Bab 67 (Celaka)

1.8K 25 1
                                    

Dengan langkah besarnya, Yasha tergopoh-gopoh menuju rumah sakit. Peluhnya menetes deras di tengah musim panas London. Sementara, Alika dan Calvin sudah berada di depan ruangan ICU sedari tadi.

Tomi dilarikan ke rumah sakit, usai dirinya mencoba menyelamatkan Alika dan Calvin dari mobil yang melaju cepat ke arah mereka. Nahasnya, Tomi yang menjadi korban, kepalanya bocor, sehingga membuatnya kehilangan banyak darah. Tanpa pikir panjang, Alika dan Calvin langsung membawa Tomi ke rumah sakit, berharap semoga Tomi baik-baik saja.

"Gimana kata'e dokter?" tanya Yasha ngos-ngosan memegang dadanya. 

"Yash, lo tenang dulu, jangan panik. Kita masih belum tau keadaan Tomi. Ini kita lagi nunggu dokternya, soalnya mereka masih belum ada yang keluar dari ruangan. Semoga Tomi baik-baik saja"  ujar Alika menenangkan Yasha.

"He's gonna be okay, Yash. Maaf gue gabisa jaga Tomi" ujar Calvin menepuk bahu Yasha. 

"It's okay, Cal. Semoga dia baik-baik aja di dalem sana. Makasih juga ya soale kamu sama Alika udah nganterin adikku ke sini. Kalo nggak aku wes gatau lagi, dia masih bisa selamat atau nggak" jawab Yasha menghapus setitik air mata di ujung matanya. 

"Dia celaka karena menyelamatkan saya dan Alika, Yash" timbal Calvin kembali membuat Yasha mendongak. 

"Iya, Yasha. Tomi kecelakaan karena mau ngasih tau kita kalo ada mobil yang mau nabrak Aku dan Calvin waktu di restoran tadi. Kita bener-bener berhutang budi sama Tomi" tambah Alika semakin menunduk menyalahkan dirinya. Jika saja, Tomi tidak berlari dan meloncat untuk menghalangi mobil yang akan menabraknya, pasti Tomi baik-baik saja saat ini. 

"Gimana bisa ada mobil yang sengaja nabrak kalian berdua di London? Apa ini semua perbuatan kompetitor kita yo, Vin?" tanya Yasha penasaran. 

"Bukan," 

"Terus siapa?" 

"Kamu tau orangnya. Sebelum Tomi kehilangan kesadaran, dia bilang kalo ada yang sengaja berencana menyingkirkan Alika" jelas Calvin panjang lebar membuat Yasha semakin bingung. 

Calvin mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras, urat-urat tangannya menegang mengingat kata-kata terakhir Tomi tentang dalang di balik semua ini. Dia bersumpah, dia tidak akan membiarkan orang itu hidup dengan tenang seumur hidup. 

Flashback on

"ALIKAAA!!! CALVINNN!!!" 

"TOMIIII AWASSS!!!" 

BRAKKKKKKK!!!

"Tomiii, bangun Tom" tangis Alika panik berusaha mendudukkan kepala Tomi di pahanya. Ia menepuk-nepuk pipi Tomi agar tetap tersadar. 

"Tomi, jangan tidurrr!!!" marah Alika melihat Tomi hendak menutup kedua matanya. 

Melihat kepala Tomi berlumuran begitu banyak darah, Alika juga hampir kehilangan kesadaran karena traumanya. Bajunya kini juga berlumuran darah sehingga membuat tubuh Alika bau darah. Sehingga, Calvin yang tadinya mengangkat tubuh Tomi juga berusaha menyangga tubuh Alika yang hendak jatuh.

"Alika, tolong tutup hidung kamu pakai ini. Lalu, pakai kacamata ini. Saya butuh bantuan kamu untuk membawa Tomi ke rumah sakit. Kuatlah" ujar Calvin menyemangati Alika sembari memberikan Alika sebuah masker dan kacamata hitam dari dalam sakunya. 

Ia tidak menyalahkan Alika sedikitpun. Calvin, malah menyemangati Alika untuk berani karena ia tau hal ini juga tidak akan mudah bagi Alika. 

Alika pun berusaha memberanikan dirinya. Ia tidak boleh lemah disaat seperti ini. Ia harus melawan rasa traumanya untuk menyelamatkan Tomi. Karena Tomi sudah menyelamatkan nyawanya sebelumnya. 

My Untouchable CEO [Sedang REVISI]Where stories live. Discover now