Bab 20 (Pelindung)

326 10 0
                                    

"LEPASKAN DIA!"

Suara bentakan seorang pria terdengar di telinga Alika

Alika bersyukur, akhirnya ada seseorang yang menolongnya

"SIAPA KAMU HAH?! BERANI-BERANINYA KAMU IKUT CAMPUR!!!" bentak preman itu kepada pria yang hendak menyelamatkan Alika

Alika menoleh dan melihat siluet pria yang baru saja datang itu. Ia menggunakan jas hitam yang tidak asing bagi Alika. Dari belakang pria itu kemudian muncul ratusan pria bertubuh besar yang mengenakan setelan hitam seperti dirinya.

"Bunuh mereka semua," ujar pria itu dingin kepada orang-orangnya yang berada dibelakang.

Tanpa banyak bicara pria itu langsung menonjok preman yang maju kearahnya dan menghajar mereka satu persatu bersama gerombolan pengikutnya yang menggunakan jaket dan kacamata hitam.

Pria itu menarik kepala orang yang menahan Alika kasar dan menonjokknya habis-habisan dengan bogeman tangan kosong.

Melihat temannya yang jatuh terkapar, membuat preman satunya yang saat itu masih mengunci kedua tangan Alika melarikan diri ke dalam hutan dan melepaskan Alika.

"Kejar dia hidup-hidup! Mereka sudah cari mati karena berusaha mencelakai wanita yang saya cintai!" bentak pria itu kepada para pengawalnya

Setelah preman itu melarikan diri, Alika jatuh ke tanah karena merasa kepalanya begitu berat setelah mencium bau amis darah dari sudut bibirnya.

"Alika!" teriak pria itu berlari hendak menangkap Alika yang terjatuh.

Deg

Ternyata benar, Alika mengenal pria itu.

"Calvin? hiks... hiks... k.. k...kamu... datang?" tangis Alika tersengguk-sengguk melihat Calvin.

"Iya, saya disini sekarang. Kamu tenang saja, kamu sudah baik-baik saja. Mereka semua akan saya habisi," ujar Calvin marah berapi-api melihat kondisi Alika yang sangat berantakan.

"Terimakasih, Vin. A..aku nggak tau apa yang bakal terjadi sama aku, kalo kamu nggak ada disini," tangis Alika sesenggukan.

Raut wajah kemarahan yang tadi mengganas pun melunak saat Calvin melihat sudut mulut Alika yang mengeluarkan darah segar. Calvin mengusapnya dengan jempolnya pelan,

"Sudah... sudah... kamu aman sekarang, jangan takut saya disini sama kamu" ujar Calvin sambil memeluk Alika khawatir.

Gigi Calvin bergemeletuk. Ia tidak terima, melihat kondisi Alika seperti ini. Tidak boleh ada seorang pun yang boleh berani membahayakan nyawa Alika. Tidak seorang pun. 

"Bagaimana kamu bisa tau kalau aku ada disini?" tanya Alika yang masih terus menangis.

Calvin menutup mulut Alika dengan jari telunjuknya, "Sudah, kamu jangan bahas itu sekarang ya?" ujarnya menenangkan sembari memeluk tubuh Alika yang gemetar dengan tubuh besarnya.

Calvin mengelus elus punggung Alika agar ia bisa tenang dan menghentikan tangisannya.

"C... calvin... Hiks...aku... darah... " tangis Alika mulai berkeringat dingin saat menyentuh darah yang terus keluar dari sudut bibirnya.

Calvin begitu tidak tega, hatinya teriris melihat kondisi Alika seperti ini. Calvin kembali mengusap darah yang mengucur di bibir mungil Alika dengan ibu jarinya.

"Sudah tidak ada Alika. Darahnya sudah saya hilangkan. Lihat? tidak ada kan?" jawab Calvin berusaha menenangkan.

"Terimakasih, Calvin," ujar Alika yang masih sesenggukan.

My Untouchable CEO [Sedang REVISI]Where stories live. Discover now