Bab 60 (Perpisahan)

889 12 0
                                    

1 tahun kemudian

Alika baru saja tiba dinas dari Qatar. Ia langsung memutuskan untuk mengunjungi Reza di kantornya, sekalian menjenguk sahabatnya sekaligus rekan kerjanya, Dio dan Dewi. Tak terasa, sudah hampir setahun ia berada di Qatar untuk melaksanakan tugasnya. Alika rasanya sangat merindukan rumahnya di Indonesia.

Dinasnya kali ini, memang memerlukan waktu yang cukup lama karena ia harus tinggal dan mengatur koordinasi diplomat di kantor kedutaan Qatar-Indonesia untuk beberapa waktu. Memang berat sebenarnya, karena harus meninggalkan keluarganya cukup lama. Namun, Alika sengaja mengambilnya tawaran tersebut, karena ia ingin menyibukkan dirinya dan melupakan masalahnya dengan Calvin. 

Meskipun, bayangan tentang hubungan mereka berdua masih belum hilang sepenuhnya. Namun, tetap saja paling tidak Alika bisa sedikit demi sedikit mengalihkan pikiran dan perasaanya dari Calvin.

Jika ditanya, apakah ia masih mencintai Calvin atau tidak? Jawabannya Ya, Alika sebenarnya masih mencintai Calvin.

Tapi, ia harus mengubur perasaan itu dalam-dalam, karena bagaimanapun perasaanya terhadap Calvin sudah sangat salah. Mungkin saja, kini Calvin dan Lancaster sudah menikah dan mempunyai anak sekarang. Akan jauh lebih salah bagi Alika, jika ia masih tidak bisa menghilangkan perasaanya saat ini.

Alika menatap ke arah luar jendela mobilnya. Mengalihkan pikirannya yang tiba-tiba terlintas sejenak.

"Lagi mikirin apa, Non?" tanya supir Alika.

Alika hanya tersenyum, menanggapi. Sejak kejadian kecelakaan saat itu, Ayah Alika melarang Alika untuk menyetir mobil sendiri karena merasa khawatir. Bahkan, Ayah Alika sampai mengutus supirnya untuk ikut pergi bersama Alika ke Qatar. Agar bisa sekalian menjaganya.

Tak lama, ia pun sampai di depan kantor Reza. Sudah lama sekali rasanya, ia tidak menginjakkan kaki di kantor ini. Kini, ia merasa terlahir kembali dengan pikiran dan diri yang baru.

"Alika turun duluan ya, Pak" pamit Alika pada supirnya

"Iya, Non. Nanti kalau udah pulang, kabarin Bapak aja ya," jawab supir Alika sembari tersenyum ramah. 

Alika pun mengangguk dan langsung turun dari mobilnya. Lalu, ia masuk kedalam kantor.

Kedua satpam didepan kantor langsung menyambut kedatangan Alika. Mereka pasti juga merindukan Alika.

"Selamat pagi, Mbak Alika. Wahhh udah lama banget ya, nggak ke kantor" ujar salah satu satpam.

Alika tersenyum lebar, 

"Iya, Pak. Habis pulang dari dinas makanya baru bisa ke kantor sekarang hehehe..." jawab Alika.

"Abis dinas dari mana kemaren, Mbak. Kok tumben lama banget?" tanya nya lebih lanjut

"Dari Qatar, Pak. Ini saya juga ada sedikit bingkisan buat Bapak, nanti minta tolong dibagi sama yang lain ya, Pak" jawab Alika senang, sembari memberikan sedikit bingkisan oleh-oleh.

"Wihhh... Terimakasih banyak ya, Mbak. Nggak nyangka saya, mbak masih inget kami waktu dinas kemarin. Kami padahal udah galau banget kemarin, karena kami kira mbaknya resign. Untung Pak Reza bilang, kalo mbak cuman dinas sebentar," jelas panjang lebar satpam tersebut membuat Alika tertawa.

"Oh, iya. Pak Reza sama anak-anak yang lainnya ada di dalam kah, Pak?" tanya Alika.

"Iya, Mbak. Semuanya ada di dalam. Silahkan,"ujar kedua satpam itu mempersilahkan Alika masuk.

Alika pun masuk kedalam kantor, untuk menemui Reza dan seluruh kawan kerjanya.

Namun, tunggu. Seperti ada yang berbeda di kantor ini. Biasanya ada begitu banyak pegawai yang berlalu lalang, tapi kenapa sekarang terlihat sepi. Apakah Reza bangkrut, batin Alika melantur.

My Untouchable CEO [Sedang REVISI]Where stories live. Discover now