Calvin menatap dalam wanita yang ada di sampingnya
"Saya kagum"
Alika menoleh
" Sorry, Vin. Kamu bilang apa? " jawab Alika
"Saya tidak bilang apa-apa, Alika" jawab Calvin mengelak
Alika melirik dan mengerucutkan mulutnya ke arah Calvin
***
"Oh iya, Calvin. Kamu bisa kenal, Bu Cit. Dimana? " tanya Alika penasaran
"Saat saya kecil, saya sering di ajak ibu saya kesini untuk berbagi. Jadi, kebiasaan dan kesukaan ibu saya sekarang saya teruskan selama beliau pergi" jawab Calvin
Dahi Alika mengkerut mendengar penjelasan Calvin, "Kalau boleh tau, ibu kamu memang pergi ke mana? " tanya Alika
"Ibu saya sudah lama tinggal di Amerika dengan ayah saya untuk mengurus bisnis kami di luar negeri" jawab Calvin
"Jadi, kamu di Indonesia sendiri? " tanya Alika lebih lanjut
"Ya, saya sudah memutuskan tinggal sendiri disini" lanjut Calvin
"apa kamu ngga ngerasa kesepian, Vin? karena jujur aku merasa sepi sekali kalau berada jauh sama keluargaku" ujar Alika khawatir dengan lelaki didepannya
"terkadang, tidak semua tempat yang harusnya membuat kita merasa nyaman, akan membuat kita benar-benar merasa nyaman" ujar Calvin menunduk
Alika melihat ke arah Calvin, dan seketika merasa bersalah dengan pertanyaan yang diajukannya
(Dia pasti ada masalah dengan keluarganya, Alika. Kamu ngga boleh melampaui batas) batin Alika
Alika tersenyum dan mengusap lengan Calvin dari samping,
"Kamu bisa datang kapanpun ke aku, kalau kamu sedang butuh tempat untuk bercerita Calvin" ujar Alika
Calvin tersenyum dalam,
"Terimakasih" jawab Calvin
Alika dan Calvin bertatapan satu sama lain,
Detak jantung Alika mulai berdegup kencang tidak beraturan
"Baik Alika, mari kita pulang" ajak Calvin sambil mengulurkan tangannya
Alika mengangguk dan menerima uluran tangan Calvin untuk berdiri,
Alika masih merasa kaki kanannya terasa sangat nyeri
Melihat itu, Calvin langsung meraih jas hitam yang ada di bahu Alika
"Kamu pakai dengan benar ya" ujar Calvin sambil memasangkan jas hitamnya yang terlihat kebesaran di tubuh Alika
Calvin langsung menggendong Alika menuju mobil offroadnya dengan hati -hati karena jalanan yang masih berlumpur setelah hujan,
Calvin langsung mendudukkan Alika di kursi depan,
Alika melihat Calvin menuju belakang mobil,
"Kita ngga jadi pulang, Calvin?" tanya Alika menoleh kebelakang melihat kearah Calvin pergi
Calvin tidak menyaut, pertanyaan Alika
Alika berusaha menengok lagi kebelakang dan berusaha memanggil Calvin,
"Caalviiiin"
Tak lama, Calvin pun muncul membawa kotak putih P3K ditangannya
"Saya tidak kemana-mana, Alika. Saya mencari ini" jawab Calvin sambil mengangkat kotak yang ada ditangannya
"Apa kamu ada yang luka, Calvin?" tanya Alika khawatir
"Ini untuk kaki kamu, jangan panik ya. Ini cuman luka kecil" jawab Calvin
Alika melihat kearah kaki kanannya,
dan ya, dia mendapati bercak darah di babydollnya
Alika mulai panik dan berkeringat dingin
Namun, Calvin langsung menggenggam tangan kanan Alika
"Coba kamu pegang ini sebentar" pinta Calvin agar Alika mau memegang botol alkohol
(Calvin mau ngapain nyuruh aku megang botol alkohol?), batin Alika bingung
Alika menuruti Calvin
Calvin langsung membersihkan luka Alika, dan meneteskan obat merah di lukanya
"Sshhhh" pekik Alika kesakitan memeras botol alkohol yang ada ditangannya
Lantas, Calvin langsung cepat meratakan obat merah itu dengan kapas.
"sudah selesai, Alika. Kamu hebat" ujar Calvin sambil mengacak-acak rambut Alika pelan
Alika tersenyum lebar mendengar hal itu,
"Kita pulang ya sekarang?" tanya Calvin
YOU ARE READING
My Untouchable CEO [Sedang REVISI]
AcakCalvin laki-laki blasteran Inggris-Indonesia yang merupakan pewaris utama keluarga Dimitry, merasa kehilangan penyangga hidupnya setelah sahabat sekaligus cinta pertama Calvin, Lancaster meninggalkannya. Kepergian Lancaster telah membuat lubang yang...