48

1.2K 60 2
                                    

•••

” Pioran, bagaimana perkembangan lab mu? ” Lelaki paruh baya itu menatap sang putri penuh tanda tanya, Pioran hanya diam menunduk kebawah.

” Begitulah ayah, aku belum bisa mengembangkan semuanya. ” Sang ayah terdiam, dia lalu memandang Parona yang juga diam dari tadi tanpa mau mencelah perbincangan kakak kembar dan ayahnya.

” Pertempuran sudah dekat, aku penasaran. Apa yang di lakukan Atthaya sekarang. ”

” Ayah, menurut pre— ”

Bruk.

” Ahhkk. ”

” Risya?! ”

Semua orang memandang ke arah pintu yang di buka secara paksa dari luar, mereka menatap Melan yang terlihat datar memandang ke dalam setelah mendorong Risya.

” Melan, kenapa kau mendorong Risya seperti itu? ” Tanya Parona, Melan tersenyum miring dan menatap Risya.

” Apa kalian akan membiarkan putri keluarga Olifva menjadi jalang di Alexandra? Murahan, dia menggoda Alpha kembarannya sendiri. Apa itu pantas? ” Mereka diam memandang heran, Melan menatap lelaki paruh baya itu dengan alis yang terangkat sebelah.

” Salam, tuan. Ku harap kita bisa bekerja sama dengan baik, ayah mertua. ” Setelah mengatakan itu Melan pergi dari hadapan keluarga Olifva, puas rasanya mempermalukan Risya walau hanya sebentar.

•••

” Bagaimana? ” Kean tersenyum memandang Mahen yan memeriksa perutnya, Mahen hanya tersenyum kecil lalu mengangguk.

” Bagus, dia sehat walau lemah. ” Kata Mahen, Kean tersenyum manis menatap Mahen yang sibuk melihat obat-obatannya.

” Ngomong-ngomong, aku ingin ke makam kak Erick. ” Mahen memandang Kean yang sudah kegirangan, kedua kakinya di ayunkan saat dia duduk di atas ranjang.

” Emm, aku akan mengantarmu. Sekalian mau lihat Mansion, sudah lama kita tidak kesana. Kau pas— ”

Dringggggg.

Suara ponsel itu membuat perbincangan keduanya tehenti, Mahen menatap yang menelfon. Itu adalah Melan, awalnya Mahen ingin menolak nya namun Kean menandakan angkat saja.

” Kau pergi duluan, aku akan menyusul. ” Kean mengangguk mengerti, dia lalu berjalan pergi dengan senangnya untuk menemui makam Erick yang ada di belakang Mansion.

” Hallo Melan. ”

( Aku langsung menjenguk organisasi, waktunya sudah hampir tiba. )

” A-apa? ”

( Profesional lah Mahen, jangan biarkan perasaan mengalahkan dirimu. Kau sendiri yang pernah bilang, 'Perasaan akan membuat orang lemah' maka buktikan bahwa perasaan tidak akan melemahkan mu. )

” Cih, jika saja kau di posisi ku sekarang. Adik yang merepotkan. ”

( Sayangnya tidak, aku tidak akan berada di posisi itu. Bye, dan ingatlah kataku. )

” Iyah. ”

’ SIAL SIAL SIAL!!! ’ Batin Mahen, dia tidak menyangka waktu nya akan secepat itu. Tidak bisakah lebih lama lagi? Setidaknya sampai Kean melahirkan anak mereka, namun kenyataan akan selalu merugikannya.

•••

” Sampai jumpa kak, semuanya akan baik-baik saja. Aku yakin, kak Erick yang tenang di sana bersama tuan Alfin. ” Suara Kean begitu halus, memandang makam-makam di sana hanya senyuman manis yang bisa dia berikan. Dia ingin membuktikan kepada para makam itu, bahwa sekarang Alexandra sudah berubah. Berubah menjadi keluarga yang lebih baik, menjadi keluarga yang patut di hormati.

Mine S1 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang