JAEMIN masih lagi mengulang video yang sama dari sejak ia mengetahui siapa Winter sebenarnya pada Jaehyun. Video di mana Jaehyun sedang mengajari Winter menaiki deck. Itu wajar soalnya kakaknya pemain skate dan anak klan. Jaemin tidak tahu banyak soal Winter karena kakaknya lebih sering bercerita ke mama mengenai gadis yang ia sukai itu. Katanya mereka bertemu di arena. Winter pasti sering menonton skate showdown dan bertemu dengan Jaehyun. Itu yang Jaemin pikirkan apalagi saat Winter terlihat bahagia dalam video tersebut walaupun tidak begitu jago menggunakan alat beroda itu. Tanpa disadari, ia mengukir senyuman. Winter terlihat berbeda dalam video ini. Mungkin gadis itu baru berusia lima belas atau enam belas tahun saat itu. Rambutnya hanya panjang sebahu dan pakaiannya seperti remaja yang lain yang baru puber. Winter benar-benar terlihat berbeda.
Sejak kakaknya meninggal dan ponsel ini berada di tangannya, Jaemin tidak pernah menyentuh atau mengutak-atik isinya kecuali untuk menerima telepon dari Special Season itu. Ternyata gadis istimewa itu ada di depan matanya selama ini. Video yang ia tonton sekarang adalah satu-satunya video yang masih tersimpan dengan indah di galeri selain foto-foto keluarga mereka. Dengan video ini, Jaemin dapat mengetahui bahwa Mark juga tahu mengenai kedekatan Jaehyun dan Winter memandangkan Mark adalah orang yang merekam video ini. Di akhir video, Jaehyun memanggil nama Mark dan mungkin kamera secara tidak sengaja menyorot ke arah Mark menunjukkan bahwa ia adalah orang yang merekam. Jaemin membuat asumsi kalau Jaehyun yang memperkenalkan Winter ke Mark disebabkan Mark adalah sahabat dekat Jaehyun. Disebabkan itu, pikirannya dengan cepat mencerna untuk menemukan kebenaran melalui Mark saat mengetahui kalau ternyata selama ini Special Season itu adalah Kim Minjeong.
"Choi Jaemin." Mark jelas terkejut melihat kehadiran Jaemin meskipun Jaemin sadar kalau Mark mungkin sudah mampu menduga kalau saat ini pasti akan tiba. Mark berjalan perlahan ke arah Jaemin yang sedang bersandar di mobil.
Jaemin mengukir sebuah senyuman hambar. Perlahan-lahan ia memerhati gerak-geri teman baik kepada kakaknya ini. Baru ia ingat kalau dulu Jaehyun pernah memperkenalkan mereka berdua. Hanya saja saat diperkenalkan ia masih berusia tiga belas tahun, jadi ia tidak terlalu ingat. "Kak Mark, gue seharusnya udah kenal lo sejak awal siapa lo sebenarnya." Jaemin terus berbicara ketika Mark mendekat. "Seharusnya gue udah bisa mengenali lo saat kita bertemu di Royal." Suaranya terdengar kesal sendiri. "Kak Jeje pasti kecewa berat soalnya gue gak kenal dengan teman dekat ia sendiri."
Mark terlihat menelan ludah saat mendengar nama Jaehyun terucap dari bibir Jaemin.
"Gue mau keseluruhan ceritanya, kak." Pinta Jaemin tanpa basa-basi.
Mark menghela napas panjang. "Ayo kita duduk di meja sana." Ia berhenti sejenak di tempatnya. Sudah waktunya buat Jaemin untuk mencari tahu tentang masa lalu kakaknya.
"Gimana Kak Mark bisa tahu soal kecelakaan itu?"
Kecelakaan, rasanya pahit ketika Mark mendengar fakta itu. Karena kecelakaan itu membuatkan ia kehilangan seorang teman dekat dalam sekejap mata.
Jaemin menghembuskan napas pelan sambil mengikuti langkah Mark. Mereka berdua duduk di kursi besi bercat putih yang menghadap ke kolam ikan.
"Winter gak tahu kalo Jaehyun udah meninggal." Mungkin bayangan Winter sedang bermain di pikiran Mark. "Hingga saat ini, Winter mengira kalo Jaehyun masih hidup."
"Gimana itu bisa terjadi?" Jaemin membulatkan matanya. Seolah tak percaya kalau Winter masih tidak mengetahui tentang kematian Jaehyun lima tahun yang lalu. Jadi, itu sebabnya Winter masih menghubungi sang kakak yang notabene dijawab olehnya.
"Soalnya ini adalah permintaan Jaehyun sendiri." Mark bersuara lirih.
"Ini aku makin gak ngerti, kak. Kenapa kalian berterusan menyembunyikan hal sebesar ini begitu lama?" Jaemin merenung lama ke arah Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Always Been You✔️
FanfictionWinter, gadis skater dari Thunder Clan yang serba bisa seperti mengalami mimpi buruk saat tiba-tiba diminta bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah keluarga teman kepada orang tuanya. "Kalau adek gak mau, papa akan bakar deck yang ditata indah...