17

171 19 2
                                    

"MAMA! Kak Jeje!!!" Jaemin hanya bisa meraung mendengarkan perkabaran yang tak pernah ia bayangkan sebaik saja sadar.

"Jaemin, jangan kayak ini sayang. Kamu kuat. Kamu harus bersabar." Seohyun, maminya Yeri memeluk tubuh Jaemin yang tak berdaya dengan erat.

Jaemin baru sadar setelah lima hari kecelakaan itu terjadi. Tubuh Yoona dan Jaehyun sudah dimakamkan berdasarkan keputusan Siwon sendiri yang terbang ke Jerman setelah mendapat perkabaran tentang kematian mantan istri dan anak sulungnya.

"Kak Jeje bohong ke aku, Yer."

"Please Jaem, jangan ngomong kayak gini. Perjalanan kamu masih jauh. Kamu harus kuat buat terus berjuang. Kamu gak boleh lemah."

Jaemin menggelengkan kepalanya. "Kenapa semua ini terjadi ke aku. Salah aku apa?"

Yeri terdiam mendengar pertanyaan itu. "Jaemin, kamu jangan khawatir. Kamu gak sendirian. Kamu masih punya aku. Masih ada keluarga aku."

Karena ucapan itu, Yeri dan keluarganya sentiasa berada di sisi Jaemin sehinggalah ia berjaya mengikhlaskan semuanya dan bangkit kembali. Pada saat yang sama, papa dan Mama Sunny membujuknya untuk tinggal bersama di rumah mereka. Namun Jaemin bersikeras untuk tinggal sendirian di apartemen dan Jaemin adalah manusia yang berpegang pada janji. Permintaan mama dikabulkan. Setelah ia sembuh, Jaemin mulai menerima keluarga papa sedikit demi sedikit.

⭐⭐⭐

"JAEMIN, aku udah memutuskan buat pindah ke Seoul!"

Wajah Jaemin tampak kaget mendengar keputusan Yeri. Saat itu, kecelakaan yang membuatkan Jaemin kehilangan mama dan kakaknya sudah berlalu dua tahun. Ia sendiri sudah pulih dari rasa kehilangannya. "Pindah ke Seoul?"

"Iya, pindah ke Seoul. Kan gak salah kalo aku mau ada di sisi kamu terus. Gimanapun juga, kamu itu pacar aku dan tugas aku adalah harus ada di sisi kamu terus."

Alis tebal Jaemin hampir menyatu mendengar status mereka yang baru sahaja Yeri sebutkan. Sejak kapan ia menjadi pacar Yeri? "Aku gak pernah ngomong apapun tentang hubungan kita, Yer." Ia menatap Yeri bingung. "Lagipula, aku sadar kalo kamu ada dengan aku selama ini setelah kejadian itu gara-gara rasa bersalah kamu ke Kak Jeje, iya kan? Yer, aku benaran gak papa." Ia kembali melanjutkan bacaannya.

"Aku tetap mau pindah ke Seoul." Yeri menegaskan ke Jaemin dan tidak peduli pada tindakan Jaemin yang mempersoalkan status mereka. "Mami sama papi udah setuju. Aku juga akan melanjutkan kuliah di Universitas Kwangya sama kayak kamu."

Jaemin hampir terbatuk mendengar keputusan tersebut. Namun, ia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Pada saat itu tidak pernah terpikir olehnya kalau Yeri benar-benar serius tentang mereka yang memiliki hubungan spesial.

"Yeri berada di sisi aku saat aku hampir hilang harapan buat hidup. Kita jadi dekat. Mungkin karena kita seumuran. Mungkin juga gara-gara keakraban itu, ia mengira kalo aku adalah pacarnya."

"Tuh kamu tahu." Winter mendengus tanpa sadar. "Kamu gak seharusnya bersikap seperti itu, Jaemin. Cewek bakalan gampang salting dan nyangka kalo kamu itu benar peduli dan sayang gara-gara sikap kamu itu." Winter mengedipkan matanya berulang kali. "Gak seharusnya kamu memutuskan hubungan kalian kayak gini. Gak jelas banget." Suaranya semakin perlahan dan berusaha menyembunyikan rasa yang sejak tadi ia tahan.

Tapi telinga Jaemin dengan cepat menangkap perubahan kecil pada suara Winter. Ia mengangkat wajahnya untuk menatap Winter yang sudah membuang pandang ke arah lain. "Aku hanya menganggapnya sebagai teman, Minjeong. Gak lebih."

It's Always Been You✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang