin terlambat! Dengan terpaksa aku membuka mataku dan mengucek mataku. Ketika mataku sudah jelas untuk melihat, aku langsung mengarahkan mataku kesegala arah dan disitu aku melihat kakakku Austin duduk disisi ranjang dan dia sedang memperhatikanku. Aku langsung mengubah posisiku menjadi duduk.
"Cepatlah mandi tuan putri, kau akan terlambat karena ini sudah jam setengah 10" aku membelalakan mataku karena ucapan Austin dan aku langsung melihat kearah jam dinding didepanku. Shit, benar katanya.
Tidak dipikir panjang lagi, aku langsung bangkit dari tidurku, mengambil handukku yang berada di lemari, dan mengambil pakaian yang akan kugunakan. Dan aku pun langsung masuk kedalam kamar mandi. Oh sial, aku menyesal semalam pergi keluar dan tertidur sekitar jam tiga.
15 menit kemudian aku keluar dari kamar mandi dengan pakaianku yang sudah rapi. Austin sudah tidak ada lagi dikamarku, mungkin dia sudah ada dibawah. Aku pun langsung menuju meja riasku sebentar untuk berdandan dan setelah itu kuputuskan untuk mengurai rambutku saja.
Aku langsung mengambil tasku yang berada diatas meja dan langsung turun kebawah untuk menemui ibu, ayah, dan juga Austin, sepertinya aku akan sarapan roti didalam mobil Austin saja.Ketika sudah turun kebawah aku melihat umm.. Calum dimeja makan. Hell, ngapain dia kesini? sepertinya ia ikut bergabung dengan Ayah, Ibu, dan Austin untuk sarapan. Aku mengerutkan keningku bingung dan langsung menuju meja makan dan duduk diantara Calum dan Austin.
Aku langsung melirik kearah Calum yang sedang tersenyum kearahku, "umm, Calum, ngapain kesini?" Tanyaku bingung.
"Dia ingin mengantarmu kuliah, by." Celetuk Austin tiba-tiba dan aku hanya memutar mataku dan kembali melihat kearah Calum.
Dia mengangguk, "Ya, aku ingin mengantarmu kuliah."
Aku hanya mengangguk mengerti dan cepat menghabiskan roti isi dan susuku. Well, aku rasa ibu dan ayah memperhatikanku heran karena aku makan rakus sekali, seperti tidak makan dua minggu, tapi masa bodohlah. Aku harus cepat sampai kekampus.
Ketika sudah selesai memakan makananku aku langsung melihat kearah Calum yang sedang meminum air putihnya. "Bisakah kita berangkat sekarang? Aku akan terlambat." Ujarku dan dia pun mengangguk, lalu berdiri dari tempatnya.
Aku pun ikut berdiri dan langsung mencium Austin, ibu, dan ayah dan langsung pamit keluar bersama Calum.
"Wowww... Gabby, tenanglah." Kata Calum sambil terkekeh dan dia pun melepas tanganku yang berada dipergelangan tangannya. Ya, tadi aku menariknya agar dia cepat sedikit.
Aku mendengus dan langsung masuk kedalam mobil dan diikuti olehnya juga. Tak menunggu lama, Calum pun langsung menjalankan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Aku disebelahnya hanya bisa cemas dan mengigit kuku jempolku. Aku orangnya benar-benar takut sekali kalau terlambat. Apalagi katanya hari ini ada ujian.
"Tenanglah, gabby. Tidak akan terlambat kok." Ujar Calum menenangkanku. Aku pun menghela nafasku dan mengarahkan mataku keluar jendela yang memperlihatkan pemandangan kota sydney. Tiba-tiba handphoneku yang berada didalam sakuku berbunyi menandakan ada pesan masuk. Aku pun mengambil handphoneku dan memang benar kalau itu adalah pesan dan itu dari Natalie;
Natalie:
Where the hell you at?? Class will start in 2 minutesMampus.
Aku mengigit bibir bawahku cemas dan mematikan handphoneku, tanpa membalas pesan Natalie dan memasukannya kembali kedalam sakuku. Aku pun merasa kalau mobil calum tiba-tiba berhenti, aku pun mendongakan kepalaku dan berharap kalau aku sudah sampai dikampus. Dan sial, ternyata tidak, mobil ini berhenti karena traffic light berubah menjadi warna merah.
Aku menyenderkan tubuhku dan menghela nafasku kesal dan langsung melihat kearah Calum yang well... menurutku hari ini ia begitu tampan, uh- tidak bukan hari ini saja tetapi dia setiap hari tampan dan manis. Aku mengatakan itu bukan berarti aku menyukainya. I tell the truth.
"Bagaimana café mu?" Tanyaku pada Calum. Aku putuskan untuk mengobrol dengannya. Sedaritadi aku hanya diam cemas saja dan sama sekali tidak berbicara dengan Calum. Dan ya, Calum mempunyai Café yang baru dibangunnya dua bulan. Cafénya terletak di George st, namanya Jet Bar Café. Entahlah kenapa dia memberi nama Café nya itu.
"Well, baik seperti biasa, setiap sabtu dan minggu selalu ramai." Katanya sambil tersenyum, tetapi matanya masih fokus pada jalanan. Aku hanya mengangguk dan mengarahkan mataku kembali kedepan.
Tak lama mobilnya berhenti lagi. Aku pun melihat sekelilingku, ternyata sudah berada dikampusku, tetapi suasananya sudah sepi. Aku pun langsung membuka pintu mobil Calum cepat dan keluar dari mobilnya.
"Thanks Calum!" Seruku dan dia hanya tersenyum kearahku.
Tidak dipikir panjang lagi, aku pun langsung berlari menuju gedung fakultasku dan sehabis itu aku mencari-cari kelasku. Sial, suasana disini sudah sangat sepi sekali. Aku melajukan langkahku lagi dan langkahku pun terhenti ketika aku sudah berada didepan pintu kelasku.
@#$%%-())
Whaiiii....
Gue balik lagii :') dan sorry kalo ini pendek dan nge-gaje wkwk
Sorry juga kalo los angeles belom gue lanjut2 jugaa :( habisnya nge-stuck sihh astagaaaa...
oh iyaa klo gue ngadain #AskCharacters pada ada yang mau nanya gaa sama characters2 disini?? Pada banyak yang bikin gtuann, kan aku pengen jugaa wkwkwk
Keep vomment guysss :*
Amour,
February14th
KAMU SEDANG MEMBACA
SYDNEY 》l.h
Fanfiction"Oh- um maaf sir, aku ingin serealnya." "Tidak, aku duluan yang melihatnya tadi." "Tapi aku mau serealnya, ini tinggal satu." "Tidak, aku yang duluan yang melihatnya." "Aku duluan yang mengambilnya berarti ini sudah menjadi punyaku." Copyright ©2...