41

1.2K 66 0
                                    

•••

Banyak sekali para bawahan Mahen yang melihat, bukan hanya Erlan yang melihat tubuh indah Kean.

“ Aku sampai lupa kalau kau jalang. ” Tekan Mahen berbisik di telinga Kean, Kean merasa tidak tahan lagi.

Dia malu, tetapi apa daya dirinya yang sudah tak bisa apa-apa. Sakit, sakit rasanya. Lagi-lagi Kean di setubuhi Mahen di depan banyak orang, melawan namun dia tak berdaya.

“ Nghh ah... ” Hanya sesamar suara yang bisa dia keluarkan, tubuhnya terhentak menerima semua apa yang Mahen perbuat padanya.

Sangat kasar,  dia tidak bisa. Di tengah-tengah lapangan luas itu, di dekat kolam buaya dan di pandang banyak orang. Bagaimana bisa Mahen seperti ini, menbuat semua orang melihat nya yang memperkosa Kean dengan brutal.

“ Kean... ” Erlan merasa putus asa, dia ingin saat ini matanya buta dan telinganya tuli. Agar dia tidak bisa melihat dan mendengar apa yang sekarang terjadi, Mahen tidak tau malu!

Hari larut malam, yeah... Berjam-jam lamanya Mahen mempermalukan Kean, dia baru berhenti melakukannya dan memandang Kean yang tergeletak tak berdaya.

“ Bawa pria ini, buang ke jurang. ” Mahen menunjuk Erlan, sedangkan Kean dia gendong dan membawanya entah kemana.

Saat tersadar lagi-lagi Kean berada di kamar hotel ntah di mana, memegang kepalanya yang terbalut perban. Punggungnya sakit karna cambukan, seluruh tubuhnya terasa remuk dan susah di gerakan. Apa lagi di bawah sana, sakit nya menbuat Kean menangis.

Dia perlahan memaksa duduk, berusaha memandang hole nya yang sangat di gemari Mahen itu. Dia menatap perut nya, memandang tempat pelepasan. Berwarna biru menandakan betapa kasarnya Mahen melakukannya, rasanya begitu sakit saat mengingat kejadian semalam.

Ceklek.

Mahen masuk dengan piring dan gelas yang sudah terisikan makanan dan air itu, dia berjalan mendekati Kean yang ketakutan.

“ Makanlah. ” Dingin Mahen memberikan piring dan gelas itu, Kean enggan mengambil makanan yang di berikan Mahen. Lebih baik dia mati kelaparan dari pada menjadi budak Mahen terus.

“ MAKANLAH! ”

Mahen memasukan sendok makanan ke dalam mulut Kean secara paksa, memaksanya untuk makan. Tenggorokannya sakit saat sendok itu masuk, sebelum sempat dia mengunyah makanan Mahen memasukannya lagi dan lagi.

Kean tersedak pun Mahen tak peduli, dia memaksa Kean menelan semuanya tanpa di kunyah. Kean hanya bisa melakukannya, setelah setengah makanan dia telan, Mahen kembali memasukan makanan hingga habis tersisa walau banyak yang berjatuhan.

Setelah itu Mahen memaksa Kean meminum segelas air itu, Kean tersiksa. Lagi-lagi tangisannya keluar di sela paksaan Mahen, tenggorokannya sakit karna langsung menelan dan tidak mengunyah lagi. Mulutnya penuh mengembung karna makanan yang tak habis-habisnya di masukan Mahen ke mulutnya.

“ Sudah? ” Tanya Mahen setelah melihat mulut Kean yang tidak mengembung lagi, Mahen menatap Kean dengan sangat dekat memandang setiap air matanya yang terjatuh.

“ Aku membencimu... ” Begitu sayup terdengar namun Mahen tau apa yang Kean ucapkan, dia tersenyum miring lalu memandang Kean.

Mahen Perlahan mendekat kan wajahnya pada wajah Kean hingga berakhir melumut bibir mungil yang terluka dan membengkak itu.

Suara decapan bibir yang melumut secara sepihak itu menggema di dalam kamar, Kean hanya diam tanpa membalas perbuatan Mahen.

Mahen lalu turun ke lehernya, mengigit pelan dan meninggalkan tanda kepemilikan di sana. Banyak tanda, tetapi tetap saja Mahen menimbal bekasnya semalam.

Mine S1 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang