•••
” Melan, cukuplah. Apa kau akan membunuh setiap siswa di sini? ” Zoy menatap Melan yang sedang duduk di sofa, dia memeriksa satu pistol dari setiap sudutnya.
” Aku hanya menginginkan jantung nya, lagi pula itu permintaan dari Mahen. ” Balasnya santai, Zoy menggeleng lalu mendekat ke arahnya.
” Mahen tadi menelfonku, dia sepertinya tidak tau kalo kau di sini. ”
” Memang, tidak ada yang tau tempat ini kecuali Mama dan Andrion. Tapi Mahen tau kalo aku seorang Alpha, sebagai upah membungkam mulutnya. Aku harus membawakannya jantung setiap minggu. ”
” Untuk apa Mahen jantung? ”
” Ntahlah, dia meminta itu semenjak Omega itu datang ke rumah. ”
” Keandra? Apa dia? ” Melan tersenyum miring, dia lalu menatap satu jantung yang ada di atas meja di dekat Sofa. Melan meletakan pistolnya di dekat jantung yang di bawahnya di alasi dengan sapu tangan.
” Melan, jangan sampai kau membunuh bangsawan yang lumayan berpengaruh. Itu akan membuat sedikit masalah, ingat. ” Tegur Zoy, Melan tak merespon. Dia sibuk menatapi jantung itu saksama.
” Zoy, bawa organ-organ yang tersisa ke dalam lab ku. ” Zoy mengangguk lalu menatap satu jasad yang sudah tak utuh.
Di dalam lab nya, Melan sudah memeriksa setiap organ yang dia penasari.
” Baby... ” Panggilan seorang wanita itu membuat Melan kaget, dia lalu menatap ke arah Risya yang tersenyum manis padanya.
” Jangan ganggu aku. ” Dingin Melan, Risya tertawa lalu menatap percobaan Melan.
” Orang-orang kalo ingin meneliti menggunakan tubuh utuh dan masih bernyawa, tapi kau memilih memeriksa organnya. ” Ujar Risya, Melan melepaskan sarung tangannya dan menatap Risya.
” Kalo begitu kau saja yang jadi percobaanku. ” Risya tersenyum lebar, dia mulai menggebu-gebu lagi. Pipinya memerah bak kepiting rebus, rambutnya yang panjang dia belai dengan lembut.
” Boleh... Anything for you baby. ” Melan terdiam mendengarnya, Risya yang mulai menempel padanya sedikit membuatnya terganggu.
” Ahhk. ” Rintisan dari gadis itu Melan dengar saat dia menyuntikan sesuatu obat di Risya, suntikan itu Melan berikan di leher Risya membuat gadis itu memegang tangannya.
” Ahhh~ ”
” Cih, menjijikan. Jangan memdesah seperti itu. ” Kesal Melan menatap wajah Risya yang terlihat cabul menatapnya, dia mencabut suntikan itu dan pergi dari hadapan Risya.
Seketika tubuh Risya tumbang, dia memegang lehernya yang sakit. Dengan nafas ngos-ngosan dia berusaha mengatur nafasnya kembali.
” Risya, kau tidak papa? ” Khawatir Rayya yang baru datang melihat adiknya, Rayya memegang bahu Risya dan membantunya berdiri.
” Rya, dia... Dia Membuatku gila! ” Girangnya, Rayya tentunya tau apa yang di katakan kembarannya ini. Rayya lalu menatap leher Risya ada lebam dan berlubang di tengah-tengah lebam itu.
” Apa ini? ” Tanya Rayya, Risya memegang lebamnya itu dan sedikit merintis kesakitan. Suntikan yang Melan tusukan di lehernya mempunyai jarum yang cukup besar, dan itu membekaskan lebam dan lubang.
” Ini tandanya Rya, tanda yang dia berikan padaku. Tanda dari Melanku. ” Mendengar kata terakhir membuat Rayya mendengarnya sedikit marah, dia bingung pada adiknya ini. Memang banyak yang ingin menjalin hubungan dengan keluarga Alexandra, tapi kalo hampir menghilangkan nyawa percuma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine S1 √
General FictionSeorang pemuda yang sering di panggil Kean, Kean hidup bersama neneknya di rumah mereka yang begitu lusuh. suatu hari nenek Kean sakit dan harus di larikan kerumah sakit sesegera mungkin, Kean akhirnya bertemu bosnya dan meminta solusi. bos Kean lal...