13

2.4K 107 1
                                    

•••

Kean begitu heran dengan Mahen, walau seperti itu Kio adalah Altar Egonya Mahen yang selama ini terpendam. Sikap Kio yang masih kekanak-kanakan memang karna sikapnya seperti pemuda umur baru 17 tahun, dan juga belum terlalu mengerti kenapa dia bisa ada di dalam tubuh Mahen.

" Dia sangat kasar ya. " Ucap Kio yang sedang membalut dan memberi beberapa obat di lengan Kean, Kean lalu menatap Kio.

" Aku masih tidak percaya. " Sahut Kean.

" Sebenarnya, aku adalah emosinya selagi masih kecil. Saat kecil keluarganya sangat keras kepadanya, dia tidak bisa menikmati masa sekolah, masa kecil, dan masa bermain layaknya anak remaja. Sehingga tiba-tiba aku muncul di suatu tempat yang gelap tanpa apapun, ada cahaya yang berusaha ku gapai. Dan saat aku menggapainya, tiba-tiba saja aku sadar dan telah mengendalikan tubuh ini. Maaf ya, kamu pasti tidak suka karna aku tiba-tiba memakai tubuh kekasihmu. "

" Aku bukan kekasihnya. "

" Oh ya? Tapi kau cantik, dia bodoh karna tidak memilih mu. Kalo begitu, bersediakah kamu menjadi kekasihku? " Kean tertawa saat melihat Kio, sudah jelas bahwa Kio hanya ingin menghiburnya.

" Sikap mu lebih asyik dari pemilik tubuh yang aslinya. " Balas Kean sambil masih sedikit menahan tawanya.

" Salah, dia memang pemarah tapi bukan berarti dia tidak asyik. Tapi aku pastikan kamu akan menjadi Omega yang paling bahagia, dan hanya aku yang bisa membuat senyuman manis itu lagi. " Kio tersenyum manis menatap Kean, pemuda itu kembali tertawa.

" Ucapanmu manis ya. "

" Iyah, tapi kau tau tidak? "

" Apa? "

" Bagiku itu pahit. "

" Hah? "

" Iyah, soalnya kalo kemanisan akan diabetes. "

" Hahahah. " Keduanya ketawa dengan ucapan-ucapan Kio, Kean baru pertama kali melepas semua ketawanya selama ini.

" Sutt jangan ketawa. "

" Kenapa? " Tanya Kean menatap muka Kio yang sok serius.

" Karna aku takut, penjahat menemukan kita. Dan mengganggu aku untuk menatap lebih banyak senyuman dan suara tawamu yang indah. " Kean hanya bisa tersenyum saat kata-kata manis itu keluar.

" Biar ku tebak, hitungan ke tiga, pasti akan ada orang selain kita. " Kean mengangguk, mereka juga masih ada di kamar pembantu itu sambil masih mengobati lengan Kean. Kio mulai menghitung mundur, saat hitungan mulai menginjak ke1, suara Kio berhenti di gantikan pintu yang terbuka.

Ceklek.

" T-tuan? " Benar saja, satu pembantu berpakaian Maid masuk ke dalam kamarnya dan terkejut menatap Mahen dan Kean.

" K-kau benar. " Bisik Kean, Kio tidak menjawab seketika tiba-tiba Kio berdiri dan membuka salah satu laci. Dia mengambil pisau kecil tanpa di duga pisau itu Kio lempar hingga menusuk leher sang pembantu, tubuh Kean berhenti menatap kejadian itu.

" Menyebalkan. " Ucapnya lalu menatap ke arah Kean, Kean mulai takut atas apa yang baru saja dia lihat. Bahkan darah sang Pembantu tidak lekas berhenti.

" Siapa namanya. " Tanyanya menatap Kean, dari sorot mata sepertinya Kean tau bahwa Mahen sudah kembali ketubuhnya lagi.

" K-kio. " Jawab Kean pelan, Mahen tersenyum miring lalu pergi dari dalam kamar itu meninggalkan Kean dengan jasad pembantu itu yang berlumuran darah.

" Aku sudah berusaha menahanya agar tidak keluar, sial. " Kesal Mahen terus berjalan menuju kamarnya.

" Mahen, cepat antar adikmu. Dia merengek takut telat. " Panggil seorang pemuda dan itu adalah Al.

Mine S1 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang