24

150 19 1
                                    

HARI sudah berganti malam ketika Winter kembali ke rumah Siwon. Itu pun setelah dibujuk berkali-kali oleh Mark dan yang lainnya. Mereka tidak ingin memperkeruh suasana. Tawa keempat saudara sudah menarik perhatiannya ketika ia berada di depan pintu.

"Vi, festival di sekolah itu kan nanti tiga hari."

"Iya, emang kenapa?" Suara Ningning kedengran bertanya pada Jisung semula.

"Cuma nanya soalnya mau bareng anak cowok kelas juga nanti."

"Kak Jisung, ntar lihat-lihat kalo nanti tiga hari berterusan Kak Ningning ngedate bareng Kak Sion terus."

"Lami juga mau ikut Kak Jisung mergoki Kak Ningning."

"Dasar Seunghan, kamu mah cuma bawa pengaruh buruk ke Lami."

Winter membuka pintu sambil membawa langkah kaki untuk masuk meskipun perasaannya masih terbagi. Begitu ia masuk, berempat saudara itu menoleh ke arahnya. Apa yang mereka bicarakan sebelumnya sudah berhenti.

"Kak Minjeong, kakak kemana? Kenapa baru pulang? Kita semua khawatir kakak kenapa-kenapa." Ningning terus bertanya sambil berdiri dan langsung memusatkan pandangannya pada Winter.

"Kak Minjeong gak papa?" Suara kecil Lami bertanya sambil mendekati Winter dan menggenggam tangannya.

"Kak Minjeong udah makan?" Ningning bingung ketika Winter hanya menatap mereka dengan tatapan kosong tanpa berniat untuk menjawab. Wajahnya juga terlihat pucat. Kedua matanya terlihat bengkak. Apa kakak mereka ini sedang tidak enak badan?

"Kak Minjeong?" Seunghan memanggil saat Winter tampak tenggelam dalam lamunannya sendiri.

"Tubuh Kak Minjeong kok anget gini." Lami yang berada di dekat Winter menyentuh tapak tangan Winter hingga ke lengan memastikan suhu badan Winter.

"Yang benar???" Ningning terus mendekati Winter dan meletakkan telapak tangannya di dahi Winter. "Benaran anget."

"Kak Minjeong lagi gak enak badan?" Tanya Seunghan menunjukkan riak kekhawatiran di wajahnya. Ia menatap Jisung yang hanya diam sejak kemunculan Winter yang tiba-tiba.

Winter menggelengkan kepalanya. Ia memaksakan dirinya untuk tersenyum. Ia tidak ingin mereka berempat mengetahui masalah yang sedang ia hadapi. "Kak gak papa kok. Oh iya, Jisung, ini ponsel kamu. Maaf kakak telat soalnya tadi kakak ada kerkom."

"Terima kasih, Kak Minjeong. Ini benaran kakak gak papa?" Jisung mengambil ponsel yang dihulurkan Winter sekaligus merasai panasnya badan Winter saat kulit tangan mereka bersentuhan.

Winter menganggukkan kepalanya meyakinkan Jisung. "Benar, kakak baik-baik aja." Ia mengukir senyuman meski terasa hambar. "Seunghan, kakak mau bersih-bersih dulu ya. Nanti kakak naik ke kamar kamu."

"Kalo kakak lagi gak enak badan, gak papa. Aku bisa belajar lain waktu dengan kakak." Bukannya Seunghan tidak peduli kalau wajah Winter begitu pucat dan terlihat tidak baik-baik saja.

Winter sekali lagi menggelengkan kepalanya. Pagi tadi ia sudah berjanji dengan Seunghan untuk membantu anak itu mengerjakan peer dan belajar Matematika. Ia tidak ingin Seunghan menjadi mangsa karena terlalu mementingkan diri sendiri.

Seunghan dan Jisung saling berpandangan sekali lagi. Kalau kakak mereka yang satu ini sudah berkeras, memang mereka tidak bisa membantah. Lami juga menatap Ningning seolah ingin mencari tahu tindakan kakaknya saat melihat raut wajah asisten rumah tangga yang mereka cintai itu benar-benar pucat.

"Kakak mau mandi dulu."

Mereka berempat memiliki ekspresi khawatir yang sama di wajah masing-masing. Winter sudah berlalu ke kamarnya. Ningning meletakkan tangannya di pundak Lami memerhatikan langkah perlahan Winter. Seunghan hanya menggelengkan kepalanya.

It's Always Been You✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang