21

1.6K 71 0
                                    

•••

Mahen yang sedang membaluti kakinya itu terus terpikir akan apa yang Kean lakukan dengan Kio selagi dia ada di alam bawah sadarnya.

” Kenapa aku peduli? ” Herannya, dia lalu meletakan obat-obatan yang baru saja dia oleskan di bekas tembakan Andrion waktu itu.

” Mahen. ” Suara yang terdengar dari luar membuat Mahen menatap siapa yang ada di balik pintu itu.

” Masuk saja. ” Balas Mahen malas, orang yang di balik pintu itu membuka pintu lalu masuk. Itu adalah Parona, gadis yang di maksud Zoy di dalam telfon.

” Ada apa? ” Tanya Mahen bingung, Parona tersenyum lalu menghampirinya.

” Aku dan Pioran ingin kembali ke Prancis. ” Mendengarnya reflek Mahen kebingungan.

” Prancis? Apa kalian keturunan prancis? ” Tanyanya, Parona tertawa dan mengangguk.

” Setelah kedua adik kami pindah ke sini, kami di minta untuk kembali sampai kedua adik kami menyelesaikan sekolahnya di sini. ”

” Oh, aku takjub bahasa kalian sangat lancar. Dan juga berambut hitam lalu seperti orang Lokal. ” Ucapan Mahen memang benar, itu karna Pioran dan Parona blasteran prancis.

” Baiklah, sampai jumpa. ” Ujarnya, Parona lalu keluar dari ruangan Mahen.

’ Kalo saja Mama dan Papa tidak menyuruh pulang, mungkin akan ku buat Mahen menjadi milikku. ’ Batin Parona yang mulai keluar dari kamar Mahen, dia sangat kesal kenapa di saat dia punya peluang tapi malah harus pergi.

” Cih, semakin cepat mereka pergi maka tak ada gangguan lagi di rumah ini. ” Ujar Mahen, dia lalu menyelesaikan balutannya dan keluar kamar ingin melihat Al.

•••

” KELUAR DARI KAMARKU JALANG! ” Teriakan dan bentakan serta di barangi gelas yang pecah membuat Maid dan pengawal kepo dan menatap prihatin Erick yang hanya ingin memberi Al makanan.

” Tuan, kau belum makan. Nanti kalo kau sakit bagaimana? ” Khawatirnya, walau sudah tau yang sekarang mengendalikan tubuh Alfin adalah Al. Tapi Erick masih khawatir pada Alphanya dan merasa bersalah atas apa yang terjadi pada Alfin dan Kean karna Al.

” Aku tak mau di perhatikan oleh sampah sepertimu. ” Hati Erick berdenyut sakit, mau bagaimanapun tubuh yang Al pakai untuk mengatakan kalimat itu adalah tubuh Alfin. Dia merasa pedih mendengarnya.

” Tapi tuan, kau tak boleh mengabaikan itu semua. Pola makan mu harus kau jaga— ”

” DIAM! ” Teriakan Al membuat para Maid yang mengintip takut, mereka tak ada yang berani menatap Al sekarang. Tapi ada juga yang beberapa Maid yang mendekati Erick.

” Tuan Erick, lebih baik anda keluar. Kami takut anda kenapa-napa. ” Bisik para Maid mendatangi Erick, Erick terdiam menatap Maid yang gemetar tapi masih memperdulikannya.

” Kalian keluarlah, kalo kalian kenapa-napa bagaimana? ” Tanya Erick, Maid-Maid yang mendatanginya itu menoleh kebelakang menatap pengawal yang masih ada di pintu.

” Tapi kami khawatir padamu tuan, kami banyak berhutang budi padamu. Tidak mungkin kami meninggalkan mu. ” Mendengarnya Erick turut senang, dia lalu memandang Al yang kekeh tak mau makan. Dia lalu mengangguk dan keluar bersama para Maid.

” Terimakasih sudah membelaku. ” Ujar Erick ramah, para pengawal Maid mengangguk lalu pergi mengerjakan pekerjaannya masing-masing memberikan senyum hangat pada Erick.

” Daya tarikmu ternyata tidak dengan Alfin saja, tetapi para bawahan juga. ” Suara yang tidak familiar itu membuat Erick menatap ke arahnya, Mahen yang mendekatinya secara menjinjit-jinjit itu membuat Erick heran.

Mine S1 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang