"KAK REN, nih ada Jisung yang mau tahu banget soal Thunder Clan."
Jisung hanya mengangguk saat mendengarkan Wonbin menyuarakan keinginannya pada Renjun sewaktu ia berkunjung ke rumah sahabatnya itu. Jisung sudah sering menghabiskan waktu di rumah Wonbin kebelakangan ini berharap akan dapat merungkaikan segala persoalan yang berada dalam kepala. Terkadang ia berharap bisa bertanya langsung pada Winter. Namun hal itu tidak mungkin akan Jisung lakukan setelah menyadari situasi kalau Winter sedang menyembunyikan identitas diri.
"Sejak kapan lo mula tertarik dengan klan ini, Sung? Kayaknya lo sebelum ini gak pernah gue tahu kalo lo suka dengan skate." Renjun yang duduk menghadap televisi tidak mengalihkan pandangannya dari Wonbin dan Jisung yang duduk di sebelahnya.
"Jisung, kamu sebenarnya ada masalah ya kan? Kenapa sih kakak merasakan kalo kamu kayak menyembunyikan sesuatu sendiri gitu? Emang ada yang mau kamu omongin ke kakak? Kayaknya ada yang salah. Kalau mau cerita ya cerita aja. Kalo iya kakak gak bisa bantu, setidaknya kakak bisa dengar."
Jisung tidak akan melupakan Winter yang sering bertanyakan tentang dirinya ketika ia tidak bisa berhenti menatap asisten rumah tangganya itu selama beberapa hari ini. Kembali kepada pertanyaan Renjun, Jisung hanya tersenyum menanggapinya. Sungguh, ia ingin Renjun menceritakan lebih banyak tentang Thunder Clan terutama satu-satunya perempuan dalam klan itu. Ia ingin tahu siapa sebenarnya orang yang bekerja di rumahnya. Ia ingin tahu tentang Goddezs Wintry of Thunder. Sangat sulit buat Jisung mengakui kalau mereka berdua adalah orang yang sama tapi mau tak mau Jisung harus terima. Jadi bingung Jisung kalau berterusan memikirkan Winter padahal orang itu tetap tenang menjalankan pekerjaannya seperti biasa.
⭐⭐⭐
"ANJIR banget manusia yang satu itu. Gue capek mau mendepani ia." Winter menggelengkan kepalanya lelah ke arah Karina.
Karina yang sedang mengunyah kentang goreng mengangkat alis ke arah Winter. Gelas minuman dicapai dan Karina meneguknya perlahan. Cerita yang disampaikan Winter didengarnya dengan penuh minat. Ia benar-benar tidak bisa bertenang soalnya ingin tahu apa yang sudah terjadi ketika Jaemin mengetahui kalau Winter adalah siswa di universitas yang sama dengannya.
Winter mengeluarkan keluhan. Isi kepalanya melayang mengingat pada Jaemin yang sering bersikap menjengkelkan saat mereka berada di ruangan yang sama. Malah semua itu disadari oleh Bibi Yuri. Wanita itu pernah bertanya kepadanya apa mereka sedang dalam masalah. Ingin saja Winter langsung berhenti daripada bekerja di situ mengenangkan sikap Jaemin tapi Winter juga sadar kalau ia tidak mungkin memenuhi keinginannya yang satu itu. Bukan tidak mungkin tapi tidak bisa sama sekali. Winter sudah berjanji dengan papa untuk bekerja sehingga proyek mereka selesai. Mau atau tidak, Winter harus menghadapinya. Sudah tidak lama kok! Ia sering berkata seperti itu buat membujuk diri sendiri. Lamunan panjangnya terhenti ketika panggilan Karina tiba-tiba menyadarkannya pada kenyataan.
"Apa?" Ia bertanya sambil meraih gelas minuman. Kalau sudah bercerita soal Jaemin, hausnya benar-benar terasa.
"Selain Jaemin, gue ingat kalo lo bilang mau ngomong sesuatu juga kalo kita ketemu." Karina menatap Winter. "Kalo gue gak salah, lo mau ngomong soal Jisung?" Karina memang sering berbalas pesan dengan Winter dan temannya ini ada mengatakan tentang rasa curiganya pada Jisung, adik laki-laki Jaemin.
Winter kembali meletakkan gelas minuman ke meja. "Jisung, anak itu malah sering banget ajak gue ngomong soal skate. Kayak sengaja gitu padahal sebelum ini gak pernah sama sekali soalnya Jisung itu anak basket." Winter mulai memasang wajah khawatir. "Lo tahu gak ia malah cerita ke gue soal Thunder Clan. Itu klan gue, gila. Mana ia ngajak gue nonton showdown. Gimana mau nonton, orang gue yang beraksi sendiri akhir pekan ini." Kerutan di dahinya sudah mulai terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Always Been You✔️
FanfictionWinter, gadis skater dari Thunder Clan yang serba bisa seperti mengalami mimpi buruk saat tiba-tiba diminta bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah keluarga teman kepada orang tuanya. "Kalau adek gak mau, papa akan bakar deck yang ditata indah...