6

4.1K 148 2
                                    

•••

Melan akhirnya pulang dari sekolah, dia di jemput Kean. Tapi sikap Melan begitu cuek dan sengaja bersikap julit menatap Kean.

" Anak itu kenapa? Padahal aku kan baru tiba beberapa hari yang lalu. " Saat itu Kean membuat puisi di dekat jendela kamarnya sambil berfikir apa kesalahan yang dia buat sampai sikap Melan seperti itu.

" Kak Erick? " Gumamnya menatap Erick yang ada di belakang Mansion menaburkan bunga.

Kean lalu berlari keluar dan menemui Erick, dia menatap Erick yang tersenyum sendu menatap bunga yang dia jejerkan di batu nisan.

" Kak? " Erick lalu menoleh, saat itu Kean terkejut. Mata Erick sudah di penuhi dengan air mata yang menyertainya, dia juga melihat tanah yang Erick jejerkan bunga. Dan ternyata itu adalah kuburan.

" Ini kuburan siapa? " Tanya Kean, di sana terdapat dua kuburan. Yang berukuran kecil dan juga berukuran besar.

" Oh, ini Maid yang ku maksud. " Jawab Erick menghapus air matanya, dia lalu menatap batu nisan itu dan tidak bisa membendung air matanya. Walaupun hanya menangis tanpa bersuara.

" Tapi, kalo yang itu? " Kean menunjuk di kuburan yang kecil, Erick terduduk di dekat kuburan itu dan mengelus batu nisanya.

" Dia, dia adalah anaku. " Kean yang mendengar itu jadi kaget, dia tidak menyangka Erick pernah mengandung.

" Apakah ayahnya t-tuan Alfin? " Tanya Kean menatap Erick, tapi balasan Erick malah menggeleng.

" Lalu siapa? "

" Aku tidak tau, dulu saat hari dimana Maid itu mati. Tepat malamnya harga diriku di injak-injak, oleh nyonya Aliana, aku di caci, di maki bagaikan jalang, sama seperti si Maid sebelum ia meninggal. Tapi tuan Alfin langsung menolongku dan membawaku ke Mansion ini. "

" Berarti ayahnya - "

" Kau salah, malam itu tuan Alfin memang menolongku. Awalnya dia hanya menyatakan perasaanya kepadaku dan menginginkanku berada di sisinya selamanya, tapi saat itu aku sudah terlanjur sakit hati pada Nyonya Aliana dan menolak cinta tuan Alfin. Saat itu tuan Alfin menyetubuhiku secara paksa, dan di saat itulah aku kehilangan keperawanan. Di tengah-tengah nya tuan Mahen dan tuan Andrion datang, lalu kau tau sendiri apa yang terjadi? "

Kejadian miris itu membuat kenangan lama menjadi terungkit, akhirnya Kean tau kenapa alasan Erick begitu takut untuk membicarakan tentang keluarga Mahen.

" Dan kau hamil? "

" Esoknya nyonya Aliana tau, dia marah besar kepadaku karna dia mengira akulah yang telah menggoda suami dan kedua putranya. Tuan Alfin menjadi tameng untuk ku, aku hampir dihukum cambuk, tapi karna tuan Alfin memohon kepada nyonya aku akhirnya tidak di hukum. Yang merasa bersalah saat itu hanyalah tuan Alfin, tuan Mahen hanya melihat dengan santai, sedangkan tuan Andrion sendiri tidak peduli. Beberapa bulan dari situ aku dinyatakan hamil, tuan Alfin begitu senang atas kabar itu. "

" Dan, tanpa sadar aku menaruh perasaan padanya. Tapi nyonya tidak suka dan memaksaku agar menggugurkan kandungan itu, saat usia kandunganku menginjak 7 bulan. Tuan Alfin ada tugas dan harus pergi keluar kota selama beberapa minggu, dan itu menyempatkan nyonya. Aku di hukum cambuk 50 kali, di suruh meminum obat penggugur kandungan. Dan tepat pada saat tuan Alfin sudah pulang, perutku keram dan sangat sakit. Hingga aku di kabarkan keguguran karna terlalu banyak meminum obatnya. "

Dengan air mata yang terjatuh terus-memerus Erick tersenyum menatap nisan anaknya, Kean sekarang tau betapa kasarnya keluarga ini. Sekalipun baik, tapi sikap aslinya tidak akan pernah menghilang.

" Tapi, kenapa kau tidak pergi saja? " Erick menatap Kean lalu tersenyum, dia mendekati Kean yang kebingungan.

" Cinta membuat kita buta Kean. " Ucap Erick lalu meninggalkan Kean di belakang Mansion, Kean masih menatap batu nisan itu, yang kecil tidak terukir nama. Tapi yang besar ' Meran '.

Mine S1 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang