sister

53 3 0
                                    


Not Me

Aku menyeret ranselku melihat ayah yang duduk melihat burung nya yang merdu sedang bernyanyi, aku mengitari halaman rumah dan menemui ibuku sedang memangkas bunga untuk dipajang diruang tamu dan beberapa kamar.

"ibu, aku pulang" aku salim dan duduk dikursi taman.

"gimana sekolahnya?" sambil memotong tangkai dengan hati hati.

Aku menggeleng dan memeluk ibuku dari belakang respon ibu ku mengusap kepalaku dan mengajakku pergi masuk kedalam rumah sekaligus membawa bunga yang sudah dipotong, kami kemudian memasak dan menyajikannya diruang makan lalu ibu dengan bernyanyi kecil menata bunga dengan cermat.

"dek, tolong panggil ayah. Ibu mau cuci tangan dulu yaa" mengecup pipiku.

Aku kemudian turun dari kursi dan berjalan kedepan dan mendapati ayah yang sedang memperbaiki posisi pot bunga, aku menyentuh bahu ayah ku dan mengisyaratkan kalau kita disuruh makan oleh ibu. Namun ayah dengan cepat menggeleng lalu aku mengerutkan kening dan mengikuti ayah yang jongkok kembali melihat pot yang ayah perbaiki.

"padahal aku sudah pulang ayah" ucapku pada ayahku untuk pertama kali setelah aku Kembali, namun ayahku hanya terkejut dan menjauh dariku.

Aku juga dengan kurang nyaman menjauh dari ayah, ayah dengan menggeleng langsung menunjukkan wajah tidak Sukanya lalu pergi masuk kedalam. Aku melihat burung yang sering ayah pandang lalu pergi masuk setelah beberapa menit, aku masuk dan melihat ayah dan ibu yang sedang makan.

Ayah yang ditengah menatapku kadang kadang dengan selingan makannya namun aku tidak menggubris dan hanya melihat ibu yang tampak begitu gembira sekarang, lalu setelah kami selesai aku menggendong kembali tasku dan mencari makanan ringan dikulkas.

"jangan ambil apapun dikulkas, ibumu tidak akan membuatkanmu cemilan mulai dari sekarang" kata ayah menegaskan, aku mengangguk dan pergi kekamar.

=

Esoknya

Aku melihat ibu yang menyapu halaman dibarengi dengan mama yang duduk bersilang kaki duduk dimobilnya sambil merapikan make up dan bajunya, sepertinya baru saja sampai. Ibu dengan ramah menyapa mama, mereka bertegur sapa dan memanggilku untuk bergabung.

Namun aku melihat ke seorang anak laki laki yang menatapku didalam mobil, dia begitu kecil hingga aku bahkan mengira dia masih duduk di sekolah menengah pertama. Namun tidak, dia sudah berumur 20 tahun lebih tua dariku 5 tahun jadi aku membungkuk sedikit untuk memberi hormat padanya yang dibalas menutup kaca mobilnya.

"dek, ayo masuk. Gak sabar mama mau kenalin kekeluarga mama" merangkul ku dengan sayang.

Aku menatap ibu ku dengan cemas, ibuku langsung tersenyum padaku.

"baik baik yaa, ibu akan menikmati hasil kerjamu"

=

Dia abangku menatapku dari bawah hingga keatas lalu menutup hidungnya sambil mengarahkanku untuk pergi dari hadapannya, aku menatap mama yang juga menatapku begitu juga namun aku hanya menunduk menatap lantai marmer dirumah itu.

"bi, tolong urus anak ini yaa. Aku bahkan tidak bisa memegang nya dengan benar tadi" sambil pergi diikuti oleh abang.

"ayo, cepat" bibi itu langsung berjalan cepat.

Setelah aku bebersih dan memakai pakaian formal bibi menyuruhku untuk duduk di satu kursi disatu ruangan yang tidak ada orang dan bahkan barang barang kecuali satu kursi yang kududuki, kursi ini berhadapan dengan satu jendela yang mengarah kesatu danau yang memancarkan Cahaya terang karena matahari yang dipantulkannya.

Obses To My HannyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang