Garden Rose

100 9 0
                                    


Not Me

Seorang pria cantik mendatangiku sambil memberikan bunga yang sudah dirangkai, aku melihatnya dengan tatapan bingung tapi dia membalas dengan senyuman yang menawan sambil menunjuk toko bunga disudut jalan.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Akademik baru saja dibuka tahun lalu tapi hanya beberapa bangsawan dan rakyat biasa yang berhasil masuk dengan nilai yang benar benar murni, kami sebagai senior diakademik memilih adik adik kami yang akan kami tuntun untuk semester awal.

Awal bulan ini kami akan menentukan adik asuh bahkan Sebagian orang sudah menemukan adik asuh mereka atau mengajukan proposal senior mana yang ingin mereka tunjuk untuk membimbing mereka, dan tentu saja proposal yang ada dimeja ku begitu banyak. Kebanyakan bangsawan kelas atas tapi mereka pasti akan merendahkan aku Ketika aku mendidik mereka, karna ya aku dari keluar rakyat biasa yang beruntung masuk keakademik bergengsi ini.

"penemuan hari ini dari Mr, kamu gk ikut?" menepuk bahuku, aku yang kaget hanya menoleh dan duduk dikursiku.

"proposal kali ini juga banyak, pilih aja salah satu bangsawan. Mereka bakal kasih imbalan yang besar"

"iyaa, semua perwakilan kelas sudah dapat" timpal yang lain.

"aku- masih mikir" ucapku.

"mau sampai kapan, cuman bangsawan besar yang bisa kasih proposal ini dengan duduk nyaman dikursi mereka"

"hy jangan berisik, bantu aku melihat lihat ini dengan benar" aku menyodorkan beberapa proposal keteman sampingku.

Kami sedang sibuk memeriksa proposal, ada yang ejaannya salah, kata kata yang terlalu mengintimidasi, kata kata terlalu santai, tidak menggunakan kata kata akademik yang benar. Akh apa ini, ini bukan untuk kelas rendah.

"hy siapa?" aku berbalik siapa yang mengobrol Ketika aku sedang berkonsentrasi.

"anu, aku ingin memberikan ini" siapa? Aku penasaran.

Teman disampingku berdiri, "gadis mana yang bisa mengalihkan pandangan seorang jenius"

"apa dia menyukai perempuan? Apa aku harus mundur?" semua tertawa melihatku.

"aku masih menyukai pria asal kalian tau" aku Kembali fokus keproposal, sedangkan mereka sedang menggoda gadis yang datang tadi.

Beberapa menit kemudian, aku tidak sanggup lagi melndengar mereka berbicara.

"berisik" ucapku dengan lantang, semua diam lalu dengan lega aku melanjutkannya Kembali.

"tega dia kan, mending proposalnya kasih ke aku aja, dia galak"

Lagi lagi.... Aku bangun dan berdiri dihadapan gadis itu, menatapnya dari atas dia terlalu pendek.

"apa itu proposalmu? Kemana kamu mengirimnya?"

Obses To My HannyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang