•••
Ntah kenapa hati Kean berdenyut sangat sakit, dia bingung harus apa sekarang. Dia membiarkan Mahen yang terus berusaha menjelaskan, dia terus memandang Mahen dengan hangat dan mengelus pipi Mahen dengan lembut.
Memandang hidung Mahen yang memerah karna tangisannya, dan juga mata yang membengkak itu. Dia belum pernah melihat semuanya, air matanya jatuh menatap air mata Mahen yang tak henti terjatuh.
“ J-janin mu... Aku sudah memeriksanya hiks, itu anak mu dan Alfin... Aku tidak mau kau mengandung anak orang lain, a-aku salah di titik itu... Ku mohon jangan membenciku... Jangan tinggalkan aku.. jangan juga mati seperti meraka hiks.. ” walau suara Mahen tercekat karna tangisannya yang tak mau berhenti, tapi dia tetap ingin bilang semua faktanya pada Kean. Dia tidak mau karna gengsinya selama ini membuat Kean pergi meninggalkanya sama halnya dengan Aliana dan Meran.
“ Sudahlah... Jangan menangis terus, aku jadi ikut sedih... A-aku tidak membencimu lagi. ” Ujar Kean, Mahen lalu kembali mendongak menatap wajah Kean yang sudah menangis. Di peluk nya Kean dengan hangat dan menghapus air mata Kean.
•••
“ Bagaimana keadaanmu? ” Erlan baru terbangun dari pingsannya, dia memandang banyak wajah yang tak dia kenali.
“ Siapa kalian? ” Kagetnya, Yeken lalu tersenyum.
“ Kami adalah bawahan keluarga Atthaya tuan Erlan, anda tidak perlu khawatir. ” Perjelas Yeken, Erlan awalnya tak percaya hingga dia melihat Erga yang baru memasuki ruangan itu bersama Releana.
“ Kau sudah bangun? ” Dingin Erga, Erlan hanya diam sedangkan Releana dengan cepat menjenguk sang putra.
“ Kenapa dengan mu? 2 hari kau pingsan, ada apa sebenarnya? ” Tanya Releana khawatir.
“ Sebenarnya aku dan Kean di kroyok para preman, lalu kami di tangkap dengan anggota keluarga Alexandra. Sebelum di buang ke jurang, aku di antar sampai dasar jurang lalu ada benda tumpul memukul kepala ku hingga pingsan. ”
“ Bagaimana dengan Kean? ”
Erlan terdiam, dia baru mengingat kejadian yang begitu memalukan itu. Dia mengepal tangannya kuat, dengan kecewa dia menjawab apa ada nya.
“ Keterlaluan! Kita akan menyelamatkan Kean, dan melaksanakan perang besar-besaran itu secepatnya. ” Marah Releana, dia menyuruh Yeken agar cepat memberi tau keluarga Olifva tentang perang itu. Releana juga tau bahwa keluarga Alexandra akan membantu Olifva karna itu dia ingin segera berperang agar bisa membasmi kedua keluarga itu.
•••
Mentari pagi menyinari mataku...
Rasanya seperti menunjukan masa depan yang terang... Aku gembira walau rasanya seperti mimpi... Tapi ini bukan, ini bukan mimpi... Dirinya yang ku benci ternyata tak seburuk yang ku tau... Dia seperti anak kecil jika sedang rapuh... Aku ingin di sampingnya untuk saat ini... Aku juga tidak tau apa keputusanku akan berubah seiring berjalannya waktu.“ Kok tidak nyambung ya? ” Kesal Kean, hari sudah pagi menunjukan sinarnya. Ia sedang menulis puisi di samping Mahen yang terlelap tidur.
“ Ya sudah lah, lagi pula puisinya tidak nyambung seperti cerita ini. ” Ujarnya ( Nyindir Author )
“ Eh, kau sudah bangun? ” ujar Kean menatap Mahen yang sudah bangun tapi masih rebahan, Mahen hanya diam memandang lesu pada Kean.
“ Kau masih sedih? ” Tanya Kean menatap mata Mahen yang sudah berkaca-kaca, semalaman Mahen menangis hingga tertidur.
Mahen berusaha menahan air matanya, dia menggenggam tangan Kean lalu di kecupnya dan mulai terisak-isak.
“ Kau tidak a-akan pergi kan? ” Cicit Mahen, Kean berdengus kesal. Dia mulai rebahan di samping Mahen dan memandangnya, Kean menghapus air mata Mahen lalu mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine S1 √
General FictionSeorang pemuda yang sering di panggil Kean, Kean hidup bersama neneknya di rumah mereka yang begitu lusuh. suatu hari nenek Kean sakit dan harus di larikan kerumah sakit sesegera mungkin, Kean akhirnya bertemu bosnya dan meminta solusi. bos Kean lal...