-Gabriella Lexi Carter-
"Astaga, aku di mana?" Gumamku ketika aku terbangun dari tidurku dan melihat kamar ini. Kamar ini bukan seperti kamarku dan ini bukan rumah, melainkan apartement. Oh astaga, aku sama sekali tidak mengingat apa yang terjadi semalam.
Wait. Semalam aku bertemu dengan Luke dan aku tidak tahu lagi apa yang terjadi. Aku langsung cepat mengubah posisiku menjadi terduduk dan membuka selimut yang menutupi tubuhku. Dan betapa terkejutnya ketika aku melihat pakaianku berubah menjadi flannel merah kebesaran ini. Sialan, apa yang bajingan itu lakukan?!
Aku kembali menghempaskan tubuhku sambil menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku. Sumpah, rasanya aku ingin menangis! Apa yang ia perbuat padaku semalam? Dan di mana semua pakaianku?
Aku kembali lagi melihat kamar yang besar ini dan mataku tertuju pada dua obat advil di atas piring kecil dan segelas air putih yang berada di atas nakas dan disitu juga ada selembar kertas kecil yang bertuliskan;
Minumlah ;)
-Luke
Aku jadi sakit perut ketika tahu itu dia. Aku pun kembali mengubah posisiku menjadi duduk dan mengambil dua obat advil itu lalu meminumnya.
Ketika aku sedang meneguk minumanku, aku mendengar suara agak ribut di bawah. Aku pun memutuskan untuk mencari tahu asal suara itu. Aku langsung membuka pintu kamar itu dan menuruni tangga. Ketika kulihat disitu ada Luke yang sedang memasak dan selalu mengumpat kata-kata kasar.
Aku menarik nafasku dan memberanikan diri untuk menyamparinya dan aku harus minta penjelasannya tentang ini.
"Err-- luke?" Panggilku ketika aku sudah berada di belakangnya. Dia pun berbalik dan tersenyum ke arahku. "Well, good morning." Sapanya dan entah kenapa itu membuatku tersenyum ketika ia menyapaku seperti itu.
"Uh-- Luke, bisakah kau menjelaskan ini semua, kenapa aku berada di sini?"
"Kau mabuk, gabby. Jadinya kubawa ke sini dan soal pakaianmu itu, bukan aku yang menggantinya tetapi temanku, olivia yang menggantikan bajumu dan baju-bajumu itu kutaruh dilemariku." Jelasnya. Aku bernafas lega dan kembali aku mendekatinya. Aku ingin tahu ia memasak apa dan betapa terkejutnya ketika aku melihat disitu ada daging gosong.
"Kau memasak apa??"
Dia langsung menoleh ke arahku, "Err.. steak?" Aku menepuk keningku pelan dan melihat ke arahnya, "Luke, itu gosong. Kau mau makan makanan yang gosong seperti itu?" Luke malah menyengir dan langsung mematikan kompornya lalu membuang daging gosong itu di tempat sampah yang berada di dekatnya.
"Sudahlah, aku saja yang memasak, okay?" Aku langsung melangkahkan kakiku menuju kulkasnya. Dan wow, kulkasnya dipenuhi oleh sagala macam makanan instan dan daging-daging. Aku pun mengambil dua daging dingin disitu lalu mengambil bumbu-bumbu yang aku sudah tahu pasti ia taruh di lemari gantungnya.
"Wow, bagaimana kau bisa tahu aku menyimpan semuanya disitu?"
Aku hanya memutar mataku, "Jelas aku tahu, sudah kau tunggu saja disitu dan aku akan memasak, okay?" Dia pun mengangguk dan langsung meninggalkanku di dapur ini.
Aku menghela nafasku dan langsung memulai memasak steak resep alaku. Aku bukan hanya bisa memasak ini saja, aku bisa yang lainnya juga. Bisa dibilang hobiku adalah memasak, hehehe.
"Errr.. what's up, Austin?"
"Right yeah, aku membawa adikmu ke apartementku."
"Dia semalam mabuk, Austin dan tenang saja aku tidak melakukan hal yang macam-macam."
KAMU SEDANG MEMBACA
SYDNEY 》l.h
Fanfiction"Oh- um maaf sir, aku ingin serealnya." "Tidak, aku duluan yang melihatnya tadi." "Tapi aku mau serealnya, ini tinggal satu." "Tidak, aku yang duluan yang melihatnya." "Aku duluan yang mengambilnya berarti ini sudah menjadi punyaku." Copyright ©2...