"Saya mencintai kamu Alika!!!" teriak Calvin dari belakang menghentikan langkah Alika.
Alika tertegun sepersekian detik, jantungnya berdegup kencang mendengar pengakuan pria dibelakangnya.
Dian dan Putri yang sedari tadi menahan diri untuk tidak ikut campur, merasa tidak sanggup lagi dengan situasi yang sangat canggung ini.
"Al, lo ada hubungan sama Calvin? dia confess tuh" tanya Putri yang ikut-ikutan gemas melihat Alika yang malah bengong.
Tapi Alika masih terdiam. 'apa yang dikatakan Calvin itu benar?', batinnya yang masih merasa ragu
Dian dan Putri melihat kearah satu sama lain.
Putri menyenggol Alika keras,
"Al, lo cinta nggak sama itu cowok? kasian itu dia, jawab dulu " tanya Putri yang tidak bisa sabar lagi.
Alika mengangkat kepalanya, mengambil nafas dalam, dan membalikkan badannya tanpa menjawab pertanyaan Putri.
'Aku harus mencari tahu itu dulu, Put' batin Alika menjawab dalam hati.
Pandangan Alika terfokus pada satu orang, matanya menatap lurus hanya kearah depan
"Kamu adalah jawaban saya, Alika" ujar Calvin kembali
confess?
Jantung Alika berdegup kencang, saat Calvin mengucapkan kalimat itu.
"Tolong cubit gue, Di" ujar Alika menabok-nabok tangan Dian yang ada di sebelahnya.
"Lah, lo kenapa emang?" tanya Dian heran tapi juga mencubit lengan Alika keras.
"AWWWWHSSSS, SAKITTT DI" teriak Alika meringis dengan cubitan sahabatnya yang terlalu keras baginya.
"Lah, lo sendiri tadi minta cubit. Ya, gue cubit lah" jawab Dian sewot.
Sementara itu, tanpa banyak waktu. Putri mendorong Alika untuk maju kedepan, mendekat pada Calvin
"udah kasih jawab sonoh! kasian udah confess, kalo lo tolak. Sambil pikirin mateng-mateng keputusan lo, apa dia bener-bener orang yang tepat?" ujar Putri menyuruh Alika persis seperti ibu-ibu yang sedang menjodohkan anaknya.
Alika mendekat kearah Calvin dengan detak jantungnya yang sudah sangat tidak beraturan. Alika menghirup nafas dalam sebelum mengatakan pertanyaanya,
"Apa kamu sungguh-sungguh dengan apa yang kamu katakan, Vin?" tanya Alika menatap Calvin dengan suaranya yang mulai bergetar.
Calvin mengangguk tanpa keraguan sedikitpun, "Saya tidak pernah seserius ini dalam hidup saya" jawab Calvin yakin
DEG
'Apa benar Calvin mengatakan semua ini?' batin Alika yang masih merasa tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Alika menatap raut wajah Calvin yang begitu tulus,
"Saya tidak ingin kamu pergi, Alika" tambah Calvin sambil meraih kedua tangan Alika.
Alika tidak bisa lagi membendung tangisannya
Alika mengusap air mata yang turun di pipinya saat mendengar jawaban Calvin. "Aku juga cinta sama kamu, Vin" jawab Alika sambil menangis haru.
Calvin tersenyum begitu lebar mendengar jawaban Alika dan langsung memeluk wanita di hadapannya begitu erat.
"Aku kira kamu akan kembali pada Lancaster kemarin. Aku takuttt" ujar Alika sambil menangis tersedu-sedu mengungkapkan ketakutannya.
Calvin mengelus rambut Alika pelan, "Saya yang seharusnya minta maaf Alika. Tidak seharusnya saya menyakiti kamu seperti itu" jawab Calvin senantiasa mengusap punggung Alika yang menangis sesenggukan.
Alika melonggarkan pelukannya, menatap Calvin yang lebih tinggi darinya. "Maksut kamu, Vin?" tanya Alika.
"Kemarin setelah acara press conference berakhir, saya membantu mengantarkan Lancaster pulang karena kakinya terluka. Saat itu juga, dia menyatakan cintanya ke saya. Tapi, saya menolaknya dan itu tidak bisa diterima Lancaster."
"Mulai saat itu, dia sudah menganggap kamu sebagai penghalang. Karena itu saya berusaha menjauhkan kamu dari Dia. Saya tidak ingin Lancaster benar-benar menjadikan kamu sasaran" ujar Calvin jujur
Alika tertegun mendengar pernyataan Calvin
'ternyata foto malam itu... hanya salah paham?'
YOU ARE READING
My Untouchable CEO [Sedang REVISI]
CasualeCalvin laki-laki blasteran Inggris-Indonesia yang merupakan pewaris utama keluarga Dimitry, merasa kehilangan penyangga hidupnya setelah sahabat sekaligus cinta pertama Calvin, Lancaster meninggalkannya. Kepergian Lancaster telah membuat lubang yang...