Bab 74 (Pantai dan Kamu)

856 11 0
                                    

Usai tidur dengan nyenyak semalaman, Alika beranjak bangun dan pergi keluar rumah untuk sekedar berolahraga kecil, sembari menunggu matahari terbit.

Alika meregangkan tubuhnya, meliukkan badannya ke kanan lalu kekiri, dan menghirup udara dalam-dalam.

Udara di Yakuhimo benar-benar bersih dan menyegarkan. Apalagi saat fajar.

"Mulai sekarang aku ngga boleh malas olahraga. Biar aku sama anak aku sehat!" tekad Alika menyemangati dirinya sendiri.

Kini, ia harus menjaga dirinya baik-baik. Karena di dalam perutnya ada anaknya. Alika tidak mau anaknya kenapa-kenapa, hanya karena ibunya malas berolahraga.

Alika berlari di tempat sembari menekuk tangannya ke kanan dan ke kiri.

Calvin muncul dari belakang membawa sebuah nampan.

"Ayo sini sarapan dulu" ujar Calvin meminta Alika berhenti sejenak.

"Ngga mau, aku mau olahraga dulu. Nanti, kalo aku makan dulu malah ngga jadi olahraga" tolak Alika.

"Nanti saya temani olahraga biar tidak malas" bujuk Calvin kembali.

"Ngga mau, sama aja. Nanti malah jadinya aku yang ngeliatin kamu lagi olahraga kaya kemarin-kemarin" tolak Alika kembali.

Ia ingat sebelumnya, ia pernah mengajak suaminya itu berolahraga bersama, namun semua itu gagal, Alika tidak jadi berolahraga.

Karena, Alika-lah yang sudah gagal fokus melihat ketampanan suaminya yang bertambah berkali-kali lipat saat berolahraga. Jelas hal itu membuatnya terganggu.

"Tetap, tidak mau makan?" tanya Calvin memastikan kembali.

"Nggak" tolak Alika songong melanjutkan kegiatannya tanpa menoleh kearah Calvin sedikitpun.

"Sebenarnya ini pertama kali saya masak seumur hidup. Nasi goreng ini saya buat khusus untuk anak saya. Tapi, sayang ibunya tidak mau makan. Jadi, lebih baik saya berikan ke Pak Afu saja" ujar Calvin mengoceh sendiri berhasil membuat Alika melirik.

"Kamu yakin tidak mau?" tawar Calvin kedua kalinya.

"Iya aku nggak mau" tegas Alika kembali dengan sedikit berat hati.

Nasi goreng. Susu cokelat. Semuanya benar-benar menu kesukaan Alika.

Alika menelan ludahnya dengan susah payah.

Ia tak mungkin memutuskan tekadnya begitu saja. Mau ditaruh mana wajah Alika, jika ia makan sekarang.

Tak lama, perut Alika berbunyi. Alika memegang perutnya terkejut.

"Itu kamu lapar. Sudah ayo sini makan dulu" ujar Calvin menarik Alika tak menerima penolakan.

Alika kemudian duduk di kursi rotan. Calvin mulai menyuapi Alika dengan tangannya sendiri.

"Aaa... buka mulutnya lebar-lenar" ujar Calvin seperti menyuapi anak kecil.

Alika tersenyum melihat suaminya ini. Setelah mendengar kabar bahwa dia akan segera menjadi seorang ayah tadialam, benar-benar merubah dirinya menjadi lebih hangat dan penyayang.

"Kamu lucu kalau begitu" ujar Alika dengan mulut yang masih penuh dengan nasi.

"Sssstttt..." Calvin menutup mulut Alika dengan telunjuknya.

"Jangan banyak bicara nanti tersedak" kata Calvin memberi peringatan.

"Aku ngga bakalan keselek. Kan, kamu yang nyuapin aku" jawab Alika membuat Calvin tersenyum tipis.

"Makan yang banyak kalau begitu. Biar kamu dan anak kita sehat" ujar Calvin yang langsung diangguki Alika patuh.

"Aku suka kamu nyuapin aku begini" kata Alika di sela-sela mengunyah makanan.

My Untouchable CEO [Sedang REVISI]Where stories live. Discover now