-Lucas Robert Hemmings-
Aku baru saja menyelesaikan sarapanku yang dibuat oleh Gabriella. Aku pun berdiri dari tempatku dan langsung menuju dapur untuk menaruh piring kotor ini di tempat cuci piring. Ketika aku selesai menaruhnya aku kembali melangkahkan kakiku menuju ke atas untuk mengambil tasku di ruang kerjaku.
Ketika aku sudah masuk ke dalam ruang kerjaku tiba-tiba saja Gabriella berlari masuk ke dalam ruang kerjaku dan kulihat dia sudah memakai pakaiannya tetapi dia masih saja memakai flannelku dan itu membuatku bingung.
"Luke! Where the hell is my fucking bra?" Pekiknya tiba-tiba dan itu berhasil membuatku mengerutkan kening. Pantas saja dia memakai flannelku karena ingin menutupi bagian dadanya itu.
Aku pun menggeleng, "Aku tidak tahu, by." Kataku sambil memasang tasku itu dan kulihat dia malah meringis kesal, "Bohong, kau sembunyikannya, ya?" Aku kembali menggeleng. Hell, aku memang suka bermain bersama wanita (dulu) tapi aku tidak sampai menyimpan dalaman seperti itu.
Dan ya, semalam aku melakukannya bersama Gabriella dan syukurlah waktu itu kita melakukannya dalam keadaan sadar seperti yang kumau, tetapi kita belum meresmikan hubungan kita. Ketika kutanya apakah dia mencintaiku dia menjawab ya, tetapi aku bingung apakah itu bertanda kita sudah berpacaran atau belum.
"Aku tidak tahu di mana. Aku minta maaf kalau err-- aku menghilangkannya, okay?" Kataku sambil menepuk kedua lengannya dan menatapnya. Dia pun mendesah, "Uhh, ya sudahlah. Kalau begitu aku pinjam flannelmu, ya?"
"Kau bisa memilikinya kalau mau." Aku tersenyum ke arahnya dan dia malah memutar matanya itu dan langsung menarikku untuk keluar. "C'mon aku ingin pulang dan berganti baju." Katanya ketika kita menuruni tangga. Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku melihat kelakuannya.
Aku dan Gabriella pun keluar dari apartmentku dan langsung melangkahkan kaki kita menuju lift, tetapi sebelum itu, "Hei Luke, what's up?" Aku mendengar ada seseorang yang menyapaku dari belakang dan dengan terpaksa aku berhenti melangkahkan kakiku dan Gabriella dan membalikkan tubuhku untuk melihat orang itu, dan ternyata itu adalah Olivia.
Sialan. Sedang apa Olivia di lantai 5 apartment ini?!
"Hei Luke, kau bersama siapa?" Tanya Olivia ketika dia sudah berada di depanku dan melirik Gabriella yang berada di sebelahku.
"Aku Gabriella. Pasti kau Olivia yang mengganti bajuku waktu itukan?" Bukan aku yang berucap tetapi Gabriella. Sialan, kenapa harus ada Olivia sekarang? Kalau Gabriella tahu semuanya tentang waktu itu pasti dia akan menamparku.
Kulihat Olivia mengerutkan keningnya bingung, "Iya aku Olivia, tapi aku tidak pernah menggantikan bajumu. Melihatmu saja baru kali ini." Great, aku bisa merasakan Gabriella menatapku dengan tatapan ingin memukulku.
"Ah err-- Olivia, aku harus pergi bersama Gabriella. Kita akan bertemu lagi nanti, okay? Bye." Aku pun langsung merangkul Gabriella dan melangkahkan kakiku cepat untuk menjauh dari Olivia. Ketika sudah berada di depan lift aku langsung menekan tombol bawah dan menunggu lift itu terbuka.
Sedari tadi aku hanya bisa mengigit bibir bawahku takut dan memikirkan jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan dari Gabriella nanti.
Lift itu pun terbuka dan kami pun masuk ke dalam lift itu dan tak lupa aku untuk memencet tombol disitu.
"Apa maksud dia tadi, Luke? Dia tidak pernah menggantikan bajuku waktu itu. Dia saja bertemu denganku baru kali ini." Kulihat Gabriella masih dengan tatapan tajamnya sambil melipat kedua tangannya itu di dadanya.
Aku menghela nafasku dan memberanikan diriku untuk melihatnya. Mungkin aku harus jujur padanya dan menerima apa yang akan kudapatkan nanti.
"Okay. Jujur, aku yang menggantikan bajumu dan ya, aku sudah melihat tubuhmu sebelumnya, ta- tapi jangan khawatir, Gabby aku tidak melakukan apa-apa, hanya mengganti bajumu saja. Ya, err-- walaupun aku agak nafsu melihat--" aku langsung menutup mulut sialanku itu dengan telapak tanganku ketika kalimat bodoh itu keluar. Sialan, kenapa aku mengucapkannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
SYDNEY 》l.h
Fanfiction"Oh- um maaf sir, aku ingin serealnya." "Tidak, aku duluan yang melihatnya tadi." "Tapi aku mau serealnya, ini tinggal satu." "Tidak, aku yang duluan yang melihatnya." "Aku duluan yang mengambilnya berarti ini sudah menjadi punyaku." Copyright ©2...