16

2.3K 93 0
                                    

•••

Setelah memastikan Kean memakai pakaiannya dengan benar, Mahen kembali menggendong pemuda itu yang masih tak berdaya.

“ Bukakan pintunya. “ Pinta Mahen, Kean menatap pintu kamar Mahen dan membukakannya.

“ Efek sampingnya belum keluar? “ Tanya Mahen dan merebahkan tubuh Kean, Kean bingung apa yang Mahen maksud.

“ a-apa efek sampingnya? “ Lirih nya pelan, Kean masih tak berdaya tentang apa yang Mahen lakukan padanya tadi.

“ Shit, aurah mu mulai menggodaku lagi, apa kau bisa memendamnya sebentar saja? “ Tanya Mahen, tapi percuma, Kean masih lemas.

“ Ahhhkkk SIALAN! “ Kesal Mahen karna tidak bisa menahan dirinya sendiri, dia sadar bahwa tubuhnya dan tubuh Kean tidak memungkinkan untuk melakukan itu. Tapi, kalo nafsu sudah bertindak mau bagaimana lagi?

“ Tuan, maaf. “ Setelah mengatakan itu Kean benar-benar tidak bisa apa-apa, dia masih dalam keadaan sadar walau samar-samar.

“ Woy, aku bingung padamu, kenapa dirimu berbeda dengan Omega lainnya? “ Tanya Mahen mulai menatap Kean dengan sangat dekat, bahkan hanya beda 1 senti saja, karna posisinya Mahen menindih tubuh Kean dari tadi.

“ apa yang tuan maksud? “ Mendengar nada Kean yang melemah dan tanpa daya sedikitpun, Mahen sadar bahwa efek sampingnya telah berlaku.

“ Kau cukup diam, mengerti? “ Pinta Mahen.

•••

Setelah setengah jam, Mahen sudah tidak bisa memaksakan dirinya, walau ingin sekali baginya menghapus semua bekas yang Al tinggalkan di tubuh Kean, tapi fisiknya tidak memungkinkan.

“ Menyebalkan. “ Kesal Mahen menatap Kean yang tertidur di sampingnya, Mahen membelai lembut pipi Kean.

“ Manis. “ Ujarnya dan membawa Kean tidur di dalam dekapannya, sebelum tertidur Mahen terus mengelus kepala Kean dan sesekali mengecup keningnya.

’ Ahhkk, bekas luka di bagian kaki mulai mengeluarkan darah lagi, mungkin gara-gara aku menggendongnya tadi. ’ Batin Mahen memeluk Kean erat tanpa melonggarkannya sedikitpun.

•••

“ Kenapa kau di sini? Bukannya kau ada di ruanganya Mahen? “ Tanya Pioran menatap adik kembarnya ini yang datang karna marah.

“ Lalu bagaimana denganmu? Kau seharusnya sudah ada di kamar Pak Alfin sekarang. “ Kesal Parona, Pioran menatap datar ke arah Parona yang duduk di sofa dengan marah.

“ Saat kau melihat Omega yang bersama Mahen, apa kau pernah berfikir seperti apa yang kupikirkan? “ Tanya Pioran, Parona seketika memandang Pioran dengan wajah datarnya dan mendekat ke arahnya.

“ Kalo dia cantik? “ Jawab Parona, Mendengar jawaban Parona seketika Pioran tertawa pelan.

“ Bukan hanya itu, sebelumnya kita tidak pernah bertemu Omega yang mempunyai bau yang semanis dia. “

“ Kau lupa tujuan kita kesini? “

“ Tidak, tapi jika tujuan itu sudah tercapai, aku ingin Omega itu menjadi milikku. “

“ Apa? Kenapa? “

“ Aku merasa bahwa dia bisa kujadikan alat percobaan. “

“ Maksudmu tentang Alpha-Omega? “

Yang di maksud Alpha-Omega, adalah pertukaran ras, semisalnya Alpha akan di ubah menjadi Omega dan begitupun sebaliknya.

“ Parona, melalui segi fisik dia sangat sempurna, wajah yang cantik, tubuh yang putih dan ramping, tingginya memang tidak terlalu, tapi, yang paling penting adalah bau nya, Dia sempurnah Parona! “ Seru Pioran, Parona menatap heran pada kakaknya yang tergila-gila dengan penelitian.

Mine S1 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang