Spesial chap. [ Mean ]

2.5K 95 17
                                    

•••

Meansa Atthaya Denantara, yeah... Pemuda yang kini sudah menginjak usia ke-15 tahun itu tumbuh dengan sangat tampan, mata yang indah dan juga tubuh yang bagus dan menawan.

Mean tumbuh dengan pribadi yang pendiam, kalem dan tak banyak tingkah. Sopan santun nya begitu tinggi, pemuda yang sangat pintar dan sangat di idolai. Dia juga sedikit Arogan pada orang yang menurutnya memang tidak pantas di hormati. Selain itu, sikap Mean lebih mirip seperti Mahen.

Namun berbeda pada pemuda yang bernama Juandra Cain Alexandra, tumbuh dengan pribadi yang berdarah dingin, sedikit ngeselun, lalu begitu arogan. Bandel, walau seperti itu Juan tetap lah pintar. Berprestasi, namun saja sikap nya yang tak bisa di tolong kan.

Malam yang indah... Dengan hujan yang lebat... Gerimis air terdengar begitu berisik... Aku bagaikam seekor rusa yang kelaparan di dalam rumah kecil itu yang nampak lusu..

” Puisi nya agak aneh, dapat dari mana? ” Tanya Juan, Mean yang melihat buku kecil itu lantas langsung menolehkan pandangannya.

” Ntahlah... Banyak puisi yang tak ku mengerti, bukan karna tak tau artinya. Tapi cara menbacanya aku tak mengerti. ” Balas Mean, Juan yang sibuk membaca buku sembari membaringkan tubuhnya di atas ranjang Mean itu menjadi heran.

” Itu seperti buku harian, namun isinya hanya sebuah rangkain puisi dan kata-kata saja. ” Mean mengangguk, kamarnya yang minim penerangan itu membuat Mean agak susah untuk membaca buku kecil itu.

” Ngomong-ngomong, apa kau di marahi paman Rayya lagi? ”

” Ya iyalah, kalo tidak aku tidak akan berada di sini. ” Ujarnya kesal, Mean berdecih mendengar jawaban pada pemuda yang tua 2 tahun darinya.

” Jika kau terus bersembunyi di dalam kamarku, kau bisa ketahuan. ”

” Aku mengerti... Tapi malas harus mendengar ocehannya, 'Juan kau bolos dari sekolah lagi?' 'Juan, kata guru kau jarang mengerjakan Pr' ' Juan blablablabla... Berisik, aku tidak mau mendengarnya. ” Mean hanya memandang Juan yang asyik membaca buku, dia menutup bukunya dan mengambil ponsel lalu bermain game.

” Kau ingat, cerita yang suka Nenek Releana ceritakan itu? ” Tanya Mean, Juan mengangguk tanpa menoleh ke arah pemuda itu.

” Semua puisi ini, memiliki arti yang kurang lebih sama alurnya dengan dongeng yang biasa nenek ceritakan. ” Juan terdiam sejenak, dia lalu berdiri dan mendekati Mean.

Juan mengambil buku itu lalu membuka setiap lembarnya, dia menatapi setiap puisi dan kata-kata itu dengan saksama.

” E-eh— ” Juan tak sengaja membuat buku lama itu menjadi sobek dan jatuh satu foto yang telah usang dari beberapa kertas yang ikut berjatuhan, Mean dan Juan memunguti kertas itu namun foto itu ada di tangan Juan.

” Ini foto mu? Dengan siapa? ” Tanya Juan, Mean langsung memgambil foto lama itu dan menatapnya. Memang ada dua lelaki yang tersenyum begitu ceria, salah satu nya memiliki wajah yang begitu persis dengan Mean.

” Ini bukan aku. ” Ujar Mean, Juan langsung heran mendengarnya.

” Bukan dari mana? Sudah jelas itu dirimu, ayo katakan. Siapa pemuda manis yang ada di sampingmu itu, pacar ya? ” Kesal Juan, Mean berdecih dan mengerutkan keningnya.

” Sudah ku bilang bukan aku, kau tidak lihat? Warnanya saja sudah memudar, itu artinya foto itu sudah lama sekali. ” Juan tersentak kaget, benar juga apa yang Mean ucapkan.

” Lalu foto siapa? ” Juan lalu mengambil foto itu lagi dan menatap ke belakangnya.

” Mahen... Dan Kean? ”

Mine S1 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang