26

1.5K 68 0
                                    

•••

Di dalam ruangan yang sepi itu, dengan cahaya yang minim. Melan menatap Omeganya yang sedang memainkan ponsel sembari sesekali menatap kembarannya.

” Rayya. ” Panggil Melan, Rayya menoleh seketika saat suara Melan memecahkan keheningan.

” Sejak kapan dedek ada? ” Tanya Melan, Rayya tersenyum lalu mendekati Melan yang duduk di sampingnya.

” 2 minggu lalu ” Jawabnya, Melan tersenyum lalu memandang perut Rayya.

” Apa kau sudah memberi tau keluarga mu? ” Rayya menggeleng, dengan sedih dia tertunduk kebawah.

” Hey, ada apa? ” Tanya Melan lembut menatap Rayya yang lesu di depannya, Rayya lalu memeluk Melan.

” Aku takut, aku punya dua kakak. Dan mereka sama egoisnya dengan Risya, aku tidak ingin nantinya mereka memaksa ku pulang. ” Tangisnya, Melan berdengus kesal mendengar curahan Rayya. Ingin baginya mendatangi keluarga Olifva yang tidak tau di mana dan menghancurkannya.

” Sudahlah, aku akan pulang dan memberi tau keluarga Alexandra tentang berita ini. ” Melan hendak mengangkat tubuh Rayya yang duduk di pangkuannya, tapi Rayya tidak mau.

” Ku dengar keluarga Alexandra itu sangat kejam, nanti kalo kau kenapa-napa bagaiamana? ” Ujar Rayya, Melan tersenyum miring mendengarnya.

” Jadi kau khawatir padaku hmm? ” Rayya terdiam menatap senyum pedenya Melan, dia lalu berdiri dan mengambil ponselnya.

” Hallo. ”

( ... )

” K-kak, aku dan Risya ada urusan. Sementara waktu kami tidak akan memberi atau mengabari kalian tentang kami di sini. ”

( ... )

” Pokoknya begitu! Jangan hubungi aku dan Risya lagi! Dan jangan mencariku dan dia lagi! ” Rayya melempar ponselnya dan menginjak-injak ponsel itu sampai hancur berkeping-keping, rasanya nyaman setelah mengatakan itu semua.

” Tadi itu. ”

” Kakakku, dia baru pulang kerumah. Sekarang aku bebas dari keluarga Olifva. ” Ucap Rayya, lega di hatinya sangat membuatnya merasa tak terbebani. Sekarang dia bisa mengalami kehidupan yang normal, tentunya bersama dengan bayi dan Alphanya.

” Ayya, sini. ” Suruh Melan, Rayya menatap dan tersenyum.

” Tidak. ” Jawab Rayya seakan mengejek dan mengolok Melan, Melan kesal dan langsung mengejar Rayya yang mulai berlari dengan bahagia menjauhi Melan.

” Kena! ” Seru Melan menangkap pinggang ramping Rayya, Rayya langsung memecahkan tawanya saat dia mulai di gelitik Melan hingga mereka berdua berguling di lantai.

” H-hentikan, i-ini geli tuan Hahahahah. ”

•••

” AHHKK. ” Suara rintisan pemuda itu mengema di dalam kamar Andrion, betapa senangnya dia mendengar setiap suara kesakitan yang keluar dari mulut Hendri. Hendri terikat sembari terus di cambuk, tubuhnya penuh luka dan memar.

” Jawab aku Hendrian, kenapa kau memasuki kamar Nia? ” Tekan Andrion, Hendri tertawa mendengarnya. Dia tidak menjawab, justru malah meludahi wajah Andrion.

” Bajingan! ”

Ctes.

” Ahhk. ”

” Jawab pertanyaanku Hendri, kalo kau tidak mau aku membunuhmu sekarang. ” Tekan Andrion lagi, Hendri tidak ada kata takut pada Alpha yang menakutkan di depannya. Justru dia merasa ingin tertawa melihat wajah Andrion yang menyedihkan menurutnya.

Mine S1 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang