2

295 41 1
                                    

WINTER berdiri di depan gerbang yang terlihat sangat mewah. Ia masih belum mau menekan bel. Winter seketika menunduk melihat sepasang kakinya. Sepatu bermerek yang sering ia kenakan kini telah diganti dengan sepatu yang lebih cocok. Gaun panjang hingga ke bawah lutut juga menggantikan cara berpakaiannya yang selama ini cukup sederhana untuk anak klan seperti dirinya. Saat ini, kalau ia lihat-lihat, penampilannya kurang lebih seperti Karina. Tapi sepertinya Karina juga tidak akan mengenakan pakaian yang sebegini girly setiap hari. Memikirkan hal yang random membuatkan Winter jadi mengeluh. Rambutnya yang diikat satu sedikit ke bawah dirapikan sebelum ia menarik napas dalam-dalam. Tas ransel juga diganti dengan tas yang lebih feminin dan cantik di belakangnya. Tepat saat tangan kanannya terangkat untuk menekan bel, gerbang yang indah itu terbuka dengan sendirinya. Winter menegang sejenak sebelum seorang satpam keluar.

"Oh, apakah kamu ini art yang baru?" Tanya satpam yang berusia sekitar lewat empat puluhan itu sambil menatap Winter. Sepertinya sang majikan sudah memberitahunya bahwa asisten rumah tangga yang baru adalah seorang gadis muda dan akan datang pagi ini.

Winter mengangguk menanggapi pertanyaan satpam itu. Sejujurnya, ia ingin melarikan diri sekarang juga tapi tidak mungkin ia melakukan semua itu karena ia tahu kalau papa tidak akan melepaskannya begitu saja. Winter mana mungkin membiarkan deck kesayangan akan menjadi abu nantinya.

"Mbak bisa masuk duluan. Pak Siwon nyuruh mbak buat nunggu di ruang tamu."

Winter mengangguk pada sang satpam yang begitu ramah. "Terima kasih, pak."

"Sama-sama, mbak."

Winter membalas senyuman satpam itu sebelum duduk menunggu pemilik rumah besar ini di ruang tamu seperti yang dinyatakan.

Saat itu juga, remaja berusia sekitar tujuh belas tahun berdiri di sisi lain tembok berhampiran tangga dan melihat seorang gadis yang kemungkinan beberapa tahun lebih tua darinya duduk di sofa di ruang tamu rumahnya.

Saat itu juga, remaja berusia sekitar tujuh belas tahun berdiri di sisi lain tembok berhampiran tangga dan melihat seorang gadis yang kemungkinan beberapa tahun lebih tua darinya duduk di sofa di ruang tamu rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Andy, ada apa?"

Jisung menoleh untuk melihat orang yang bertanya.

"Kenapa?" Ningning yang berpakaian lengkap dengan seragam SMA Grace menatap wajah acuh tak acuh sang kembar. "Lagi lihatin apa?"

 "Lagi lihatin apa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
It's Always Been You✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang