•••
Mahen yang sedang membaluti kakinya itu terus terpikir akan apa yang Kean lakukan dengan Kio selagi dia ada di alam bawah sadarnya.
” Kenapa aku peduli? ” Herannya, dia lalu meletakan obat-obatan yang baru saja dia oleskan di bekas tembakan Andrion waktu itu.
” Mahen. ” Suara yang terdengar dari luar membuat Mahen menatap siapa yang ada di balik pintu itu.
” Masuk saja. ” Balas Mahen malas, orang yang di balik pintu itu membuka pintu lalu masuk. Itu adalah Parona, gadis yang di maksud Zoy di dalam telfon.
” Ada apa? ” Tanya Mahen bingung, Parona tersenyum lalu menghampirinya.
” Aku dan Pioran ingin kembali ke Prancis. ” Mendengarnya reflek Mahen kebingungan.
” Prancis? Apa kalian keturunan prancis? ” Tanyanya, Parona tertawa dan mengangguk.
” Setelah kedua adik kami pindah ke sini, kami di minta untuk kembali sampai kedua adik kami menyelesaikan sekolahnya di sini. ”
” Oh, aku takjub bahasa kalian sangat lancar. Dan juga berambut hitam lalu seperti orang Lokal. ” Ucapan Mahen memang benar, itu karna Pioran dan Parona blasteran prancis.
” Baiklah, sampai jumpa. ” Ujarnya, Parona lalu keluar dari ruangan Mahen.
’ Kalo saja Mama dan Papa tidak menyuruh pulang, mungkin akan ku buat Mahen menjadi milikku. ’ Batin Parona yang mulai keluar dari kamar Mahen, dia sangat kesal kenapa di saat dia punya peluang tapi malah harus pergi.
” Cih, semakin cepat mereka pergi maka tak ada gangguan lagi di rumah ini. ” Ujar Mahen, dia lalu menyelesaikan balutannya dan keluar kamar ingin melihat Al.
•••
” KELUAR DARI KAMARKU JALANG! ” Teriakan dan bentakan serta di barangi gelas yang pecah membuat Maid dan pengawal kepo dan menatap prihatin Erick yang hanya ingin memberi Al makanan.
” Tuan, kau belum makan. Nanti kalo kau sakit bagaimana? ” Khawatirnya, walau sudah tau yang sekarang mengendalikan tubuh Alfin adalah Al. Tapi Erick masih khawatir pada Alphanya dan merasa bersalah atas apa yang terjadi pada Alfin dan Kean karna Al.
” Aku tak mau di perhatikan oleh sampah sepertimu. ” Hati Erick berdenyut sakit, mau bagaimanapun tubuh yang Al pakai untuk mengatakan kalimat itu adalah tubuh Alfin. Dia merasa pedih mendengarnya.
” Tapi tuan, kau tak boleh mengabaikan itu semua. Pola makan mu harus kau jaga— ”
” DIAM! ” Teriakan Al membuat para Maid yang mengintip takut, mereka tak ada yang berani menatap Al sekarang. Tapi ada juga yang beberapa Maid yang mendekati Erick.
” Tuan Erick, lebih baik anda keluar. Kami takut anda kenapa-napa. ” Bisik para Maid mendatangi Erick, Erick terdiam menatap Maid yang gemetar tapi masih memperdulikannya.
” Kalian keluarlah, kalo kalian kenapa-napa bagaimana? ” Tanya Erick, Maid-Maid yang mendatanginya itu menoleh kebelakang menatap pengawal yang masih ada di pintu.
” Tapi kami khawatir padamu tuan, kami banyak berhutang budi padamu. Tidak mungkin kami meninggalkan mu. ” Mendengarnya Erick turut senang, dia lalu memandang Al yang kekeh tak mau makan. Dia lalu mengangguk dan keluar bersama para Maid.
” Terimakasih sudah membelaku. ” Ujar Erick ramah, para pengawal Maid mengangguk lalu pergi mengerjakan pekerjaannya masing-masing memberikan senyum hangat pada Erick.
” Daya tarikmu ternyata tidak dengan Alfin saja, tetapi para bawahan juga. ” Suara yang tidak familiar itu membuat Erick menatap ke arahnya, Mahen yang mendekatinya secara menjinjit-jinjit itu membuat Erick heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine S1 √
General FictionSeorang pemuda yang sering di panggil Kean, Kean hidup bersama neneknya di rumah mereka yang begitu lusuh. suatu hari nenek Kean sakit dan harus di larikan kerumah sakit sesegera mungkin, Kean akhirnya bertemu bosnya dan meminta solusi. bos Kean lal...