37

1.2K 68 5
                                    

•••

" Hahahahaha. "

" Ayolah sekali saja. "

" Tuan jangan, kau tau aku sedang hamil kan. Jika kita melakukannya, nanti dedek bayi kenap-napa. " Rayya terus mendorong bibir Melan yang ingin nyosor ke bibir nya, padahal Rayya sudah memberikan nya tadi tapi Melan malah tidak puas.

" Sekali lagi, kau menciumku sangat sebentar tadi. " Rengek Melan, mereka berdua kini ada di hotel ntah hotel mana.

" Tuan, kita sudah pergi dari keluarga Alexandra. Bagaimana dengan kehidupan kita nanti? " Melan terdiam sejenak, dia lalu tersenyum dan menindih tubuh Rayya.

" Aku akan kerja. "

" Kerja apa? "

" Aku pandai dalam bidang apapun, pekerjaan apapun itu bisa ku dapatkan. "

" Tapi usiamu. "

" Asal punya bakat usia tidak di permasalahkan. "

" Kau benar, tapi-Enghhh. Tuan Alpha yang nakal! "

•••

" Kau sedang apa Kean? " Kean menatap asal suara, memandang Releana yang perlahan mendekatinya. Releana baru pulang dari kerja dan memandang keponakannya ini sedang melamun di teras rumah.

" Tante. " Kean berlari lalu memeluk Releana dengan manja, Releana tertawa. Baru mereka kenal, tetapi mereka sudah seperti ibu dan anak.

" Ini sudah larut, kenapa kau masih ada di luar? Di luar dingin, nanti kau bisa sakit. " Releana mengelus lembut kepala Kean, pemuda Omega itu terlihat sendu.

" Dari matamu, kau sedang merindukan seseorang? " Kean terdiam, dia memandang bintang-bintang yang gemerlapan di langit.

" Aku membencinya, tapi juga sangat menyukainya. " Balas Kean, Releana tersenyum lalu melepaskan pelukan mereka.

" Suka atau cinta? " Kean hanya diam, dia tidak tau mau jawab apa. Dirinya bingung atas perasaan ini, kebencian atau suka dia tidak tau.

" Kean, kalo memang kau suka. Maka kejar dia, orang yang kita cintai belum tentu kita milikki hanya dengan memandang saja. Terkadang kita harus berjuang mendapatkannya, jangan mudah putus asa. "

" Tapi tan, dia orang yang sudah membunuh nenek. "

Deg.

Releana yang memegang bahu Kean itu terdiam, memandang tak percaya pada keponakannya ini.

" Apa maksudmu? " Nada bicara Releana menjadi dingin, menatap tajam pada Kean membuat pemuda itu sedikit takut.

" I-iya, nenek sudah mati. " Balas Kean gemetar, dirinya memandang kebawah tak berani menatap mata Releana.

" Siapa dia? Siapa orang yang sudah membunuh ibuku, Jawab Kean. " Releana menekan nadanya seolah memberi tanda bahwa dia sudah sangat marah.

" M-Mahendra Alexandra. "

Releana terdiam, dia berdecih saat mendengar marga nya.

" Alexandra? Mafia kejam itu, ku pastikan keluarga kalian hancur di tangan ku. " Setelah mengatakan itu Releana meninggalkan Kean di teras rumah, dia memasuki rumah dengan marah nya.

' Apa yang sudah ku perbuat ini, semua nya menjadi rumit karna ku. Kalo Tante tidak bisa mendengar ceritaku, lalu kepada siapa aku harus cerita? ' Batin Kean, air matanya keluar. Hati nya merasa cemas dan gelisah, dia memandang bulan yang terang menderang dan indah.

" Kean. " Suara pemuda yang memanggilnya memecahkan keheningan, Kean yang sudah berfikir tak tau mau cerita ke mana itu menatap Erlan.

" Ada apa? " Tanyanya, Erlan lalu mendekat dan berdiri tegap di depan Kean.

Mine S1 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang