"Al, ayo maju. Udah giliran kita nihhh", girang Dio yang begitu semangat menerima hadiah gratis.
Alika maju mengikuti Dio yang pada dasarnya memang suka hal-hal seperti ini. Meskipun, perusahaan tempat mereka bekerja merupakan perusahaan media nomor 1 di indonesia, dengan gaji karyawan yang diatas UMR, tidak membuat Dio merubah kebiasaan ini karena mottonya 'Apapun yang gratis itu rezeki'.
Jika hanya untuk sekedar mengirim 2 orang pegawainya untuk meliput di Papua beberapa minggu, perusahaan mereka bahkan sama sekali tidak akan kekurangan apapun.
Tapi, bagus juga Dio memiliki pemikiran seperti ini. Karena itu gue juga jadi bisa lebih berbaur sama masyarakat dan untung-untung dapat info lebih dari orang-orang baru yang kita kenal
Alika mengikuti Dio, untuk pergi memasuki antrian yang begitu ramai itu ke arah depan. Tapi, saat Alika mendongak,
Alika begitu terkejut melihat siapa orang yang berada di depannya.
Calvin, kenapa orang yang kabarnya dari kemarin selalu Alika tunggu sekarang malah bisa berada di sini membagikan 2 trek sembako bersama orang-orangnya dengan santai.
Dan wajahnya itu, ada yang berbeda dari Calvin, dia sangat ramah kepada orang-orang di Nabire. Berbeda sekali dengan bagaimana cara ia menanggapi orang-orangnya biasanya
Alika maju selangkah, namun Calvin belum menyadari kehadirannya. Melihat orang di depan Dio telah menerima sembako. Lalu, Alika dan Dio maju kembali satu langkah tepat di depan Calvin
Sorot mata calvin dan Alika bertemu,
Terlihat dari raut wajah Calvin yang begitu terkejut melihat wanita yang selama ini ia tunggu telah berada di depannya.
"Ayo, Al. Gue udah dapet, nih", ujar Dio sembari menarik lengan Alika
Namun, saat Dio menarik tangan Alika untuk pergi ke luar antrean. Di sisi lain, Calvin langsung menarik lengan Alika. Hal itu mengundang perhatian seluruh warga Nabire yang antre untuk mendapatkan sembako dari Calvin atau sebagian remaja yang ingin menikmati wajah rupawan nan blasteran milik Calvin
"Alika, saya perlu bicara sama kamu", ujar Calvin sambil menatap Alika serius
Para warga terutama wanita itu langsung menatap Alika tajam, hingga membuat Alika bergidik ngeri.
Alika tidak bisa mencari resiko. Jika semua orang tau bahwa Alika mengenal Calvin, akan sulit bagi Alika mencari informasi disini. Akan sia-sia pula kedatangannya jauh-jauh kemari.
"Maaf, saya sedang bekerja", tolak Alika sambil berusaha menyingkirkan tangan Calvin
Bukan Alika tidak ingin menemui atau hanya sekedar berbicara dengan Calvin. Tapi, Alika tidak tau apa yang harus dia katakan. Terlebih, dalam liputannya kali ini dia tidak ingin menjadi sorotan. Sehingga, pertemuan ini, sedikit mengejutkan Alika.
Bagaimanapun, mereka sudah berada dalam tahap awal pertemanan mereka, terlepas dari seluruh perselisihan yang pernah terjadi di antara mereka waktu itu.
Calvin masih terus berusaha menahan Alika dengan memegang pergelangan tangannya,
"Maaf, saya harus pergi, Pak Calvin" Ujar Alika menepis tangan Calvin sambil menundukkan wajahnya agar tidak jadi perhatian.
Dio menoleh kebelakang dan terkejut saat ia tidak menemui Alika tidak ada dibelakangnya sedang ditahan oleh seseorang yang tidak ia kenal
"Ehhh... eh... mas anda siapa ya? sembarangan pegang- pegang temen saya," teriak Dio tidak terima berusaha melepaskan genggaman Calvin di lengan Alika.
YOU ARE READING
My Untouchable CEO [Sedang REVISI]
De TodoCalvin laki-laki blasteran Inggris-Indonesia yang merupakan pewaris utama keluarga Dimitry, merasa kehilangan penyangga hidupnya setelah sahabat sekaligus cinta pertama Calvin, Lancaster meninggalkannya. Kepergian Lancaster telah membuat lubang yang...