-Still Gabriella Lexi Carter-
"Ini dia Caramel Snickerdoodle Macchiato untuk Gabriella Carter."
Aku tersenyum ke arah Calum yang kembali datang dengan membawa (yang katanya) resep minuman terbarunya itu. Seperti yang dijanjikan oleh Calum kemaren dia ingin membawaku ke Cafénya dan di sinilah aku berada sekarang, di Cafénya.
Calum yang sudah duduk di depanku langsung menyodorkan minuman itu padaku, aku pun menerima minuman itu dan langsung mencobanya. Oh astaga, ini enak sekali. Aku merasa tenggorokkanku kering dan ketika aku meminum minumannya ini terasa segar kembali.
"Ah, astaga. Ini enak sekali, Cal." Ujarku dan kembali lagi aku menyedot minuman ini. Kulihat Calum hanya terkekeh saja. Astaga, kekehannya itu membuatku tersenyum karena dia sungguh lucu sekali. Seriously he can be so hot, handsome, and cute at the same time. Aku bingung pada ibunya, sebenarnya waktu itu ibunya mengidam apa, sih? Sampai-sampai mempunyai anak seperti ini.
"Kau boleh memesannya lagi kalau mau, tapi kali ini tidak gratis." Calum pun tertawa sambil menjulurkan lidahnya itu keluar ke arahku. Aku yang melihatnya hanya bisa memutar mata dan asik menyedot minuman ini sambil melihat pemandangan diluar dari balik kaca besar ini.
"Ehm-- by." Suara Calum kembali terdengar dan itu membuatku kembali menoleh ke arahnya. "Kulihat kau dan Luke lebih dari seorang dosen dan mahasiswa, ya?"
Well, ucapannya itu tidak terlalu membuatku kaget. Aku hanya menghela nafasku dan kembali melihatnya, "Err-- ya, tetapi ketika di kampus kita biasa saja, seperti dosen dan mahasiswa pada umumnya."
"Begitukah? Bagaimana bisa kau kenal padanya?" Kali ini Calum bertanya. Well, sepertinya menceritakan tentang pertemuanku dan perkenalanku dengan Luke padanya tidak ada salahnya.
"Jadi begini..."
Aku pun menceritakannya dari awal pertemuanku dengan Luke sampai hal yang membuatku sebal padanya, tetapi aku tidak memceritakan bagian aku dan Luke melakukan hubungan seksual dan tiba-tiba ia menyatakan perasaanya padaku. Aku sudah bilangkan kalau aku tidak ingin orang lain tahu, cukup Tuhan saja yang tahu tentang ini.
"Well, itu sungguh kebetulan sekali. Jangan-jangan kalian berjodoh?" Calum dengan santainya mengucapkan itu. Aku yang berada di depan Calum hanya bisa mendengus dan melanjutkan meminum minumanku.
Dan tiba-tiba saja handphoneku yang kutaruh di atas meja berbunyi menandakan adanya telpon masuk. Aku mendesah dan langsung mengambil handphoneku itu dan melihat layarnya yang menyala, ternyata itu Luke. Err, ngapain dia menelponku?
"Hallo?"
'Umm, Gabby? Bisakah kau ke apartmentku sekarang juga?'
Astaga, ada apa lagi ini? Luke tiba-tiba saja menelponku dan menyuruhku untuk ke apartmentnya.
"Memangnya kenapa? Kau tidak apa-apakan?"
Well, jujur aku sedikit cemas padanya.
'Pokoknya kau harus ke sini. Kutunggu, okay?'
"Err-- okay."
Tak lama sambungan telpon itu terputus. Aku pun kembali melihat ke arah Calum. "Siapa yang menelponan?" Err, aku tidak bisa bilang kalau Luke lah yang menelponku.
"Temanku. Dia menyuruhku untuk ke apartmentnya. Entahlah untuk apa." Jawabku sambil memasukkan handphoneku ke dalam tas dan langsung berdiri dari tempatku untuk bersiap meninggalkan Café milik Calum ini.
Tiba-tiba Calum ikutan berdiri, "Mau kuantar?" Tawarnya dan aku pun menggeleng, "Tidak, terima kasih, Cal dan terima kasih juga atas minumannya. Aku pergi dulu, bye."
KAMU SEDANG MEMBACA
SYDNEY 》l.h
Fanfiction"Oh- um maaf sir, aku ingin serealnya." "Tidak, aku duluan yang melihatnya tadi." "Tapi aku mau serealnya, ini tinggal satu." "Tidak, aku yang duluan yang melihatnya." "Aku duluan yang mengambilnya berarti ini sudah menjadi punyaku." Copyright ©2...