24

1.5K 70 2
                                    

•••

Beberapa menit lamanya Kean berbaring di ranjang, dia lelah dan hanya ingin meristirahatkan dirinya.

Ceklek.

Pintu kamar mandi lalu terbuka menunjukan Mahen yang keluar dengan handuk di pinggangnya, Mahen menatap Kean yang memejamkan matanya karna kelelahan.

” Apa kau sudah cukup lelah karna itu? ” Tanya Mahen, dia lalu duduk di kursi yang ada di dekat jendela Kean. Mahen membuka tirai mempersilahkan cahaya masuk dan membuat Kean membuka matanya, tapi dia tidak sanggup untuk duduk apa lagi berdiri.

” Kenapa tuan sangat kejam kepadaku? Aku masih terima jika anda menyiksaku, tapi ku mohon ampuni janin ku. ” Lirihnya, suara Kean begitu pelan. Mahen lalu menatap Kean dan mendekatinya, Mahen lalu duduk di sebelah Kean yang terbaring.

” Aku melakukan itu hanya untuk membersihkanmu dari Alpha lain. ”

” Kau seharusnya priksa dulu, apakah benar ini anak tuan Alfin. Bukan malah menginginkan kematiannya... ”

” Walau pun benar yang ada di perutmu ini adalah anakku, aku tetap akan membunuhnya. ” Perkataan Mahen membuat Kean memaksakan dirinya untuk duduk, dia menatap lekat mata Mahen yang tampa rasa bersalah mengatakan semuanya.

” Kalo itu mau tuan, seharusnya kau membunuhku sekalian. ” Ucap Kean, air matanya mulai mengalir lagi. Hatinya sudah tidak bisa menoleransikan semua yang Mahen lakukan padanya, Alpha di depannya ini hanya memandangnya datar.

” Aku tidak akan membunuhmu, yang ingin ku bunuh janinmu. Sedangkan dirimu akan menjadi milikku, Keandra. ” Balas Mahen, Kean mulai mengepalkan tangannya. Dia memukul dada Mahen, pukulan Kean begitu pelan karna tidak sanggup untuk semua sakit yang dia rasakan.

” Dengar. ” Mahen memegang kedua lengan Kean dan memandangnya lekat.

” Aku mau tanya padamu, pilih gugurkan kandunganmu menggunakan cara apapun aku tidak peduli. Atau pilih nenekmu mati di tanganku, bagaimana? ” Mendengarnya Kean terdiam, dia menggeleng. Masuk ke dalam rumah Alexandra ternyata mengundang kesakitan dan penderitaan yang lebih parah dari apa yang dia rasakan di rumah gubuknya, dari pada menjadi seperti ini. Kean lebih suka menjadi copet seperti dulu.

” KENAPA KAU BEGITU KEJAM? Apa kurang diriku menyerahkan tubuhku untuk mu? Apa kurang aku melayani mu? Kenapa kau melakukan ini semua padaku... Hiks.. ”

” Sudahku bilang, kau hanya jadi milikku. Tidak ada yang boleh memiliki mu selain diriku, termasuk memilikimu sebagai seorang cucu atau pun ibu. Jadi, aku tidak ingin ada orang yang punya hubungan denganmu selain diriku. Kean. ” Tekan Mahen, menatap tangisan Omega di depannya tidak ada kata lain selain 'Dia harus kumiliki' di dalam benak Mahen.

” Apa kau gila? Aku hanya jngin hidup bahagia, tidak lebih dari itu... Hiks kenapa kau melakukan ini! ”

” DIAMLAH DAN PILIH KEAN. ”

” Mati! Aku ingin mati, asal kau lepaskan nenekku. Jangankan janin inj, diriku sendiri akan ku bunuh. Aku memlih mati— ” Ucapan Kean di jedah oleh bibir Mahen yang tiba-tiba menyambar nya dengan ganas, tak lama Mahen mengecup Kean dia langsung melepaskannya.

” Kalo berani kau menyakiti dirimu sendiri segorespun, maka akan ku ganti dengan satu plastik darah nenekmu. Sepakat? ” Kata-kata Mahen membuat Kean menangis histeris, tangannya menutup wajahnya dan menangis sejadi-jadinya.

” Ok, aku akan bekerja. Kau makan dan obati luka di kepalamu, jika pulang dari rumah sakit nanti kau masih dalam keadaan mengandung. Maka aku akan melukai nenekmu, ingat kata-kataku. ” Ucap Mahen, dia lalu memakai baju dan pergi dari kamar Kean. Kean menangis, meremas bantal tidak bisa memadamkan rasa pilu di hatinya.

Mine S1 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang