25

175 21 5
                                    

MEJA makan akhir pekan itu sedikit riuh. Siwon juga ikut serta memandangkan ia sedang libur selama seminggu. Winter jadi membayangkan papanya juga. Ia kangen. Jisung masih saja mengganggu Ningning tentang Sion. Siwon hanya menggelengkan kepalanya. Seunghan sedang menunjukkan video di ponselnya pada Lami. Mereka berdua sibuk sendiri.

"Jisung, kakak kalian udah lama gak pulang?" Siwon menatap Jisung yang ada di depannya.

Jisung yang sedang menggoda sang kembaran kini menoleh ke arah papa. "Kayaknya udah seminggu. Kak Jaemin bilang ia sibuk kerkom."

"Papa akan ada di rumah sampai Selasa soalnya papa cuma libur seminggu." Siwon menatap wajah tenang Winter yang duduk di sebelah Lami. "Minjeong nanti pulang kembalinya Sabtu, iya kan?"

"Kok lama liburnya? Emangnya Kak Minjeong mau ke mana?" Kata-kata sang papa tidak digubris. Wajah Winter dipandangi dengan raut sedikit kesal oleh Jisung mendengar gadis itu akan libur lama.

Riak di wajah Winter tidak berubah. "Kakak libur soalnya mau lakukan sesuatu. Lagipula papa kakak juga libur sama kayak Om Siwon."

"Ini pasti mau ketemu pacar, iya enggak?" Ningning tiba-tiba bertanya dengan nada bercanda. Ia menyela cepat diiringi dengan senyuman menggoda.

Bulat mata Winter menatap Ningning. Tawa mereka pecah di meja makan.

"Vivi." Jisung menegur. "Emangnya lo pikir Kak Minjeong kayak lo ya yang hidupnya mau ketemu Sion terus."

"Ini dari tadi papa dengar nama Sion. Sion siapa? Pacar Ningning? Kok papa gak tahu kalo anak perempuan papa udah ada pacar aja. Udah gede ternyata kalian." Siwon merenungkan anak kembarnya itu bergantian.

Ningning menggelengkan kepalanya sambil menyilangkan kedua tangannya tanda tidak. Namun, pada waktu yang sama ia menendang kaki Jisung di bawah meja.

"Vivi Choi!!!"

⭐⭐⭐

JAEMIN mengembuskan napas panjang segera setelah panggilan berakhir.

"Ada apa?" Jeno bertanya sambil meletakkan kaleng minuman di depan Jaemin.

Jaemin menunjukkan ponselnya. "Papa nelepon gue. Papa minta gue untuk kembali ke rumah aja kalo gak sibuk soalnya papa cuma di rumah sampai Selasa. Ntar gak ada yang mau nengokin adek-adek gue."

Karina yang juga mendengarnya mengerutkan alis. "Loh, emangnya Winter ke mana?"

"Kata papa, Winter minta libur hingga Sabtu." Jaemin menjawab dengan tenang.

Jeno mengerti gejolak batin yang sedang dialami Jaemin saat ini. "Masih gak mau menemuinya lagi? Ini udah seminggu, man."

"Gue perhatikan kalo Winter udah banyak bengongnya sekarang kalo lagi kuliah." Karina terbayangkan pada temannya itu yang lebih banyak diam sekarang.

"Gue sendiri gak tahu. Gue jadi bingung sendiri mau ngelakuin apa setelah semuanya terbongkar. Mana Minjeong sendiri masih gak ngomong apa-apa. Kalo benaran ia marah, ya udah marah aja gue. Gue terima kok tapi ini ia diam terus. Anaknya sejenis silent treatment ternyata." Jaemin meraup wajah. Ia tidak tahu bagaimana ia harus menghadapi Winter. Saat tahu kenyataan Jaehyun sudah meninggal saja, Winter sampai jatuh sakit. Mungkin jika Winter melihat wajahnya yang sudah membohonginya selama lima tahun, apa reaksi gadis itu nanti? Lebih buruk lagi ketika selama ini Winter mengira kalau ia itu Jaehyun saking seringnya ia mengangkat panggilan gadis itu. Sulit bagi Jaemin untuk tidak memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi.

"Jaemin?"

Jaemin mengangkat wajah saat mendengar Karina memanggil namanya. Untuk sesaat ia terdiam.

"Sampai kapan lo mau kabur kayak gini?"

It's Always Been You✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang