Luke:
BABY, I'M SO SORRY :'( :'(Hah, tidak segampang itu, Mr. Hemmings.
Aku kesal pada Luke, astaga. Waktu break tadi Luke mengajakku ke mobilnya dan melakukan make-out, tetapi ketika aku benar-benar ingin keluar ia menundanya lagi, dia mengerjaiku.
Apa yang ada dipikirannya, sih? Sampai-sampai ia menunda melakukan itu, padahal saat itu aku sangat terangsang. Rasanya aku ingin sekali menonjok wajahnya yang tampan itu, astaga.
Sekarang aku berbaring di atas kasurku dan memikirkan sesuatu agar membuatnya kapok. Aku pun melihat sekitar kamarku ini dan seketika itu juga mataku tertuju pada tasku yang kutaruh di atas meja belajarku.
Aku pun bangkit dari atas kasurku dan membuka tasku yang berada di meja belajarku dan membongkar isinya. Aku mendapat sapu tanganku di sana. Apa yang akan kulakukan dengan sapu tangan ini?
Aku memperhatikan sapu tangan itu terus- terusan dan berpikir apa yang akan kulakukan dengan ini pada Luke?
Seketika itu juga, aku merasakan bola lampu yang berada di atas kepalaku menyala. Aku mengigit bibirku sambil tersenyum jahat dan memasukkan sapu tangan itu ke saku celanaku.
Tak lama handphone yang kutaruh di atas kasurku berbunyi. Aku pun mengambilnya dan melihat layar hanphoneku itu dan ternyata itu adalah Natalie yang menelpon.
"Hallo, nat?"
'My baby gabby! Bagaimana kalau nanti sekitar jam 8 kita makan pizza seperti biasa? Astaga, kita sudah lama tidak makan diluar.'
Aku bisa mendengar ada nada-nada ia merengek di sana. Itu membuatku tertawa, hahaha.
"Sure, Nat!"
'Okay, well see ya, gabby.'
"Okay babe."
Tak lama telpon itu terputus, aku pun melirik jam yang berada di depanku, ternyata sudah jam setengah 6 sore. Mungkin ini saatnya aku ke apartment Luke.
Aku pun membuka lemari pakaianku untuk mengambil jaket kulitku untuk kupakai. Setelah itu aku pun turun ke bawah untuk minta izin pada ibu kalau aku akan makan di luar bersama teman-temanku. Well, ibu mengizinkan, entahlah semenjak umurku 19 tahun ibu selalu mengizinkanku sekarang. Mungkin karena dia sudah sadar kalau aku sudah dewasa dan terserah apa yang akan kulakukan pada hidupku.
Aku pun menunggu taksi di depan rumahku dan tak lama seketikar 2 menit ada taksi berhenti di depanku. Aku pun masuk ke dalam taksi itu dan mengatakan padanya alamat yang akan kutuju. Taksi itu berjalan dan selama itu aku hanya bisa diam sambil tersenyum karena memikirkan apa yang akan kulakukan terhadap Luke.
Oh, maafkan aku Mr. Hemmings. Aku harus melakukan ini.
Tiba-tiba saja taksi yang kutumpangi berhenti. Aku pun melihat keluar jendela dan yap, berhenti tepat di depan apartment Luke. Aku pun memberi supir taksi itu beberapa dollar dan setelah itu keluar dari taksi itu lalu masuk menuju apartment Luke yang berada di lantai 5. Semoga saja dia ada.
Ketika aku sudah berada di lantai 5, aku pun mencari apartment Luke. Astaga, aku tidak sabar mengerjainya.
Aku sudah berada di depan pintu apartmentnya dan tanpa di pikir panjang lagi aku mengetoknya sambil menarik dan mengeluarkan nafasku agar aku tidak bertingkah bodoh di depannya.
Tak lama pintu itu terbuka dan terlihatlah sosok cowok yang sangat menyebalkan tapi kucinta di sana.
"Gabby." Dia pun memelukku lumayan erat dan aku pun membalasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYDNEY 》l.h
Fanfiction"Oh- um maaf sir, aku ingin serealnya." "Tidak, aku duluan yang melihatnya tadi." "Tapi aku mau serealnya, ini tinggal satu." "Tidak, aku yang duluan yang melihatnya." "Aku duluan yang mengambilnya berarti ini sudah menjadi punyaku." Copyright ©2...