Not Me
"Jangan hy"
"Kenapa? Gak ada salah nya kan kalau pacaran peluk peluk??"
"Iyaa tapi jangan di luar juga gini aaa" mendorong ku.
Aku melihatnya dengan kesal, "sayang, kita pacaran. Bukannya wajar kalau gitu?"
"Tapi gak wajar kalau tiap hari kakak terus nempel sama aku tauu" dia memberikan kotak susu untukku, sebenarnya ini kesukaan dia kan.
Aku mengejarnya dengan ugal ugalan 3 tahun dan kami resmi pacaran sebulan lalu, aku begitu menyukainya namun entah kenapa sikap dinginnya seperti menunjukkan kalau dia risih terhadapku.
Dikelas...
"beli apa ya buat eniv 2 bulan hehe" aku skrol shope dengan semangat.
"Lagi apa?" Temanku duduk disamping menaruh tas nya diatas meja.
"Lagi cari kado, menurut lu yang mana ni bagus? Boneka? Atau bunga aja ya biar romantis?" Aku dengan antusias melihat gambar gambar tanpa terlewat satupun.
"Oi, gak sadar ya? Dia tu gak suka hal gituan" merebut hp yang ditanganku.
"Jadii, masak gak ada hadiah buat eniv"
"Lagian kan lu udah kasih motor eniv 1 bulan oi, ini sekarang mau apa lagi. Lagian tu motor dia kasih buat abang nya lagi"
"Ah brisik" aku kembali membuka shpe di laptop.
"Sialan, keras kepala"
Rumah sakit...
"Kakek" aku memeluk kakek dengan erat, "kakek tau? Pacar ku memberikan bunga ini" menunjukkan bunga yang sudah terinjak.
Flaseback..
"Dari mana bunga yang tangan kamu?" Tanya ku pada pacarku yang imut.
"Hm? Aku dikasih sama adik kelas. Ini buat kakak aja" aku dengan mata terharu mengambilnya dan menatapnya takjub, ini hadiah pertama yang diberikan pacar ku yang lucu ini.
Sepulang mengantar pacarku yang imut (padahal pacarnya yang imut itu terpaksa ikut karna diancam tabrakin diri kemobil yang lewat) aku mampir membeli makanan ringan untuk kakek, tapi karna kesenggol bunga kecilnya jatuh.
Aku menatap orang yang menyenggolku, "oi sialan, masih banyak jalan disana. Kenapa malah menabrakku yang berdiri disini"
"Aku bahkan tidak melihatmu" dia menantang balik dengan badan yang setara denganku.
"kau berdiri di jalan bung"
Aku melihat tanda untuk mengantri dibawah, lalu menatapnya lagi. "Sepertinya kau butuh kaca mata"
"Tunggu tunggu stop" seorang pelayan laki laki menghentikan kami, kami menatap pelayam itu karna merusak suasana.
"M-maaf aku hanya ingin mengingatkan kalau disini tidak boleh ada yang ricuh, pelanggan lain merasa terganggu" aku menatap sekeliling, karna memang untuk badan perempuan aku lah disini yang tinggi besar dan laki laki yang mengajak ku duel.
Aku menatap orang yang mengenggolku, lalu menatap bunga ku yang jatuh. Ketika aku ingin mengambilnya kaki seseorang dengan sengaja menginjaknya.
"Ups" lalu dia pergi meninggalkan bunga yang sudah berbekas sepatunya.