33

1.4K 77 0
                                    

***

Pagi menjemput, Kean masih tak sadar. Dia terbangun di ruangan yang asing, bernuansa putih dan luas seluas kamar Mahen.

Ceklek.

Pintu terbuka, Releana masuk memasang senyuman manis. Rambut Releana yang pendek sebahu itu membuatnya terkesan elegan namun tangguh, untuk seorang Wanita tubuh Releana lumayan kekar.

" Boleh tante masuk? " Kean mengangguk, melihat itu Releana masuk.

" Ini di mana? " Tanya Kean bingung, seingatnya dia semalam ada di dalam mobil bersama Releana. Tapi sekarang dia malah berada di kamar ntah kamar siapa.

" Ini di rumah Atthaya, rumah kita Kean. " Ujar Releana, di sudut kamar ada box bayi yang di hiasi mainan juga.

" Tante punya anak? " Tanya Kean, Releana lalu memandang box bayi itu dan tersenyum.

" Tante memang punya anak, tapi sudah dewasa. Itu box saat kamu masih kecil dulu. " Kean membulatkan matanya, dia perlahan berjalan mendekati Box itu. Dia membayangkan betapa bahagianya dia dulu sebelum tragedi itu terjadi, dia memang tidak ingat. Tapi nenek nya menceritakan semuanya, tanpa ada yang ketinggalan sedikitpun.

" Mama... Papa, di mana mereka di makamkan? " Releana menunduk sedih, dia perlahan mendekati Kean dan mengelus kepala Kean dengan lembut.

" Mereka tidak di makam kan, Kean. " Ujarnya, mata Kean membulat tak percaya.

" Apa mereka masih hidup? Lalu dii mana mereka? " Girang Kean, dia mencari di mana sosok kedua orang tuanya yang ingin dia temui selama ini.

" Mereka sudah mati, hanya saja jasad mereka tidak di temukan. "

" Apa? Tapi kenapa? "

" Itu karna tubuh mereka hancur di ledakan oleh bom, dan juga tenggelam bersama kerangka kapal waktu itu. " Ujarnya pedih, Kean terdiam menatap Releana yang menangis.

" Maaf membuat tante mengingat waktu itu, a-apa aku boleh meminjam kamar mandi? " Tanya Kean, Releana tersenyun kembali menatap keponakannya ini.

" Kenapa tidak? Ini rumah kita Kean, tanpa minta izin padaku kau boleh memakai apapun yang kau mau di keluarga Atthaya. " Ujar Relealan, Kean tersenyun lalu mengangguk.

" Kamar mandinya di sana, kau pakai saja. Tante akan menunggu di meja makan, kau hanya perlu turun melewati lift dan stop di lantai 2. " Kean mengangguk, Releana lalu meninggalkannya dan pergi duluan ke ruang makan.

' Lift? Aku tidak pernah memakainya sebelumnya, rumah iblis itu dan Mansion juga hanya memakai tangga saja. ' Batin Kean, dia tak ambil pusing dan mengambil handuk serta masuk ke kamar mandi.

Setelah beberapa menit lamanya Kean mandi, dia keluar dari kamar mandi menggunakan handuk yang biasa di pakai saat menginap di hotel.

" Tuan muda, kami di perintahkan untuk menyediakan baju untuk anda. Mohon di pilih. " Para Maid sudah menunggu Kean, pemuda itu kaget karna tiba-tiba sudah banyak Maid di dalam kamar itu.

" C-cukup baju yang sederhana. " Ujar Kean, para Maid menunduk lalu satu-persatu memperlihatkan baju yang terlihat paling sederhana dari yang lain.

" A-apa ada kaos saja? Aku tidak biasa memakai jas atau kemeja. " Ujar Kean, para Maid saling memandang lalu menggeleng.

" Kaos terlalu sederhana tuan muda, itu tidak ada di sini. Kemeja serta jas bernilai ratusan dolar Amerika lebih, jadi... Kaos itu... "

" A-aku mengerti, siapkan kemeja putih dan celana panjang bewarna hitam saja. " Para Maid mengangguk lalu memilihkan apa yang Kean suruh, setelah memilihkan para Maid memberikannya pada Kean.

Mine S1 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang