BAB 4 (Kesal)

600 14 1
                                    

Selama dua hari, Alika beristirahat dirumah. Meskipun tangannya masih diperban, dia merasa sudah waktunya kembali untuk bekerja. Tak lama handphone Alika berdering, Alika pun melihat nomor siapa yang menelfonnya pagi-pagi begini, ternyata dari atasannya yang merupakan bapak rektor universitas.

"Halo, selamat pagi Bapak, ada perihal apa ya?" Tanya Alika pada beliau. "Halo, begini mbak saya ingin memberi tahu jika hari ini ada rapat dengan para investor universitas untuk mendiskusikan mengenai penerimaan mahasiswa baru. Saya harap mbak Alika berkenan menjadi perwakilan moderator universitas," tanya seseorang disebrang telpon.

(Aduhhh, mana tangan aku masih diperban, kesusahan nggak ya nanti...Ah, semoga aja ngga deh) batin Alika.

"Baik, Pak. Sebentar lagi saya datang ke kampus," jawab Alika mengiyakan permintaan Bapak Rektor.

Setelah panggilan telpon itu berakhir, Alika mulai mempersiapkan bajunya, sebelum pergi mandi.

20 menit kemudian

Alika sudah siap dengan setelan jas formalnya, tak lupa dia juga memakai make-up tipis yang selalu dia gunakan sehari-hari.

"Cushion udah, spray udah, maskara udah, eyebrow udah, sekarang tinggal lipstick," ucap Alika menge-check setiap detail bagian wajah cantiknya. Setelah selesai dengan per make-up an duniawi, Alika segera turun kebawah untuk sarapan bersama keluarganya.

Arta, Ayah Alika yang melihat putrinya yang keadaannya baru membaik pergi bekerja langsung bertanya.

"Kamu mau berangkat kerja pagi-pagi begini? udah nggak sakit tangannya," tanya ayah Alika.

"Iya, Yah. Alika dihubungi langsung sama Pak Rektor pagi ini buat jadi moderator, katanya ada rapat besar pengurus universitas hari ini. Jadi, Alika harus dateng, sungkan nanti kalo Alika tolak, " jawab Alika sembari menyomot cheese cake di depannya.

"Kalau begitu kamu ayah antar aja, tangan kamu juga masih diperban. Ga bakal ayah izinin bawa mobil sendiri," perintah ayah Alika.

Alika yang mendengar ayahnya mengatakan hal itu, hanya mengangguk. (Mau ngelak gimana lagi, tangan juga udah begini) batin Alika menatap tangan kirinya nanar.

Selama di mobil Alika merasa sangat bosan, karena sudah lama ia tidak diantar ayahnya. Kalau tidak salah terakhir ayahnya mengantarnya saja adalah saat SMA. Setelah berkuliah dan bekerja ia tidak pernah diantar lagi, Alika selalu berangkat sendiri dengan mobil Aston Martin putihnya. 

Untuk menghilangkan kebosanannya, Alika mengambil handphone nya dan berselfie dengan ayahnya.

Untuk menghilangkan kebosanannya, Alika mengambil handphone nya dan berselfie dengan ayahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Untung case aku bisa nempel di jendela, jadi ga repot selfienya hehe)

"Yah, liat kamera bentar dong, please!" pinta Alika. Arta yang melirik apa yang sedang dilakukan putrinya pun tak menghiraukan dan hanya menjawab,

My Untouchable CEO [Sedang REVISI]Where stories live. Discover now