•••
Setelah memastikan Kean memakai pakaiannya dengan benar, Mahen kembali menggendong pemuda itu yang masih tak berdaya.
“ Bukakan pintunya. “ Pinta Mahen, Kean menatap pintu kamar Mahen dan membukakannya.
“ Efek sampingnya belum keluar? “ Tanya Mahen dan merebahkan tubuh Kean, Kean bingung apa yang Mahen maksud.
“ a-apa efek sampingnya? “ Lirih nya pelan, Kean masih tak berdaya tentang apa yang Mahen lakukan padanya tadi.
“ Shit, aurah mu mulai menggodaku lagi, apa kau bisa memendamnya sebentar saja? “ Tanya Mahen, tapi percuma, Kean masih lemas.
“ Ahhhkkk SIALAN! “ Kesal Mahen karna tidak bisa menahan dirinya sendiri, dia sadar bahwa tubuhnya dan tubuh Kean tidak memungkinkan untuk melakukan itu. Tapi, kalo nafsu sudah bertindak mau bagaimana lagi?
“ Tuan, maaf. “ Setelah mengatakan itu Kean benar-benar tidak bisa apa-apa, dia masih dalam keadaan sadar walau samar-samar.
“ Woy, aku bingung padamu, kenapa dirimu berbeda dengan Omega lainnya? “ Tanya Mahen mulai menatap Kean dengan sangat dekat, bahkan hanya beda 1 senti saja, karna posisinya Mahen menindih tubuh Kean dari tadi.
“ apa yang tuan maksud? “ Mendengar nada Kean yang melemah dan tanpa daya sedikitpun, Mahen sadar bahwa efek sampingnya telah berlaku.
“ Kau cukup diam, mengerti? “ Pinta Mahen.
•••
Setelah setengah jam, Mahen sudah tidak bisa memaksakan dirinya, walau ingin sekali baginya menghapus semua bekas yang Al tinggalkan di tubuh Kean, tapi fisiknya tidak memungkinkan.
“ Menyebalkan. “ Kesal Mahen menatap Kean yang tertidur di sampingnya, Mahen membelai lembut pipi Kean.
“ Manis. “ Ujarnya dan membawa Kean tidur di dalam dekapannya, sebelum tertidur Mahen terus mengelus kepala Kean dan sesekali mengecup keningnya.
’ Ahhkk, bekas luka di bagian kaki mulai mengeluarkan darah lagi, mungkin gara-gara aku menggendongnya tadi. ’ Batin Mahen memeluk Kean erat tanpa melonggarkannya sedikitpun.
•••
“ Kenapa kau di sini? Bukannya kau ada di ruanganya Mahen? “ Tanya Pioran menatap adik kembarnya ini yang datang karna marah.
“ Lalu bagaimana denganmu? Kau seharusnya sudah ada di kamar Pak Alfin sekarang. “ Kesal Parona, Pioran menatap datar ke arah Parona yang duduk di sofa dengan marah.
“ Saat kau melihat Omega yang bersama Mahen, apa kau pernah berfikir seperti apa yang kupikirkan? “ Tanya Pioran, Parona seketika memandang Pioran dengan wajah datarnya dan mendekat ke arahnya.
“ Kalo dia cantik? “ Jawab Parona, Mendengar jawaban Parona seketika Pioran tertawa pelan.
“ Bukan hanya itu, sebelumnya kita tidak pernah bertemu Omega yang mempunyai bau yang semanis dia. “
“ Kau lupa tujuan kita kesini? “
“ Tidak, tapi jika tujuan itu sudah tercapai, aku ingin Omega itu menjadi milikku. “
“ Apa? Kenapa? “
“ Aku merasa bahwa dia bisa kujadikan alat percobaan. “
“ Maksudmu tentang Alpha-Omega? “
Yang di maksud Alpha-Omega, adalah pertukaran ras, semisalnya Alpha akan di ubah menjadi Omega dan begitupun sebaliknya.
“ Parona, melalui segi fisik dia sangat sempurna, wajah yang cantik, tubuh yang putih dan ramping, tingginya memang tidak terlalu, tapi, yang paling penting adalah bau nya, Dia sempurnah Parona! “ Seru Pioran, Parona menatap heran pada kakaknya yang tergila-gila dengan penelitian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine S1 √
General FictionSeorang pemuda yang sering di panggil Kean, Kean hidup bersama neneknya di rumah mereka yang begitu lusuh. suatu hari nenek Kean sakit dan harus di larikan kerumah sakit sesegera mungkin, Kean akhirnya bertemu bosnya dan meminta solusi. bos Kean lal...