7

3.7K 118 1
                                    

•••

Malam begitu indah malam itu, Andrion menatap dari kamarnya sambil sesekali menatap Mansion jalang yang bisa ia lihat dari jendela kamar.

” Jadi, alasan Alfin tiba-tiba datang dan tinggal di Itali selama 2 tahun gara-gara itu yah. Sudahlah sifat anakku yang bejat setidaknya karna meniru ayahnya, Benarkan, Ronald? ” Andrion menatap Ronald yang duduk manis di ranjangnya dengan pakaian yang kurang pantas.

” Tuan, jangan pikirkan itu. Bukanya kita hanya ingin bersenang-senang malam ini? ” Ujarnya seraya merayu Andrion, Andrion menatap Ronald lalu tersenyum.

” Mau bagaimanapun mereka adalah putraku, tapi, aku tidak menyangka bahwa anak itu masih hidup. Jika Aliana tau, mungkin nyawanya tidak akan lama. ” Andrion menatap keluar jendela, Ronald lalu menarik tubuh Andrion keranjang untuk bermain bersamanya.

•••

” Apa maksud pria itu, aku sudah berusaha melupakanya begitupun Erick, tapi dia mengungkitnya tanpa rasa bersalah! ” Kesal Mahen sambil berjalan menuju Mansion jalang.

Ceklek.

” Kak, Kak Erick kenapa? ” Khawatir semua jalang di dalam Mansion menatap Erick yang menangis dan tertunduk kebawah.

” T-tuan Mahen. ” Erick lalu menatap Mahen dari pintu, tangisnya semakin menjadi dan tidak bisa dia tahan.

” Diamlah, telingaku sakit mendengar tangisanmu itu! ” Marah Mahen, Kean yang melihat sikap Mahen reflek mendekat dan menampar Mahen.

” Apa maksud tuan berkata seperti itu?! ” Mahen memegang pipinya, dia dengan kesal menatap Kean.

Plak.

Tamparan itu membuat Kean tersungkur kelantai dan mimisan, rambut Kean lalu Mahen tarik untuk menuju ke kamarnya yang ada di lantai dua.

” Tuan sakit! ” Mahen tidak peduli, banyak yang mencegah perbuatan Mahen yang ingin menyakiti Kean. Tapi tidak ada Satupun yang berhasil.

Ceklek.

” Dengar, tidak usah sok menjadi pahlawan kesiangan Jalang! ” Kepala Kean di masukan kedalam air toilet yang ada di dalam kamar Kean, Mahen terus mencelupkan Kean hingga Kean batuk dan tidak bisa bernafas.

Kean hampir pingsan, tapi Mahen menarik kepalanya lagi dan melemparkan tubuh Kean keranjang.

” Tugas mu untuk patuh terhadap tuanmu. Bukanya melawan seperti tadi! ” Mahen membuka ikat pinggangnya dan mencambuki Kean yang sudah sangat lemas, Kean sangat kesakitan sampai tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun, dan itu berlanjut semalaman.

Ctes.
Ctes.

Pagi akhirnya menjemput, Kean bangun dari pingsanya. Dia menatap Azril, Erick, Melan, Lian, Ronald, Hendri, dan Cris yang ada di samping tempat tidurnya.

” Kalian kenapa- ahkk. ” Tubuh Kean tidak bisa ia gerakan, yang bisa ia gerakan cuma kepalanya untuk menatap ke7 pemuda Omega itu.

Badan Kean banyak sekali lebam dan lecet, bahkan itu menyeluruh keseluruh tubuhnya.

” Maaf. ” Erick hanya bisa menatap Kean dengan sendu, dia merasa dialah penyebab Kean di siksa Mahen sepanjang malam.

” Kak, buat apa? ” Tanya Kean tersenyum, Melan yang melihat semuanya memeluk Teddy dengan sangat erat. Setelah itu dia berlari keluar.

•••

Tok-tok-tok.

” Tuan! ” Panggil Melan dari luar pintu Mahen yang tertutup rapat.

Mine S1 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang