•••
Di dalam Mansion itu semua sudah berkumpul, mereka memasang heran pada Omega yang Melan bawa pulang ini.
Mata yang banyak menatapi Rayya sedikit membuatnya takut dan merasa di hakimi, ia cemas karna takut keluarga Alexandra akan menolaknya.
” Dia adalah Rayya, istriku. ” Reflek mendengar kata 'Istri' semuanya kaget termasuk Rayya sendiri, dia menatap Melan yang datar memandang lurus kedepan.
” Apa? Jangan bercanda, kau masih muda jangan ngaur seperti itu. ” Heran Lian, dia baru saja kembali dan langsung di suruh berkumpul seperti ini.
” Melan, kau tau apa yang kau ucapkan. ” Ujar Mahen dingin, Melan tersenyum miring mendengar perkataan Mahen. Dia menatap Rayya yang masih terpaku memandangnya, dengan gercap Melan memeluk pinggang Rayya dan memeluknya dari samping.
” Ya, tau dan sangat tau. ” Jawab Melan santai, Mahen berdecak kecil memandang Rayya.
” Apa kau sudah bilang pada Mama? Kau adalah aset yang paling berharga baginya, jika mendengarnya dia pasti aka— ”
” Berisik, dengar Mahen. Aku bukan Alfin yang hanya memberikan kata-kata manis seperti 'Aku mencintai mu' dan tidak melakukan apapun. aku bukan Andrion yang membiarkan orang yang dia cintai pergi begitu saja tanpa perlawanan yang jelas. Dan aku bukan kau, yang memaksa kehendak dan perasaan sendiri tanpa memikirkan orang yang kau sukai. Aku membuktikan perasaanku melalui kata-kata dan tindakan, aku melakukannya tanpa ada paksaan walau sedikit mengandung ancaman. Aku melakukannya dengan caraku, aku tidak lemah seperti kalian ber-3. ” Mahen terdiam mendengarnya, semuanya juga.
Perkataan Melan sangat benar, tidak ada kata-kata yang salah. Semuanya terdiam memandang tekad Melan, matanya tidak bisa berbohong bahwa dia sungguh-sungguh akan perkataanya. Bahkan Rayya, dia yang awalnya memandang Melan penuh takut biasanya kini penuh binaran di matanya.
” Sejujurnya, aku akan menikahi Rayya secara resmi setelah kami lulus nanti. Dan kabar gembira! Rayya hamil! ” Girang Melan dan menggendong Rayya lalu kabur masuk ke kamarnya, semuanya terpelongo termasuk Mahen.
” D-dia bilang apa? ” Tanya Erick.
” Dia bilang 'Rayya hamil' ” Jawab Azril polos, Kean memandang Mahen yang menatap dingin pada pintu Melan yang sudah tertutup. Pemuda itu berharap bisa mempertahakan janinnya, dia berharap bisa di terima seperti janin Rayya tadi. Setidaknya oleh Mahen sendiri saja tidak masalah.
” Menyebalkan. ” Mahen hendak pergi, menatap Kean yang memandangnya penuh harapan sedikit membuatnya tertarik.
” Ikut aku. ” Ajak Mahen menarik tangan Kean ke lantai dua di mana kamarnya berada, sejujurnya hati Kean was-wasan saat Mahen tiba-tiba menariknya.
Ceklek.
” Mau apa kau? ” Tanya Kean penuh gertak saat pintu kamarnya Mahen tutup, Mahen terseyum smrik mendengarnya.
” Melihat dari matamu kau sepertinya menginginkan hal yang seperti Omega tadi. ” Kean tertunduk kebawah, Omega mana saja juga menginginkan seperti itu. Di cintai Alphanya, tanpa ada rasa penyesalan sedikit pun.
” Semua orang menginginkan kebahagiaan, tuan tau itu. ” Balasnya singkat, Mahen terdiam. Dia terkenang apa yang baru saja dia lihat sebelum Melan datang, pemandangan keceriaan yang terlihat di wajah Kean begitu membuatnya nyaman.
” Aku ingin membuat mu sepertinya, tapi itu semua akan terwujud jika kau tidak mengandung. Dan tidak punya orang lain selain diriku. ” Kean terdiam, takdir dan kehidupannya ini membuatnya muak. Dia bahkan sudah berfikir gila dengan cara mengajak janinnya mati nantinya dan tidak memikirkan neneknya yang sekarang ada di genggaman Mahen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine S1 √
General FictionSeorang pemuda yang sering di panggil Kean, Kean hidup bersama neneknya di rumah mereka yang begitu lusuh. suatu hari nenek Kean sakit dan harus di larikan kerumah sakit sesegera mungkin, Kean akhirnya bertemu bosnya dan meminta solusi. bos Kean lal...