20

2K 77 0
                                    

•••

” Melan, cukuplah. Apa kau akan membunuh setiap siswa di sini? ” Zoy menatap Melan yang sedang duduk di sofa, dia memeriksa satu pistol dari setiap sudutnya.

” Aku hanya menginginkan jantung nya, lagi pula itu permintaan dari Mahen. ” Balasnya santai, Zoy menggeleng lalu mendekat ke arahnya.

” Mahen tadi menelfonku, dia sepertinya tidak tau kalo kau di sini. ”

” Memang, tidak ada yang tau tempat ini kecuali Mama dan Andrion. Tapi Mahen tau kalo aku seorang Alpha, sebagai upah membungkam mulutnya. Aku harus membawakannya jantung setiap minggu. ”

” Untuk apa Mahen jantung? ”

” Ntahlah, dia meminta itu semenjak Omega itu datang ke rumah. ”

” Keandra? Apa dia? ” Melan tersenyum miring, dia lalu menatap satu jantung yang ada di atas meja di dekat Sofa. Melan meletakan pistolnya di dekat jantung yang di bawahnya di alasi dengan sapu tangan.

” Melan, jangan sampai kau membunuh bangsawan yang lumayan berpengaruh. Itu akan membuat sedikit masalah, ingat. ” Tegur Zoy, Melan tak merespon. Dia sibuk menatapi jantung itu saksama.

” Zoy, bawa organ-organ yang tersisa ke dalam lab ku. ” Zoy mengangguk lalu menatap satu jasad yang sudah tak utuh.

Di dalam lab nya, Melan sudah memeriksa setiap organ yang dia penasari.

” Baby... ” Panggilan seorang wanita itu membuat Melan kaget, dia lalu menatap ke arah Risya yang tersenyum manis padanya.

” Jangan ganggu aku. ” Dingin Melan, Risya tertawa lalu menatap percobaan Melan.

” Orang-orang kalo ingin meneliti menggunakan tubuh utuh dan masih bernyawa, tapi kau memilih memeriksa organnya. ” Ujar Risya, Melan melepaskan sarung tangannya dan menatap Risya.

” Kalo begitu kau saja yang jadi percobaanku. ” Risya tersenyum lebar, dia mulai menggebu-gebu lagi. Pipinya memerah bak kepiting rebus, rambutnya yang panjang dia belai dengan lembut.

” Boleh... Anything for you baby. ” Melan terdiam mendengarnya, Risya yang mulai menempel padanya sedikit membuatnya terganggu.

” Ahhk. ” Rintisan dari gadis itu Melan dengar saat dia menyuntikan sesuatu obat di Risya, suntikan itu Melan berikan di leher Risya membuat gadis itu memegang tangannya.

” Ahhh~ ”

” Cih, menjijikan. Jangan memdesah seperti itu. ” Kesal Melan menatap wajah Risya yang terlihat cabul menatapnya, dia mencabut suntikan itu dan pergi dari hadapan Risya.

Seketika tubuh Risya tumbang, dia memegang lehernya yang sakit. Dengan nafas ngos-ngosan dia berusaha mengatur nafasnya kembali.

” Risya, kau tidak papa? ” Khawatir Rayya yang baru datang melihat adiknya, Rayya memegang bahu Risya dan membantunya berdiri.

” Rya, dia... Dia Membuatku gila! ” Girangnya, Rayya tentunya tau apa yang di katakan kembarannya ini. Rayya lalu menatap leher Risya ada lebam dan berlubang di tengah-tengah lebam itu.

” Apa ini? ” Tanya Rayya, Risya memegang lebamnya itu dan sedikit merintis kesakitan. Suntikan yang Melan tusukan di lehernya mempunyai jarum yang cukup besar, dan itu membekaskan lebam dan lubang.

” Ini tandanya Rya, tanda yang dia berikan padaku. Tanda dari Melanku. ” Mendengar kata terakhir membuat Rayya mendengarnya sedikit marah, dia bingung pada adiknya ini. Memang banyak yang ingin menjalin hubungan dengan keluarga Alexandra, tapi kalo hampir menghilangkan nyawa percuma.

Mine S1 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang