Bab 21 (Kagum)

780 20 0
                                    

FLASHBACK ON

Dio datang ke balai desa sambil berlari mencari keberadaan Bu Cit,

"Bu Cit!!! Bu Cit!!!tolong!!!!" teriak Dio memasuki balai desa Kosarek

Semua orang yang berada di balai desa langsung menuju kearah sumber suara,
begitu juga Bu Cit

Merasa namanya dipanggil, Bu Cit pergi keluar ruangan kecil yang ada di dalam balai desa itu bersama Calvin

"Ada apa, Nak Dio???" tanya Bu Cit khawatir
"Anu Bu... anu... Alika" ujar Dio ter engah-engah setelah berlari

"Alika dikejar orang-orang mabuk, Bu. Saat dia jalan-jalan sendirian. Sekarang dia dalam bahaya. Kita harus cari dia" ujar Dio melanjutkan ceritanya cepat

"Kenapa bisa seperti ini, Dio??!?" tanya Bu Cit
"Dia awalnya ingin jalan-jalan cari udara segar sendirian. Tapi, saya tidak temani dia karena saya sudah tidur, Bu. Lalu, saat saya Terima telfon dari Alika, katanya dia sedang dikejar preman-preman yang mabuk. Saya mohon tolong bantu temen saya Bu... Pak" ujar Dio memohon bantuan kepada semua orang yang ada di balai desa

"Biar saya dan anak buah saya saja yang mencari dan menyisir setiap daerah tempat disini untuk mencari Alika" ujar Calvin singkat memutuskan

"Lebih baik kami orang-orang sekampung ikut mencari Alika, Calvin" ujar Bu Cit
"Jan

"Ini terlalu berbahaya, Bu. Ini sudah sangat larut malam, apalagi disini ada banyak wilayah yang jadi perbatasan suku lain. Kalau kita sebagai orang dalam mendatangi wilayah mereka malam-malam, takutnya hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi" ujar salah satu orang dari kepala desa yang bernama Bapak Abar

"tapi, kita juga tidak bisa diam saja melihat tamu kita dalam keadaan bahaya, Pak" jawab Bu Cit

"Kita tentu tidak akan diam membiarkan saja masalah ini terjadi. Kita akan tetap mencari dia, bahkan seluruh warga kampung akan mencari dia. Tapi, saran saya lebih baik kita lakukan besok pagi saja" ujar Bapak Abar

"Saya keberatan!" tegas Calvin

"Saya sedari tadi sudah mengajukan diri saya, tidak perduli bahaya atau resiko apapun. Keselamatan wanita itu sangat penting bagi saya sekarang" ujar Calvin geram

"Bb... betul itu Pak, Bu. Kita tidak bisa hanya diam menunggu besok. Teman saya bisa saja dalam keadaan bahaya" ujar Dio menimpali

Tanpa berlama-lama, Calvin langsung pergi bersama seluruh anak buahnya. Tak lupa, Calvin juga meminta nomor handphone Alika dari Dio

Calvin menyuruh seluruh anak buahnya menyebar di seluruh kampung kosarek dengan motor dan mobil offroad yang selalu mereka bawa saat berkunjung ke daerah ini.

Sedangkan, Calvin langsung menuju hutan setelah mendapati kabar dari anak buahnya yang tidak mendapati jejak Alika di gang gang desa

"Telusuri hutan sekarang!!! CEPATTT!!! " perintah Calvin ke pada seluruh anak buahnya

FLASHBACK OFF

***

"Kebetulan saya sedang berada di balai desa bersama Bu Cit, lalu Dio datang dan memberi kabar kalau kamu dalam bahaya" ujar Calvin

"Kamu langsung datang?" tanya Alika

"Bagaimana saya duduk diam dan tenang mendengar kamu dalam bahaya" jawab Calvin dengan raut wajah serius

Alika tersenyum hangat melihat kearah Calvin

"Terima kasih Calvin" ujar Alika

Calvin menghela nafas panjang,

"Saya minta tolong, kamu berjanji sama saya untuk memberi kabar kapanpun kemanapun kamu pergi" pinta Calvin

(Ehmmmm... gapapa Alika ini kekhawatiran seorang teman), batin Alika menyadarkan pikirannya sebelum berpikir terlalu jauh tentang sikap Calvin

"iya, Calvin. Aku janji, kita bisa memberi kabar satu sama lain kapanpun kemanapun kita pergi" jawab Alika mantap

Angin dingin hutan yang berhembus mengibaskan rambut panjang Alika

Alika yang memang dari tadi hanya memakai baby doll tidurnya yang tipis mulai merasa sedikit kedinginan

Alika mengusap lengan kanan dan kirinya pelan

Melihat hal itu, Calvin melepaskan jas hitamnya dan memasangkannya di bahu Alika

"T... tapi ini punya kam.."

"kamu pakai saja, angin malam disini sangat dingin. Saya tidak mau kamu masuk angin" potong Calvin

(Gakuat lagi ini gengsinya Al, ini udah dingin banget) batin Alika

Alika mengangguk-anggukkan kepalanya, menerima perlakuan Calvin dan mengeratkan jas hitam. milik Calvin di tubuhnya

"Besok kamu mau kemana? " tanya Calvin

"Besok aku mau ke sekolah anak-anak yang dibangun Bu Cit di Kosarek, Calvin" jawab Alika

"Jam berapa?" tanya Calvin

"pagi, jam 8"

"Sama siapa? "

"Sama Dio"

"Ok"

"maksut kamu?"

"Besok kamu sama teman kamu Dio akan dijemput sama anak buah saya. Kita ketemuan disana" jelas Calvin

"Kamu jemput aku? apa kamu ngga ada kegiatan lain besok?" tanya Alika memastikan

"Kemarin, waktu saya bertemu kamu adalah acara puncak. Agenda utama saya disini sudah selesai" jelas Calvin

"Terus kenapa kamu ngga pulang aja?" tanya Alika heran

"Saya ingin menemani dan membantu tugas rekan dekat saya di desa ini" jawab Calvin tersenyum tipis

(Relax Alika!!! kamu harus kontrol diri kamu), batin Alika berusaha menormalkan detak jantungnya yang sudah tidak beraturan

"Kalau kamu, schedule kedepannya bagaimana?" lanjut Calvin bertanya

Alika tersenyum mendengar pertanyaan Calvin,

"Saya datang ke desa ini, karena sudah jadi mimpi saya untuk pergi meliput berita disini, saya selalu berharap kalau nantinya berita yang saya bawa akan mengangkat nama papua dan membersihkan stigma-stigma rendah tentang kota ini yang berada di benak masyarakat" jawab Alika mantap

"Saya juga sudah berbagi visi misi saya ini tidak hanya dengan keluarga orang-orang terdekat saya. Tapi, juga dengan perusahaan dan Bu Cit sendiri. Jadi saya berharap kunjungan pertama kali saya ini bisa membawa dampak baik kedepannya" lanjut Alika

Calvin menatap dalam wanita yang ada di sampingnya

"Saya kagum"

My Untouchable CEO [Sedang REVISI]Where stories live. Discover now