31

141 17 5
                                    

"INI Winter mana sih kok gak datang-datang?"

Anggota Thunder Clan yang lain hanya terkesiap mendengar pertanyaan itu. Mark menekan pelipis. Haechan memainkan bibirnya. Chenle dan Renjun terlihat berusaha untuk mengabaikan pertanyaan yang dilontarkan Sungchan.

Sungchan mengerutkan alis. "Ini kok gue ngerasa kalo cuma gue yang gak tahu Winter sebenarnya ke mana. Jangan bilang kalo..."

"Winter ke apartemen Jaemin." Mark memintas cepat. 

"Belum cukup ya dengan apa yang udah Jaemin lakukan padanya?" Sungchan dengan kasar melepaskan deck yang dipegangnya. "Kali ini Jaemin mau ngapain lagi? Mukul? Nendang? Winter kenapa sih kok gak kapok-kapok? Harus banget ia ke apartemen cowok brengsek itu?" Kakinya menghantam deck dengan marah yang menggebu dan lantas meluncurkan dirinya ke arah ramp dengan perasaan yang sulit untuk orang lain mengerti.

⭐⭐⭐

JAEMIN masih terbuai dalam ciuman lembut Winter. Ia membiarkan air matanya mengalir tanpa menghapusnya. Hatinya sudah berbagi saat itu. Pikirannya tidak dapat mencerna apa yang terjadi. Winter kenapa menciumnya?

"Minjeong." Jaemin memutuskan ciuman mereka. "Kenapa kamu ke sini? Aku gak suka ngelihat tukang boong kayak kamu. Tolong pergi dari sini." Jaemin berucap dengan datar sambil mengeratkan cengkeramannya pada kedua pundak Winter yang ia sendiri tidak sadar sejak kapan tangannya berada di situ. Dan jujur bukan itu sebenarnya yang Jaemin ingin ucapkan.

Winter yang berada di depannya hanya terdiam. Ia hanya membiarkan tatapan matanya menatap dada Jaemin yang kelihatan naik turun tak seperti biasa. Bahkan Winter bisa mendengar betapa berisiknya jantung Jaemin, sama seperti jantungnya saat ini.

"Minjeong!" Jaemin kembali memperkuat cengkeramannya di pundak Winter yang tidak memberikan reaksi apapun. "Cukup dengan semua yang terjadi ini."

"Aku suka sama kamu." Winter berusaha mengatur napasnya. Matanya dialihkan untuk menatap mata teduh milik Jaemin. "Aku suka... enggak, aku udah sayang sama kamu, Jaemin. Sayang aku ke kamu udah lebih dari sebatas rasa teman."

Jaemin mendengus mendengar pengakuan Winter yang begitu berani. "Keluar."

Winter jelas terkesiap begitu mendengar satu kata yang keluar dari mulut Jaemin. Ia bertekad menurunkan egonya semata-mata untuk mengungkapkan perasaan yang sebenarnya pada Jaemin
Tapi Jaemin malah tidak langsung berusaha untuk menerima bahkan memahaminya?

"Keluar!" Jaemin membentak Winter hingga pundak gadis itu terangkat.

Air mata Winter terus menetes. Ternyata ia salah menilai selama ini. Lantas celemek di tubuh ditanggalkan. Ia beranjak ke sofa menarik tas dan langsung berlari keluar dari apartemen Jaemin meninggalkan jaket yang masih tergeletak di lantai tepat di depan kaki Jaemin.

⭐⭐⭐

JENO memasuki tempat parkir apartemennya. Karina ada bersama. Tadi Winter sempat meminta Karina berbelanja bahan masakan dan makanan karena katanya Jaemin sedang tidak enak badan. Ia memarkir mobilnya di samping mobil Jaemin yang sudah seminggu tidak digunakan itu.

"Aku gak tahu apa yang terjadi ke Winter." Karina menggelengkan kepalanya mengingat tindakan yang diambil temannya yang satu itu. "Ia kayaknya melupakan begitu aja apa yang udah terjadi. Winter gak biasanya kayak gini."

"Maksud kamu apa, Rin?"

Karina membuka pintu mobil dan keluar. "Ia kayaknya benar-benar sayang sama Jaemin. Bahkan dengan Kak Jaehyun waktu itu, Winter gak gini kalo kamu mau tahu." Kantong belanjaan dikeluarkan dari bagasi mobil. "Winter itu lebih senang berdiam diri aja kalo melibatkan Kak Jaehyun tapi dengan Jaemin ini beda banget pokoknya." Kantong belanjaan diambil.

It's Always Been You✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang