•••
“ Mama pulang pasti ada tujuan, beri tau saja kami apa tujuan Mama yang sebenarnya. ” Hanya Mahen yang berbicara dengan sedikit di gertak pada Aliana, hanya Mahen juga yang berani memandang sinis pada Aliana saat ini.
“ Matamu sedikit membuat Mama takut, Mahenku memang sudah dewasa. ”
“ Jawab saja apa yang aku tanya. ”
“ Baiklah, Mahen. Mama ingin melihat Omega yang kau hamili itu, begitupun dengan Melan. ” Mahen dan Melan tersentak, ada perasaan tidak enak pada pengucapan Aliana ini. Seolah mereka di paksa menyerahkan Makanan mereka selagi mereka sangat kelaparan, Mahen memandang tajam pada Aliana lalu berdiri.
“ Untuk apa?! ” Bentak Mahen, Aliana tersenyum lalu perlahan mendekati Mahen yang duduk di hadapannya.
“ Mahenku, jangan membantah sayang. Mama tidak suka, lakukan atau Omega mu mati. ” Ujar Aliana, Melan yang mendengarnya ikut berdiri.
“ Ma, ada perlu apa Mama dengan Omega kami? ” Tanya Melan penuh intimidasi pada Aliana, Aliana tersenyum lalu berbalik menatap Melan dia mengelus kepala Melan.
“ Ra-ha-si-a. ” Eja Aliana, Alfin masih sibuk dengan makananya karna tidak peduli tentang apa yang di bicarakan ini.
“ Oh iya, biar adil. Alfin, bawa Erick juga pada Ma— ”
Prang.
Piring-piring jatuh dan pecah, Alfin yang memukul meja itu lalu berdiri dan menatap tajam Aliana.
“ Aku tidak akan memenuhi perintah Mama kalo ada Erick di dalamnya, semua perintah Mama akan ku lakukan kecuali yang berhubungan dengan Erick. ” Tegas Alifn, dia lalu pergi meninggalkan meja makan.
“ Alfin! Dengarkan perkataanku, atau kau mau Erick ku bunuh hah? ” Marah Aliana, Alfin yang sudah melangkah lumayan jauh dari meja mereka itu berbalik dan memandang Aliana dengan heran.
“ Mama tidak bisa memerintahku seperti itu! Aku tidak— ”
“ ALFIN! Jika kau membantah Aliana lagi, akan ku sobekan mulutmu di situ. ” Bentak Andrion, Alfin membulatkan matanya pada Ayahnya sekarang.
“ Tapi pa, Mama sudah kelewatan! ”
“ Turuti saja permintaannya Alfin, Mahen dan Melan juga. Jangan membantah! ” Setelah itu Andrion pergi dengan rasa kesal, Aliana tersenyum lalu mengikuti Andrion.
“ Papa Sialan! ” Kesal Alfin, dia memukul dinding sampai tangannya memerah. Mahen dan Melan hanya bisa terdiam tanpa perlawanan, Melan dan Alfin berlari ke Omega mereka masing-masing. Sedangkan Mahen, dia hanya terdiam di meja makan sambil mengusap wajahnya kasar.
“ Untunglah dia tidak ada. ” Gumamnya, Mahen lalu memandang meja makan dan ikut pergi meninggalkan ruangan itu lalu kembali ke kamarnya.
•••
“ Andrion— ”
“ Cukup Aliana, mau apa sebenarnya kau ke sini. Aku sudah bilang untuk tidak ke sini, apa kau mengerti? ” Aliana diam dengan senyuman yang terukir di wajahnya, dia perlahan mendekati suaminya itu dan duduk di sebelahnya. Aliana memeluk lengan Andrion dan menyenderkan kepalanya kepada bahu sang Alphanya.
“ Kau memang dingin Andrion, tapi aku suka. Aku ke sini karna ada perlu, ku dengar dari Zoy kalo salah satu proyek Mahen akan segera selesai. Dan juga tentang Melan dan Mahen yang sebentar lagi punya anak, itu alasanku ke sini. ” Jujur Aliana, Andrion memandang tajam lurus kedepan. Dia tidak mau memandang Aliana sekarang, istri yang tak di anggapnya ini perlahan membuat anak-anaknya merasakan apa yang dia rasakan selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine S1 √
General FictionSeorang pemuda yang sering di panggil Kean, Kean hidup bersama neneknya di rumah mereka yang begitu lusuh. suatu hari nenek Kean sakit dan harus di larikan kerumah sakit sesegera mungkin, Kean akhirnya bertemu bosnya dan meminta solusi. bos Kean lal...