-Lucas Robert Hemmings-
Aku sudah berada dikelas untuk mengajar. Sebenarnya hari ini aku tidak akan mengajarkan apapun, tetapi ujian. Aku sudah membagikan kertas-kertas ujian kepada mahasiswa dikelas ini dan mempersilahkan mereka memulai mengerjakannya.
Aku duduk disini, dibangku paling depan menghadap mahasiswa-mahasiswa disini. Sesekali aku mengawasi mereka apakah akan ada yang menyontek atau tidak, setelah itu mataku kembali fokus pada laptop didepanku yang sedang menyusun data-data.
"Sir! Maaf aku terlambat!"
Aku langsung mengarahkan kepalaku kesumber suara itu dan disitu aku lihat ada Gabriella yang melangkahkan kakinya menuju kearahku dengan wajah cemasnya. Aku mengerutkan keningku bingung, karena bisa-bisanya hari ini ia terlambat, padahal pasti ia sudah tahu kalau hari ini ada ujian. Mungkin ini karena semalam, jadinya ia seperti ini.
"Kenapa kau terlambat?" Tanyaku sambil berdiri dari tempatku dan menghadapinya.
"Uh-- aku bangun kesiangan tadi." Jawabnya dan bisa dilihat dia mengigit bibir bawahnya cemas.
Aku hanya mendengus dan mengambil kertas ujian yang tersisa dari mejaku dan memberikannya padanya. "Lain kali jangan terlambat lagi." Ujarku dan dia pun mengangguk mengerti dan langsung duduk dibangkunya.
Aku hanya menggeleng dan melanjutkan tugasku yang tertunda. Well, mengerjakan ini tidak ada habisnya dan ini membuatku cukup bosan. Aku pun menghela nafasku dan mengarahkan kepalaku kepada mahasiswa-mahasiswa yang ada didepanku ini dan mataku pun terfokus pada Gabriella yang sedang mengerjakan ujiannya dengan serius. Well, dia cantik jika serius seperti itu.
Tiba-tiba dia mendongakan kepalanya dan melihat kearahku. Aku pun langsung membuang pandanganku kepadanya, lalu kembali lagi melihat kearahnya. Ternyata dia masih melihat kearahku dengan raut wajah bingungnya. Aku hanya menggeleng menadakan tidak apa-apa dan dia pun kembali lagi melanjutkan tugasnya.
Handphoneku tiba-tiba berbunyi menandakan adanya pesan masuk. Aku pun langsung mengambilnya dan membuka pesan itu, ternyata dari ibu;
Mum:
Jangan lupa untuk hari ini. Usahakan pulang cepat okay?Aku tersenyum dan langsung membalas pesannya cepat.
Me:
Okay, aku tinggal mengajar satu kelas lagi.Setelah itu aku mematikan handphoneku kembali dan menaruhnya diatas meja. Well, tidak kerasa sebentar lagi kelas akan selesai. Aku pun memutuskan mengisi waktu menungguku dengan memainkan laptopku dan membuka akun twitterku yang sudah lama sekali tidak kupakai. Masalah data-data tadi aku sangat malas untuk mengerjakannya.
Ketika aku membuka akun twitterku, ternyata cukup banyak jg yang mem-mentionku, kebanyakan dari temanku yang berada di Melbourne. Mereka kebanyakan menanyakan kabarku dan kapan akan ke Melbourne lagi. Aku terkekeh membaca mention mereka dan dengan senang hati kubalas satu persatu.
Tak lama bel menandakan kelas pertama sudah selesai pun berbunyi. Aku bernafas lega dan langsung menyuruh mahasiswa dan mahasiswi untuk mengumpulkan kertas ujiannya padaku. Ketika giliran Gabriella yang mengumpul entah kenapa ada perasaan berbeda ketika aku melihatnya. Entah dia merasakan juga atau tidak. Setelah itu dia langsung berlalu dari hadapanku bersama temannya Natalie itu.
Aku menghela nafasku dan langsung merapihkan file dan laptopku yang berada diatas meja, lalu memasukannya kedalam tasku dan langsung meninggalkan ruangan kelas ini.
@#$%&*-+()
-Gabriella Lexi Carter-
"Well, kenapa kau bisa terlambat?"
Aku menghela nafasku kesal dan aku pun menopangankan wajahku dengan tangan kiriku dan langsung menyeruputi jus ku yang berada diatas meja, setelah meneguk minumanku aku langsung melihat kearah Natalie yang berada didepanku. "Semalam aku tidur sekitar jam tiga." Jawabku dan Natalie pun menatapku heran, "tumben sekali tidur jam tiga." Ujarnya.
Aku mendengus, "Semalam aku kelaparan, nat dan tahu tidak? Saking laparnya aku dengan terpaksa keluar dari rumah menuju supermarket, tetapi dijalan aku malah digodai oleh preman, kurang ajar sekali! Untung saja ad--"
sial, kenapa aku harus menceritakan ini?
Aku tidak lagi melanjutkan kata-kataku dan ketika aku melihat Natalie, dia mengerutkan keningnya ingin tahu kelanjutannya seperti apa.
"Ada? Ada apa?" Tanyanya bingung dan aku hanya mengigit bibir bawahku. Haruskah aku menceritakannya? Aku hanya takut kalau dia menceritakan ini kepada Michael dan lainnya, tahu sajakan mulut mereka seperti apa?
Aku pun menggeleng, "Maksudku, untung saja aku berhasil kabur dari mereka and you know, I kicked one of their donger." Aku langsung tertawa palsu dan ternyata itu berhasil membuat Natalie ikut tertawa juga, hahaha.
"Itu pasti sakit" ujar Natalie sambil masih saja tertawa. "Hahh.. yeah, dan waktu itu aku sempat melihat dia tergeletak ditanah sambil menahan sakit, hahaha." Aku masih saja tertawa palsu. Oh maafkan aku Natalie, aku harus membohongimu.
"Uh-- by, aku sempat melihat kalau Mr. Hemmings sesekali melirikmu terus." Aku langsung berhenti tertawa dan mengerutkan keningku padanya. Well, memang benar, ketika dikelas tadi Luke sesekali melirikku dan aku sempat mempergokinya ketika dia melihat kearahku cukup lama.
"Memangnya kenapa? Cemburu, eh?" Aku terkekeh dan dia langsung membukul lenganku. Well, itu tidak sakit menurutku. "Watch your mouth, carter. Aku kan sudah ada Daniel." Dia mendengus dan itu semakin membuatku tertawa.
Tak lama suara handphoneku yang berada diatas meja berbunyi, menandakan ada pesan masuk. Aku pun langsung mengambil handphoneku dan membuka pesan itu. Ternyata dari ibu;
Mum:
Mum akan menjemputmu nantiAku tersenyum dan langsung membalas pesannya.
Me:
Okie dokieAku pun mematikan handphoneku lagi dan menaruhnya kembali diatas meja. Dan kembali menyeruputi minumanku sambil melihat-lihat sekitar Caféteria yang lumayan ramai.
"Kau lihat tidak tadi ada memar dibagian sudut bibirnya?" Aku langsung melihat kearah Natalie dan mengerutkan keningku. Well, memang benar memar itu masih ada, aku sempat memperhatikan wajahnya.
"Kira-kira dia kenapa ya?" Lanjut Natalie sambil bergaya seperti orang berpikir. Aku pun terkekeh, "kau suka ya? Aku akan memberitahu ini kepada Daniel! Hahaha" aku sedang mengalihkan pembicaraan. Aku sangat malas sekali kalau membahas tentangnya.
"Tidak bodoh!" Gerutu Natalie, itu sukses membuatku tertawa karena wajahnya sangat lucu jika seperti itu. Ini tertawa asli bukan palsu seperti tadi, hahaha.
"C'mon, nat. kita ke kelas, sebentar lagi Mrs. Hamilton masuk." Aku pun langsung berdiri dari tempatku sambil membawa tas dan minumanku yang belum juga habis, begitu juga dengan Natalie.
@#$%&*-+()
A/n
Part gajeeee :') oh iya guys donger itu artinya itunya cowo yaaa, tau kan? Wkwk
bacanya dong-nga, bukan dong-er kek american accent. ini australian accent okay? Itu juga australian slang. Whehehehe..
Keep vomment yaw guysssss...
Luv yuuwww
Amour,
February14th
KAMU SEDANG MEMBACA
SYDNEY 》l.h
Fanfiction"Oh- um maaf sir, aku ingin serealnya." "Tidak, aku duluan yang melihatnya tadi." "Tapi aku mau serealnya, ini tinggal satu." "Tidak, aku yang duluan yang melihatnya." "Aku duluan yang mengambilnya berarti ini sudah menjadi punyaku." Copyright ©2...