Bab 45 (Calon Mertua)

305 6 0
                                    

"Vin, dulu kamu marah sama aku karena wajah aku mirip dengan Lancaster"

"Apa kamu awalnya juga mencintai aku, karena aku mirip dengan dia?" tanya Alika sambil menatap Calvin yang ada disampingnya.

Calvin berhenti. Alika bisa melihat raut wajah Calvin yang tiba-tiba berubah,

'Apa aku salah bertanya?'

Namun, sepertinya tidak. Itu adalah haknya untuk bertanya, kepada pria yang akan menemani hidupnya kedepannya.

Alika menatap wajah Calvin yang tegas, hidung mancung, dan bulu mata lebatnya dengan seksama

Calvin berbalik kearah Alika,

"Saya tau kamu akan bertanya hal ini, Alika. Hanya saja, Kamu harus tau jika saya juga tidak bodoh menyatakan cinta kepada sembarangan orang hanya karena kamu mirip Lancaster," jawab Calvin yakin

"Saya mencintai kamu, karena diri kamu Alika. Bukan karena siapapun, " lanjut Calvin.

Membuat Jantung Alika semakin berdetak cepat. Alika tersenyum lega,

"Terimakasih Calvin" jawab Alika merasa sangat bahagia

"saya yang seharusnya berterima kasih sama kamu, Alika. Terimakasih karena kamu sudah bersedia menerima saya, dan masa lalu saya.
Terimakasih, karena sudah membuat saya berani keluar dari kesedihan saya" ujar Calvin tersenyum menatap Alika

"Kamu keluar dari kesedihan kamu, karena keberanian kamu sendiri, Vin. Bukan karena aku atau siapapun. Dan aku bangga sekali sama kamu untuk hal itu" jawab Alika tulus.

Calvin mengusap kepala Alika,

"Terimakasih Alika" ujar Calvin membuat Alika benar-benar meleleh dan tersipu malu

***

"Kamu mau duduk sebentar? dirumah ada orang tua aku" tanya Alika menawari Calvin untuk masuk kedalam rumahnya.

Calvin mengangguk,

"sepertinya saya harus memperkenalkan diri kepada calon mertua saya" jawab Calvin serius dan beranjak keluar dari mobil.

Alika terkejut mendengar jawaban Calvin

'Calon mertua?'

(konsepnya tadi harusnya dia 'nolak'  seperti teman laki-lakinya kebanyakan) batin Alika yang merasa gagal dengan rencananya.

Sebenarnya Alika ingin Calvin tidak masuk, karena Alika masih merasa canggung memperkenalkan dia kepada orang tuanya

Biasanya, Dio dan Reza yang sering mengantar Alika pulang sering memilih untuk menolak masuk ke rumah perempuan karena cenderung merasa tidak enak dengan ayahnya.

Dan, Mungkin semua laki-laki harusnya merasa seperti itu saat akan bermain ke rumah kekasihnya. Tapi, ini?

Tanpa buang-buang waktu, Calvin membukakan pintu mobil Alika,

"Ayo masuk" ajak Calvin sambil memberikan tangannya.

Alika tersenyum, dan menerima uluran tangan Calvin. Calvin menggandeng Alika masuk kedalam rumah Alika.

Namun, baru dari sisi depan pintu masuk. Alika menghentikan langkahnya, dan berbalik menahan Calvin dengan kedua tangannya,

"eh stop stop, Vin. Kamu gaboleh masuk" ujar Alika.

Dahi Calvin berkerut,

"kenapa? kamu tadi mempersilahkan saya untuk masuk, bukan?" tanya Calvin.

"Eehehhehe, gajadi gajadi. Aku takut sama orang tua aku, kalo mereka tau aku dianterin pulang sama cowok lain" jawab Alika sambil nyengir dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal

Calvin tersenyum,

"cowok lain? memang siapa yang pernah mengantar kamu pulang selain saya" tanya Calvin mulai cemburu.

"Reza sama Dio" jawab Alika lirih.

Calvin membuang muka, dan menghembuskan nafas kasar

"mulai sekarang, kamu nggak perlu diantar sama mereka.

"Hanya saya yang berhak untuk antar kamu pulang, Alika" ujar Calvin memberi ultimatum pada Alika. 

Terdengar sedikit ngeri memang. Tapi, Alika tetap mengangguk mendengar permintaan Calvin yang terdengar seperti pernyataan itu.

Saat, Calvin hendak melangkahkan kakinya untuk masuk ke rumah Alika. Alika menggeret lengan Calvin sekuat tenaga

Tubuhnya yang lebih kecil dari Calvin, hampir tidak mampu membuat Calvin bergeser sedikitpun

"tapi, jangan masuk sekarang dulu yaaa... plisss, aku belum cerita sama mama ayah aku kalau aku udah punya pacar"

"Nanti, mereka  tiba-tiba shock putrinya pulang-pulang bawa pacar gimana? kamu pulang aja yaa sekarang" cerocos Alika yang mewek sambil menggoyang-goyangkan tangan Calvin

Namun, Calvin tetap pada pendiriannya. Calvin melepas tangan Alika dan menggandengnya,

"kamu percaya sama saya?"

"Percaya" jawab Alika polos.

Calvin tersenyum,

"kalau begitu biar saya yang menghadapi kedua orang tua kamu. Saya ingin orang tau kamu tau kalau saya serius dengan kamu Alika. Cepat atau lambat saya juga akan meminta kamu dari orang tua kamu, jangan khawatir" ujar Calvin menepuk tangan Alika pelan

Hati Alika berdetak semakin cepat saat Calvin akan meraih ganggang pintu. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana pikiran ayah dan mamanya saat melihat dirinya membawa seorang laki-laki kerumah tanpa berbicara terlebih dulu

Alika memejamkan matanya,

'Ayolah, Al! Kamu sudah 27 tahun' batin Alika berteriak

"bismillah semoga ga dimarahin mama yallah" ujar Alika berdo'a dalam hati.

Calvin tertawa melihat tingkah Alika yang seperti anak 5 tahun, yang takut dimarahi kedua orang tuanya karena berbuat kesalahan.

Calvin membiarkan Alika masuk terlebih dulu

"Assalamualaikum, Mah, Yah. Alika pulaaang!!!" Teriak Alika pada penghuni rumahnya.

Mamah dan Ayah Alika turun bersamaan dari atas tangga menyambut putrinya,

"waalaikumsalam udah pulang, Nak" jawab ayah Alika. Alika maju dan menyalami kedua orang tuanya. "Ini siapa, Dek?" tanya mama Alika yang bingung dengan pria yang ada dibelakang putrinya.

"Oh... ini Calvin, Mah, Yah, Kenalin. Vin, ini mama sama ayah aku" ujar Alika sambil menunduk malu

My Untouchable CEO [Sedang REVISI]Where stories live. Discover now