"saat kamu bertemu seseorang yang lebih menarik dariku, apa kamu akan melupakanku?"
"aku juga mencintai dunia begitu juga yang kamu cintai bahkan mengharapkan senyuman begitu juga yang kamu harapkan" aku menggenggam tanganmu sambil mengayun ayunkan.
"tolong bawa aku ke hari esok. jika kamu pernah menangisi manisnya diriku, aku bersedia hidup untuk menjadi harapanmu semoga tidak sia sia" mengatakan dengan berani. aku melangkah maju masa kejayaan akan ada disetiap hari Ketika kamu berada disisi ku.
Arcelio menggenggam tangan mu sambil melihat sayap dikedua sisi tubuhmu, menarik mu kedalam pelukan arcel dan sebuah cahaya terang menampilkan sesosok bayangan hitam melenyapkan sosok cantik itu dalam sekejap.
Arcel berdiri disatu bangunan dengan mata menatap kebawah mengangkat tangan memberikan aba aba, "aku akan terjun..."
sebuah bangunan menampilkan struktur bangunan yang antic, didepan pintu terdapat 4 patung yang saling berhadapan memberikan salam sambal menunduk. Arcel kali ini bertekat untuk menemukanmu, mencari peri yang menghilang dari kegelapan bayangan hitam.
klep
hilang tertelan malam dibalik rumah yang kuno dan tak terawat dari luar.
Not Me,
aku membuka mata melihat sekeliling, "sialan sudah jam 9 pagi" bergegas berlari mencari handuk dan cepat cepat bersiap untuk sekolah. melihat jam setengah 10 berlari kesekolah yang berada diblok sebelah rumah, memanjat dinding dan berlari dilorong.
"arceeeeel" guru BK mengejarku.
aku tertawa melihat beberapa murid osis yang ikut mengejarku, aku masuk kekelas dan menunduk kepada seorang guru killer disekolah ini.
"papa" ucapku tersenyum.
"astagfirullah, arcel" papa datang mencubit telingaku menyuruh ku berdiri dilorong.
dan setelah aku dikeluarkan dari kelas, guru bk dan osis datang dengan jengkel dan kelelahan.
"kemari arcel" menjewer telingaku.
"aaa ampun pak, tunggu pak"
=
"kak" aku bangun dari tiduran di tengah lapangan, (dihukum karna telat yang kesekian kalinya)
"hay" senyumku membersihkan celanaku.
"ini" memberikan sebotol air mineral.
"makasih cantik" mencubit pipinya pelan.
=
"arcel, papa sudah katakana itu hanya hayalan kamu" papa menamparku kesekian kalinya harinya.
"tapi aku benar benar melihat mama sedang ditaman bunga, aku melihat dengan mata ku sendiri paa" mengusap pipiku.
"jangan katakan apapun arcel" papa pergi menutup pintu kamarnya.
"papa" teriakku.
=
kali ini aku terdiam disofa menatap mama yang duduk anggun didepanku, aku melihat buku yang dibacakan mama dengan seksama.
"cel, jangan melamun. dengarkan"
"iya maaa" jawabku dengan patuh lagi lagi tersenyum melihat mama sangat anggun dengan baju putih bersihnya, rambutnya yang Panjang bahkan diikat dengan cantik kebelakang.
"jangan melamun, arcel" teriak papa yang menyiapkan sarapan. "pagi ini pergi dengan papa, papa gak mau dengar kalua kamu terlambat lagi"
aku mengangguk, "berikan aku kunci motor paaa" aku merengek menggoyang goyangkan tangan papa.
