Not me
"why you here?" seorang dengan muka bantal membuka pintu.
"sayang, kamu gk akan keluar kalau kk gk kemari" masuk tanpa perlu izin.
"why you here, i dont call you" menahan tangan.
"i m here fo you" menepis.
dia mengatakan kalau sebenarnya kita pacaran karna taruhan dengan temannya yang akan memberikan bucati yang dijanjikan, ya buktinya juga ada karna bucatinya ada dibawah parkiran apartman. tapi entah kenapa dia yang tersakiti ketika aku mengatakan kalau aku menerimanya karna kasihan terus menerus mendekati ku dengan tidak wajar.
"sudah kk bilang kan kalau makan instan itu gak baik jadi ini kenapa banyak mie dan.." banyak lagi botol beralkohol, aku menatapnya meminta penjelasan.
"kak, kita gk berhubungan lagi gk perlu kk urus lagi kehidupan aku" aku mendekatinya dengan kesal.
"dengar ya cebol, kamu memang bukan tanggung jawabku lagi. tapi orang tua kamu menitipkan anaknya padaku dan seharusnya sebelum kamu memperkenalkan orang tua kamu kepadaku, kamu sudah mengatakan kalau ini hanya permainan" menunjuk dadanya, ini baru pertama kali aku bersikap kasar padanya.
dia tidak membantah apapun dan pergi kekamarnya, aku memijat pelipisku. pening sekali mengurus bocah yang baru gede seperti ini, aku menelefon sekretarisku untuk mengirim orang pembersih aparman.
--
sudah beberapa jam dan beberapa makanan yang dimasak sekretarisku tapi belum keluar juga dia. sampai aku tidak tahan lagi dan langsung membuka pintu kamarnya tanpa pamit.
"apa kamu akan terus terpuruk seperti ini?" gak ada suara.
"wake up" menarik selimutnya.
dia bangun dan duduk, menatapku dengan kesal.
"go away, i dont need you"
"gk usah gitu, aku kesini bukan untuk balikan dengan kamu. cepat keluar trus makan dan tenang aja setelah aku memastikan kamu makan aku bakal langsung cabut dari sini" ia mengikuti keluar.
"duduk makan yang ada, jangan banyak protes" membungkam mulutnya yang ingin mengomel.
dia duduk dengan tenang dan makan, aku duduk dihadapannya kadang juga memberikan makanan kepiringnya.
--
"kalau sampai gk masuk kuliah lagi, aku gk akan segan segan buat seret kamu keluar dari sini" pergi ninggalin dia yang berdiri dipintu.
--
aku masuk keruang dosen untuk menemui teman lama, "kalau dia gk masuk kabarin aja, tapi jangan sampai bentak dia kayak kemarin" duduk didepan nya.
"iya tapi dia keterlaluan, padahal lu yang disakitin tapi dia merasa tersakiti banget ya" pria yang sedang menyeruput kopi.
"pokoknya jaga dia dulu untuk kali ini, gw bakal keruang rektor buat temuin dia"
"gk perlu, gw disini untuk anda. nona"
"bagus lah, lebih jelasnya nanya aja kedia" nunjukin pria didepan.
dalam hal ini aku harus menerapkan kedisiplinan yang tinggi pada bocah itu, bagaimana pun ini tanggung jawab yang besar. aku sebagai anak pertama dirumah selalu menerapkan hal yang sama pada adik adik ku yang sangat pemalas, tapi lihat saja sekarang mereka bahkan segan dan akan melakukan apapun yang kusuruh.
